Ketika Tomura tidak mendapatimu dimana pun, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak merasa ketakutan. Berbagai macam pikiran buruk mulai menari-nari di kepalanya.
Kau mengiriminya pesan kalau kau pergi keluar untuk berbelanja bahan makanan, tapi sampai larut malam seperti ini kau belum pulang juga. Ponselmu juga tidak aktif, dan hal itu semakin memperburuk semuanya.
Leher Tomura yang terluka membuktikan kekhawatiran pria itu. Entah sudah berapa lama dia menggaruk lehernya untuk sekedar menghilangkan kecemasan.
Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padamu? Bagaimana jika ada penjahat lain yang menangkapmu karena tau bahwa kau adalah kelemahan baginya? Jika itu memang terjadi, Tomura bersumpah akan membunuh siapapun yang berani menyakitimu.
Mungkin ada baiknya jika dia menyuruh rekan-rekannya untuk membantu menemukan keberadaanmu 'kan? Mengangguk pada idenya sendiri, Tomura segera bergegas ke tempat persembunyian Liga.
Ketika dia tiba di ambang pintu masuk, telinganya samar-samar menangkap suara orang yang menjadi sumber dari ketakutannya saat ini.
Itu ... Suaramu 'kan?
Dan benar saja. Ketika Tomura melangkah lebih jauh, dia mendapati dirimu yang kini tengah dikelilingi oleh rekan-rekan penjahatnya.
"Ah, Tomura! Akhirnya kau datang juga! Kami sudah lama menunggumu tau! Tadi siang, aku bertemu [Name] di jalan, jadi yasudah aku ajak saja dia kemari."
Suara melengking Himiko berhasil membuat seluruh atensi Liga kini berpusat padanya, tak terkecuali dirimu.
Sebelum kau bisa menyapa Tomura, pria itu sudah menubrukmu dengan pelukan erat.
Tomura mengabaikan teriakan antusias Himiko atau pun dengusan dari Dabi. Dia terlalu mengkhawatirkanmu hingga terlalu bahagia ketika mengetahui bahwa kau baik-baik saja.
Meskipun kau benar-benar diculik, Tomura lega bahwa yang menculikmu ternyata adalah rekan-rekannya sendiri.