12. First Kiss

37 3 6
                                    

||BAGIAN KE DUA BELAS||

Terlihat biasa saja bukan berati tidak ada masalah, bukan berati juga sedang tidak apa-apa.

***
Selamat membaca
❤️

-NAZECTA-

Zecta membuka mulutnya lebar-lebar, kaget sekaligus merasa bersalah karena telah melukai orang yang salah. Siapa yang akan berfikir salah atau tidaknya disaat keadaan mendesak, ia melakukannya juga karena terdesak dan tidak ada yang disengaja.

Orang itu tersungkur dan terlihat kesakitan akibat tendangan yang diberikan Zecta kepadanya.

Zecta mencoba membantunya untuk berdiri, "Maaf."

"Gak papa," Cowok itu bangkit dan membersihkan badannya yang kotor akibat membentur aspal.

"Ngapain kesini malem-malem." Tanya Zecta.

Cowok itu berjalan lalu memeluk erat tubuh Zecta, "Boleh kangen kan?"

Hanya diam yang bisa dilakukan Zecta tanpa membalas pelukan cowok itu.

Masih dengan posisi yang sama cowok itu memeluk Zecta. "Masih pake seragam, baru pulang? jangan kaya gini lagi Ze gue gak suka."

"Gue laper, temenin makan." Sambungnya lagi dengan nada yang terdengar manja.

"Udah malem nanti dimarahin ibu." Elak Zecta, jujur hari ini ia sudah lelah dan ingin segera istirahat.

"Tadi udah minta izin kok sama calon mertua, dibolehin bawa pergi lo sebentar," Ujar cowok itu.

"Gue belum mandi."

"Tetep wangi jadi gak masalah, mau kan temenin gue makan diluar."

Zecta mencoba melepaskan kedua tangan itu dari pinggangnya namun eratan itu lebih kuat dari tenaganya, "Bima nanti ada yang ngeliat."

Bima tersenyum dengan bibir yang pucat. Bima sakit? itulah yang ada difikiran Zecta sekarang.

Jujur ada perasaan khawatir ketika melihat Bima yang berbeda kali ini, muka pucat pasi dan suara yang terdengar sedikit bergetar.

"Meluk lo bukan sebuah kesalahan kan? beri waktu satu menit buat gue terus meluk lo." Pinta Bima dengan manjanya.

Rasanya kali ini Bima ingin memeluk Zecta lebih lama, ia takut tak akan bisa memeluk Zecta lagi. Perasaan tidak bisa berbohong karena rasanya sangat menyesakan ketika berfikir seperti itu, bukan tidak mungkin hal-hal yang ia takutkan selama ini bisa saja terjadi kan?

"Ayok kita pergi sekarang." Ajak Zecta sembari melepaskan kedua tangan Bima dengan perlahan.

Setelah berfikir panjang Zecta memutuskan memenuhi permintaan Bima kali ini, Zecta merasa bahwa Bima sedang tidak baik-baik saja. Jadi, bolehkan kalau Zecta juga khawatir tentang keadaan Bima.

Bima menatap Zecta kemudian tersenyum manis. "Pergi sekarang?"

Zecta mengangguk, tidak jauh dari posisi mereka terdapat sebuah restoran jadi tidak masalah jika mereka harus berjalan berdua sambil menikmati momen yang mungkin menjadi sebuah kenangan kecil yang akan dirindukan nantinya.

Sesampainya mereka ditempat makan Bima memesan menu makan, setelah itu Bima menghampiri Zecta yang sudah duduk manis dimeja.

"Gue udah makan Bim, jadi lo aja yang makan."

NAZECTA [Who Are You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang