6. Marked as a Heart Pair

5 5 1
                                    

Tandai jika menemukan typo.

Jangan lupa votenya guys!

Selamat membaca:')

.

..

...

Aletta menatap malas ke depan. Tangannya sedikit gemetar karena keantusiasan. Jantungnya berdetak lebih cepat, terutama ketika melihat senyumnya yang manis.

Dia tidak akan pernah menyangka akan sedekat ini dengan lelaki yang baru saja dia temui beberapa kali. Yap, dia adalah Mike.

Sedikit aneh memang. Mereka hanya bertabrakan sekali dan beberapa kali secara tak sengaja saling bersitatap di kafetaria. Sekarang, secara mengejutkan lelaki itu tersenyum manis didepannya.

"Ada apa?" tanya Aletta sambil menenangkan detak jantungnya. Dia menatap mata biru didepannya.

Aletta bisa melihat pupil matanya melebar sejenak, Mike jelas terkejut. Dia memiringkan kepalanya sambil bertanya dalam pikirannya, 'apa yang membuatnya terkejut?'

Mike terdiam. Dia jelas melihat kilatan merah dibalik mata biru itu. Melihat kebingungan dimata Aletta, dia memberi senyum kecil sambil tetap memperhatikan matanya.

Ups!

Saat Mike menggunakan 'mata' nya untuk memeriksa, dia menyeringai. Ternyata itu softlens. Dia menyembunyikan mata serupa permata merah dibalik penampilan softlens biru.

"Tidak ada. Aku hanya ingin menanyakan namamu." ujarnya datar menyembunyikan kegembiraan dalam nadanya.

Aletta berkedip aneh sambil mengerutkan keningnya, ada yang salah dengan niat ini. Mengapa dia perlu mengenalnya? Mereka tidak 'sedekat' itu.

Mike menangkap kecurigaan Aletta yang tersirat. "Aku melihatmu cukup dekat dengan Calvin. Dia mengatakan apakah Ms. Luvy memperbolehkan mahasiswa lain untuk ikut merayakan Halloween party di hutan" jelasnya lancar.

Jika Aletta sudah bisa membaca pikiran, dia pasti akan tahu bahwa Mike berbohong. Mike mengarangnya karena ingin mengenal Aletta, melibatkan Calvin yang tidak tahu apa-apa tentang itu.

Disisi lain kafetaria kampus, Calvin bersin tiga kali berturut-turut. Dia menggosok hidungnya sambil melirik sekitar. 'Siapa yang membicarakannya dibelakang?'

Mulut Aletta membulat, membuat 'O' panjang lalu mengangguk sedikit. "Aku Aletta. Ms. Luvy tidak membatasi mahasiswa yang ingin ikut. Tapi sejauh ini, selain mahasiswa jurusan ilmu folklor, tidak ada yang mau ikut."

"Mengapa?"

Aletta berdecak secara internal. Lelaki ini tampan tapi cukup menyebalkan. Dia seharusnya jelas tentang jawabannya. Siapa yang akan secara sukarela merayakan Halloween di hutan yang gelap?

"Pesta di hutan yang gelap tidak menarik bagi kebanyakan orang" ujarnya. Yah kecuali baginya. Setidaknya dia tidak perlu bertemu keramaian, bersulang dan kembali dengan keadaan mabuk.

Aletta melihatnya terdiam, dia mungkin sudah kehabisan bahan pembicaraan. Jam terus berjalan, dia akan tertinggal kelas Ms. Luvy jika terus begini.

"Aku akan ke kelas. Lebih baik kamu juga pergi." katanya lalu sedikit menyingkir dan berjalan meninggalkan Mike.

Mike meraih tangannya menghentikan, "Tolong katakan pada Ms. Luvy tentang itu"

Dengan anggukan, cengkraman tangan Mike dilepasnya pelan dan Aletta melanjutkan langkahnya.

Aletta memegang dadanya, jantungnya tidak berkompromi dengan baik tadi. Dia hampir tidak bisa menahan gejolak itu sehingga menampakkan raut wajah berseri, terutama ketika melihat senyumnya.

Aletta : Break the Black TongueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang