R : Ramen

2.3K 485 6
                                    

Sejak keluarganya meninggal ketika dia masih kecil, tidak pernah ada lagi yang memasak untuk Tomura. Junk food dan makanan cepat saji lainnya selalu menjadi alternatif untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Jadi ketika kau menawarinya untuk makan malam di tempatmu, tentu saja dia merasa senang. Yah, meski menunya hanyalah ramen instan. Tapi meski itu sangat biasa, jika yang memasaknya adalah orang yang disayangi tentu saja itu akan selalu menjadi istimewa 'kan?

"Maaf, hanya ini yang bisa kita makan. Aku lupa bahwa isi kulkasku kosong karena aku belum pergi belanja lagi." Ucapmu ketika kau meletakkan mangkuk berisi ramen panas di depannya.

"Aku tidak keberatan. Asalkan itu masakanmu, jika makanan itu rasanya seperti racun pun akan tetap aku makan."

Kau tertawa mendengar tanggapannya, "Memangnya kau mau makan racun?"

"Memangnya kau mau memberiku racun?"

"Tentu saja tidak!"

Tomura tidak menanggapi karena kini pria itu sibuk dengan ramen di depannya.

"Bagaimana rasanya?" Tanyamu ingin tau.

"Rasanya seperti ramen."

Kau memutar matamu malas, "Tentu saja. Itu kan memang ramen."

"Sudah tau kenapa bertanya? Cepat makan. Tidak baik berbicara ketika kau makan."

Tomura bisa mendengar kau mencibir sebelum melakukan hal yang sama dengannya. Dia tidak bohong dengan perkataannya barusan, karena rasa ramennya memang seperti ramen.

Lebih tepatnya, ramen terenak yang pernah dia makan sepanjang hidupnya.

N.S || SHIGARAKI TOMURA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang