I : Insecure

2.3K 468 26
                                    

Tomura tidak pernah merasa begitu membenci bentuk fisiknya separah ini. Dia sadar bahwa wajahnya memang mengerikan akibat efek dari Quirk miliknya. Itu sangat pucat, dan juga kering.

Pria berhelai biru muda itu tidak pernah peduli pada tanggapan orang lain mengenai bentuk fisiknya. Bahkan ketika Dabi sering kali mengejeknya, dia benar-benar tidak peduli.

Tapi lain ceritanya jika itu berkaitan denganmu. Tomura tidak akan pernah merasa aman dengan keadaan fisiknya, meskipun berulang kali kau mengatakan bahwa dia tidak seburuk apa yang dia kira. Kau bahkan menyebutnya tampan. Tomura tidak bisa menahan dirinya untuk tidak merasa tersinggung ketika kau mengatakannya karena menganggap kau mungkin mengejeknya atau apa pun.

Sungguh, kau tidak keberatan sedikitpun akan keadaan fisik Tomura. Kau menerima pria itu apa adanya. Tidak peduli meski kenyataannya dia adalah penjahat paling berbahaya sekalipun.

Namun Tomura tetaplah Tomura. Pria itu akan selalu diliputi rasa tidak aman jika itu menyangkut dirimu.

Kau itu cantik. Kehidupanmu relatif normal untuk ukuran seorang warga sipil biasa. Sangat berbeda dengan Tomura yang menurutnya jelek dan memiliki kehidupan yang rumit.

Tomura ingin perasaan tidak mengenakkan ini segera menghilang, tapi bagaimana caranya?

"Sampai kapan kau akan memandangi dirimu sendiri seperti itu, Tomura?"

Tomura sedikit tersentak saat suaramu menyapa indra pendengarnya. Pria itu lalu berbalik dan mendapatimu kini tengah menatapnya di ambang pintu dengan tangan disilangkan.

Ah, dia lupa mengunci pintunya.

"Makan malamnya sudah siap." Kau berkata lagi saat tak mendapat respon apapun darinya. Perlahan tapi pasti, kau melangkahkan kakimu mendekatinya yang masih terpaku di dekat wastafel kamar mandi, "Kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

Tomura tak menjawab, pria itu malah menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapanmu.

"Tom-..."

"Aku baik-baik saja," potongnya cepat. Dia bahkan tidak memberimu kesempatan untuk menyelesaikan kalimatmu.

"Jangan bohong." Kau menyentuh wajahnya agar dia menatapmu, "Aku tau ada yang sedang mengganggu pikiranmu. Katakan ada apa, Tomura?"

Tomura menatapmu tanpa berkedip. Pria itu tidak berbohong jika ia mengatakan bahwa ia akan selalu terpikat pada kilau di matamu yang jernih.

"Kenapa?" Dia akhirnya berkata, "Kenapa kau memilihku? Aku bukan orang baik, [Name]. Kehidupanku rumit. Aku memiliki catatan kejahatan yang tidak sedikit. Bahkan aku tidak ... memiliki fisik yang bagus untuk dilihat." Suara Tomura memelan di akhir kalimatnya.

Sebelum Tomura bisa memproses apa yang terjadi, kau sudah memutar tubuhnya menghadap cermin dan tanpa aba-aba menyingkap untaian rambut di wajahnya hingga apa yang dibenci Tomura terpampang dengan nyata di depan pria itu.

"Kupikir aku sudah memberitahumu bahwa aku tidak peduli dengan semua itu. Mau penjahat atau pahlawan, bagiku tidak ada bedanya. Kalian tetap manusia di mataku. Lalu, ...." Jari-jarimu menyentuh bekas luka di wajah Tomura. Bekas luka yang terbentuk karena efek Quirk pria itu, "Aku juga tidak peduli dengan bentuk fisikmu. Kau berkata bahwa wajah ini tidak bagus untuk dilihat? Jangan bodoh. Kau tampan, Tomura. Kau akan selalu menjadi yang terindah di mataku."

Mendengar kalimatmu, Tomura hanya bisa terpaku. Dia bahkan tidak menyadari bahwa airmata sudah mengalir di wajahnya hingga membuatmu panik seketika.

"K-kenapa kau menangis?" Kau segera menyeka air matanya, "Apa ada kata-kataku yang menyinggungmu? Atau-...."

Kalimatmu seketika terputus oleh pelukan Tomura. Pria itu memelukmu erat namun hati-hati, "Terimakasih, [Name]," ucapnya di lekukan lehermu, "Terimakasih sudah mencintaiku di atas semua kekuranganku. Aku bersyukur. Sangat bersyukur bertemu denganmu di dunia yang memuakkan ini."

Sejenak kau terdiam sebelum membalas pelukannya diiringi senyum lembut yang menghiasi bibirmu, "Apapun untukmu, Tomura."

N.S || SHIGARAKI TOMURA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang