Irene mematut dirinya di depan cermin, bersama dengan Jennie yang sibuk memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri."Gue pusing, bego!" keluh Irene sambil menghempaskan kedua tangan Jennie dari pundaknya.
Jennie mengabaikan kalimat protes Irene, mata kucingnya kembali meneliti penampilan Irene dari kaki hingga kepala. "Sisir kek rambut lu! Kayak gembel anjir. Makanya nyalon, jangan diem di apart mulu" ucap Jennie.
Apa katanya tadi? Rambut badai nan indah Irene dibilang seperti gembel? Jennie sialan.
"Ck, besok gue nyalon" jawab Irene singkat, malas berdebat dengan si cerewet Jennie.
Jennie mengambil sisir ungu kesayangan Irene lalu menyisir surai hitam sahabatnya itu.
"Aw, pelan-pelan. sakit oon!"
Jennie mendengus malas, lalu semakin menjambak rambut Irene hingga sahabatnya itu memukul lengannya keras.
Selesai, Irene yang tadinya seperti upik abu berubah menjadi cinderella berkat bantuan sang peri Jennie.
"Sayang, udah selesai?" Suara Jisoo terdengar bersamaan dengan pintu kamar Irene yang terbuka menampilkan cewek yang lain dan tak bukan kekasih Jennie.
"Done. Liat deh udah kayak cewek ter-urus kan?"
Jisoo mengangguk, lalu mengangkat kedua jempolnya. "Jennie terbaik!" pujinya disertai senyum malaikat yang mampu membuat para pria maupun gadis terguncang.
"Yaudah, kuy kita berangkat"
"Iya." Jennie merangkul pundak Irene, menuntun tubuh sahabatnya itu untuk beranjak pergi. Kalau tidak dijaga seperti ini, Irene bisa berubah pikiran dan kabur untuk membatalkan kencan buta ini.
.
.
.Irene keluar dari mobil milik Jisoo, bersamaan dengan sepasang kekasih itu, dan... Irene langsung menjadi sorotan banyak pasang mata. Hal itu tentu saja membuat Irene risih dan memilih jalan sambil mendukkan wajahnya.
Oh jadi ini si Seulgi? Boleh sih. Tapi sayang, Irene tidak tertarik. Eh, mungkin belum.
Seulgi memperhatikan Irene dari ujung kaki hingga ujung kepala, tanpa aba-aba, Seulgi menarik tangan kanan Jisoo, dan menyeret cewek itu menjauh dari Irene dan Jennie.
Jennie melotot kaget, kenapa pacarannya di bawa pergi. "Wei, mau kemana anjir?" Protesnya.
Seulgi tidak menjawab dan tetap membawa Jisoo ke sudut kafe. "Soo, lu gak salah milih cewek?" tanyanya dengan nada berbisik.
"Enggak, kenapa? Ada yang salah?" Jisoo menyeritkan alisnya bingung.
"Anjing, cantik banget. Sampe kaget gue"
Jisoo tertawa melihat wajah Seulgi yang begitu polos tetapi terlihat seperti orang idot di matanya.
"Jadi ragu nih gue deketinnya. Cantik banget, saingan gue pasti banyak"
/PLAK/
Jisoo memukul pundak Seulgi, "Lo gak punya saingan. Semuanya udah dia tolak mentah-mentah. Tinggal usaha aja lo kencengin, hatinya kayak batu soalnya."
"Serius lu gue gak punya saingan?"
"Engga anjir, udah ah balik. Keburu Irene bete nanti."
Seulgi mengangguk, ada sedikit perasaan lega saat mengetahui bahwa cewek cantik yang bernama Irene itu sudah menolak semua orang yang ingin mendekatinya.
.
.
."Seulgi."
"Irene."
Keduanya bersalaman, namun buru-buru Irene melepas tangannya dari tangan Seulgi. Risih tau dipegang-pegang walaupun hanya tangan. Kalau di pegang Wendy sih Irene gak papa, hehe.
"Gue tinggal ya? Mau cari kado buat adek gue" ucap Jennie sambil memberi kode mata pada Jisoo.
"Heum. Tapi ntar jemput gue ya?"
"Minta anter sama Seulgi aja lah" jawab Jisoo di sertai senyum manisnya.
Irene mendengus lalu mengangguk pasrah, hari ini lagi-lagi dia menjadi boneka yang dimainkan pasangan bantet itu.gg
Oke, Irene akan jadi gadis penurut untuk hari ini.
Irene dan Seulgi berhadapan di salah sayu meja dekat jendela yang menampilkan jalanan dengan lalu lintas yang padat.
"Kuliah Rene?" tanya Seulgi basa basi, canggung sih sebenarnya tapi dari pada diam-diaman.
"Hm"
"Jurusan apa?"
"Fashion desain."
"Wow, ga heran sih liat penampilan lu cantik gini."
Irene mendengus malas, tangan kanannya kini memangku wajahnya dan melirik Seulgi tanpa minat lalu kembali melihat keluar jendela.
Apa jalanan padat itu lebih menarik dari wajah ehem cool Seulgi?
"Jennie bilang-"
"Apa?" potong Irene dengan nada sarkasnya.
Seulgi sedikit terlonjak, cantik-cantik galak. "Gak, katanya lo sahabatnya paling berharga, jadi gue gak boleh nyakitin lo" Bohong, Jennie tidak pernah mengatakan kata-kata manis seperti itu.
"Heum"
"Bagi id line dong, Rene."
"Buat?"
"Ya kita chattingan, biar gampang juga kalau gue mau hubungin lo buat ngajak keluar."
"Irenecilia"
••••
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Kind • Seulrene
Fanfiction[ON GOING] In short, Seulgi is ✨ too kind ✨ for a stupid girl like Irene. bahasa ((campur)) • gxg area.