Tandai jika menemukan typo.
Jangan lupa votenya guys!
Selamat membaca:')
...
...
"Fuck! Bagaimana hewan mitologi sialan itu muncul?! Bukankah mereka sudah punah?!" umpat Calvin memandang Cuphacabra yang mati dengan tatapan mata gila dan ketakutan.
Max mengerutkan keningnya sementara Emma, Rin, Ms. Luvy dan mahasiswa lain pucat dan ketakutan. Masing-masing dari mereka bertanya hal yang sama seperti Calvin.
Bagaimana mereka muncul lagi?
Mike mundur, mengibaskan sedikit tangannya agar noda dari darah hitam Cuphacabra hilang. Alisnya mengerut jijik saat melihat tangannya yang lumayan gelap karena noda darah.
"Ini bukan akhir" kata Mike meletakkan dua belati ditangan Aletta lalu bersiaga lagi didepannya yang berdiri kokoh didepan teman-temannya dan Ms. Luvy.
Aletta menoleh dan menatapnya dalam. Dia memperhatikan mahasiswa lain yang terlihat ketakutan dan menjauh dari Mike dan mengerutkan keningnya dengan tidak senang.
"Jika kalian ingin mati, teruslah menjauh dan kalian akan diterkam hewan itu" peringatnya dengan tajam.
Peringatan tajamnya membuat mahasiswa itu berhenti menjauh dan berkumpul lagi lebih mendekat pada Aletta dan Mike.
Aletta memutar tubuhnya, menghadap ke arah teman-temannya dan Ms. Luvy. "Max, kamu dan Calvin menjaga Ms. Luvy, Emma dan Rin. Gunakan ini."
Dia melemparkan belati Mike pada Max dan Calvin. Tatapannya beralih pada sekelompok mahasiswa, "Gunakan apa saja untuk mempertahankan diri."
Geraman lain terdengar, kelihatannya kali ini Cuphacabra itu bahkan sangat banyak meskipun geraman itu tampaknya masih jauh.
Aletta tidak membuang waktu. Dia menggigit jarinya sampai mengeluarkan darah dan meneteskannya pada 'pedang' yang Lucifer berikan.
Dia membayangkan pedang panjang yang tajam nan tangguh dan mampu mengiris apapun dengan cepat dan mudah dalam pikirannya. Benda itu bersinar dan langsung berubah sesuai dengan gambaran dalam pikirannya.
Aletta tersentak lalu menyeringai dengan senang. Ayahnya memang luar biasa dan hebat.
Mike memandangi pedang ditangannya. "Pedang apa itu?" Pertanyaannya sama dengan pertanyaan dalam pikiran semua orang yang melihat dengan takjub pedang ditangan Aletta.
Aletta tersenyum, "Pedang yang hebat pastinya" candanya lalu memberi saran. "Akan lebih mudah kalau kamu dalam wujud aslimu."
Mike menatapnya dalam dan Aletta memberikan senyum tipis yang sarat makna. Bibir Mike melengkung dan dia melompat ke langit dengan kecepatan yang gila.
Dibawah sinar bulan, sayap angel hitam muncul dari dalam punggungnya. Suara robek kain bisa terdengar dan Mike mengepakkan sayap hitamnya perlahan. Dia terlihat angkuh dan luar biasa.
"Bagaimana.... Bagaimana ini mungkin?" seru Ms. Luvy terkejut.
Aletta menoleh dan menatapnya dengan senyum yang manis. "Terkadang, kamu secara halus harus mempercayai apa yang kamu pelajari"
Mike turun dengan hati-hati. Rentang sayapnya yang mencapai 5 meter membuat Aletta mengerutkan keningnya. "Ada apa?"
Kepala Aletta menggeleng pelan. Dia hanya penasaran dengan besar sayapnya nanti. Ketika dia memikirkan ini, rasa menyengat dari punggungnya terasa lagi dan semakin besar.
Mike memperhatikan perubahan rona wajah Aletta yang semakin pucat. Keringat dingin mengucur dan membasahi dahinya. "Kamu baik-baik saja?"
Rin memegang pundak Aletta, "Kamu sangat pucat, Aletta"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta : Break the Black Tongue
Fantasy|Fantasi| . .. ... "Bocah nakal itu tadi ada disana" "Kamu berbicara sendiri, Aletta" Aletta menatap Rin dengan mulut terbuka. Dia jelas melihat dan menyapa bocah dengan pakaian changshan itu. Tapi, mengapa Rin tidak melihatnya? . .. ... Aletta Lari...