"Sebenarnya untuk apa kau membuat sampah ini begitu banyak?"
Untuk kesekian kalinya, Tomura berucap kesal di tengah kegiatan kalian. Entah sudah berapa kertas lipat yang telah berubah menjadi abu akibat kekesalan yang pria itu rasakan.
Tomura akan selalu menjadi orang yang pemarah dan tidak sabar, maka dari itu kau hanya bisa mengahadapinya dengan kesabaran yang kau punya.
"Namanya origami, Tomura."
"Aku tidak peduli."
Kau mengehela napas mendengar tanggapannya, "Kau bisa berhenti membantuku jika kau mau." Ucapmu seraya terus melipat kertas origami dan membentuknya menyerupai burung bangau.
Tomura menggerutu tapi tidak menghentikan kegiatannya melipat kertas origami dengan sangat hati-hati agar kertas lipat itu tidak berubah menjadi abu di bawah sentuhan tangannya. Dia belum pernah membuat omong kosong ini sebelumnya. Berterima kasihlah padamu yang selalu mengenalkannya pada hal-hal yang tidak masuk akal bagi pria bermata merah itu.
Memangnya membuat origami adalah kegiatan yang tidak masuk akal? Jika kalian bertanya pada Tomura, maka dia akan menjawab YA! Tapi meski tidak masuk akal, jika hal itu mampu membuatmu senang Tomura akan berusaha melakukannya untukmu. Yah, meskipun diiringi dengan decakan dan gerutuan dalam prosesnya.
"Ini sudah banyak sekali 'kan? Berapa jumlah yang ingin kau buat sebenarnya?"
"1000."
"1000?!" Tomura membelalakkan matanya begitu mendengar jawabanmu, "Kau bercanda 'kan? 1000 burung origami akan sampai kapan kita membuatnya?"
"Ada mitos yang mengatakan kalau kau membuat 1000 bangau kertas, keinginanmu akan terkabul. Aku ingin membuat permohonan untukmu, Tomura."
Tomura sejenak terpaku menanggapi kata-katamu, "Untukku? Kenapa?" Tanyanya pelan. Iris delima pria itu tak lepas darimu yang kini balas menatapnya disertai senyum yang menghiasi bibirmu.
"Karena aku mencintaimu, Tomura. Aku ingin kau menjalani hidupmu dengan bahagia. Tanpa ada sedikitpun rasa benci dalam hatimu."