[ten - promise]

346 57 6
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hongjoong dan Seonghwa sedang berjalan-jalan ketika orang dengan bros kerajaan Killeon mendatangi mereka berdua, dan menyerahkan sebuah surat, lalu mereka langsung ditinggalkan. Seonghwa yang bingung itu hanya membuka suratnya, dan alangkah terkejutnya dia melihat tulisan yang sangat lama sudah tidak ia lihat. Tulisan ayahnya.


'My son, please meet me in the Marigold estate mansion, we will discuss something regarding our laws about the dragons, and also your coronation. Please bring your dragon friend too.

Best regards, your father, Chanyeol.'

(Translation: Anakku, tolong temui aku di mansion Marigold, kita akan membahas sesuatu tentang peraturan dan hukum untuk para naga, dan juga pelantikanmu sebagai raja. Tolong bawa teman nagamu juga.

Tertanda, ayahmu, Chanyeol.)



"Hah?" Seonghwa melihat surat itu dengan bingung. Ayahnya? Ingin dia datang bersama Hongjoong?

Sebenarnya mansion yang ditulis itu adalah tempat terdekat dari perbatasan Zenith dengan Killeon, sehingga mereka hanya perlu terbang 15 menit-an kalau terbang. Tidak jauh, sehingga kalau mau melarikan diri ke Sky Castle gampang.

"Hwa, itu apa?" Tanya Hongjoong karena ia melihat Seonghwa memandang surat itu lekat-lekat.

"Ayah minta aku bertemu di Marigold mansion. Kamu diminta ikut juga. Aduh gimana ya? Aku ngga pengen kamu kenapa-napa lagi soalnya..." Muka Seonghwa meringis, ia tidak bisa membayangkan Hongjoong terluka lagi.

"Aih gapapa Hwa, temuin aja. I can defend myself, and you too."

"Ugh fine."



Mereka kembali ke kastil tempat teman-teman mereka berada, untuk menginformasikan kepergian keduanya agar teman-temannya tidak khawatir. Surat itu ditinggalkan kepada Yeosang, sebagai bukti kalau mereka memang disuruh pergi ke tempat itu.

Hongjoong memakai baju paling sopan yang bisa ia temukan, kemeja putih dan celana hitam dari waktu itu, sementara Seonghwa memakai baju kerajaannya lagi—sebuah kemeja putih juga dengan luaran jaket beludru merah dengan hiasan emas, dan celana hitam.

"Kau terlihat cocok dengan baju itu Hwa. Kamu keliatan kayak pangeran beneran,"

"Emang selama ini ngga?"

"Hehe," Hongjoong hanya terkekeh meledek, lalu mencubit kedua pipi Seonghwa gemas. Lelaki yang dicubit itu hanya mengecup lembut bibir Hongjoong, lalu mengajaknya jalan keluar.

"Kamu tahu tempatnya dimana gak?" Tanya Hongjoong. "Iya, nanti aku arahin. Aku sering ngintip kesana dari sini. Kita bakal terbang, kalo jalan bisa 3-4 jam jalan dengan istirahat, dan 2 jam kalo buru-buru." Seonghwa mengehela nafasnya, ia sebenarnya belum siap menemui ayahnya—sama sekali.

𝘀𝗲𝘁 𝗳𝗶𝗿𝗲 𝘁𝗼 𝘁𝗵𝗲 𝗿𝗮𝗶𝗻-𝗷𝗼𝗼𝗻𝗴𝗵𝘄𝗮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang