[five - angel of death]

387 89 3
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"I present to you, Angel of Death and the Red Devil." Ucap salah satu penjaga itu. Seonghwa tidak mendengarnya, ia terlalu fokus mencari cara agar ia tidak membunuh mereka.

Kandang naga di belakang arena itu dibuka, dan ia samar-samar melihat sisik berwarna putih dan sisik berwarna merah menyala di kedua sisinya.

 Naga merah itu lebih dulu keluar, lalu mulai menyerangnya. Seonghwa yang tidak siap itu diterkam jatuh, dan dirinya hampir terbakar jika ia tidak mendengar kandang naga bersisik putih itu berbunyi seperti diseruduk. Naga putih itu tidak tahan, dan melelehkan kandang besi itu dengan plasmanya yang berwarna ungu.

"Seonghwa!"

Ketika saksi itu melihatnya, mereka mengira Seonghwa akan meninggal karena dimakan dua naga, tetapi mereka salah. Naga putih itu malah mengalihkan pandangan sang naga merah didepannya, memberi Seonghwa kesempatan untuk bernafas lagi dan melihat kedua naga didepannya bertarung sengit. Hongjoong?

"Hongjoong-" Dirinya melihat naga putih itu dengan sangat ganas melindunginya dari semua serangan naga merah. Tembakan demi tembakan api keluar dari mulut Hongjoong, mendorong naga merah itu balik ke kandangnya dan mendesis agar tidak keluar lagi.

"You okay?" Tanya suara yang sangat dikenalinya. "H-how?" Seonghwa bingung, kenapa Hongjoong bisa disini. Lelaki itu langsung memeluknya, dan mencium dahi naga itu. Ia tidak peduli apa yang ayahnya akan katakan padanya, karena sudah telat, ia telah jatuh cinta pada naga di depannya.

Ayahnya berteriak agar para penjaga itu membunuh Hongjoong, tetapi naga itu menyembunyikan Seonghwa di balik sayapnya dan membakar seluruh arena—termasuk semua penjaga dan raja yang kejam itu—walaupun Ayah Seonghwa telah kabur duluan. Seonghwa telah pingsan karena mengirup abu terlalu banyak, dan Hongjoong tidak tahu harus apa. Ketika Ayah Seonghwa melihat Hongjoong menggeram, ia malah takut untuk membunuh naga itu, karena anaknya ada di pelukan seekor naga.

"You have killed my people." Itulah yang ayah Seonghwa bisa katakan.

"So what? You tortured thousands of my kind. Killed them too, sold them off to traders, skinning us alive then use our skins for your robes.

Pelukannya semakin erat terhadap Seonghwa—dan ketika ia sadar bahwa lelaki dibawahnya itu semakin dangkal nafasnya, ia berusaha untuk membangunkannya dengan menyenggol muka Seonghwa memakai moncongnya. Hongjoong membuat bunyi-bunyi yang memelas, berharap Seonghwa akan bangun.

"Seonghwa, c'mon wake up," Sang raja itu meninggalkan mereka sendirian, ia tak tahan melihat seekor naga yang sangat melindungi manusianya. Ayahnya sebenarnya juga ingin kehidupan damai seperti itu, tetapi ia telah terbutakan oleh amarah dan keangkuhan untuk memaafkan para naga yang pernah membakar setengah dari wilayahnya dulu, dan membunuh keluarganya.

Hongjoong membawanya pergi ke luar arena, lalu terbang selama 6 jam nonstop dengan sangat cepat ke tempat dulu pertama kali Seonghwa menemukannya. Disana ia membuat sebuah api unggun, lalu mencari ikan agar mereka bisa makan.



Sang naga putih itu berubah menjadi bentuk manusianya setelah 5 tahun bersembunyi dibalik sisiknya, dan inilah pertama kalinya ia percaya bahwa dengan Seonghwa ia tidak akan disakiti sama sekali. Hongjoong tiduran di rumput tinggi yang empuk, lalu menutup matanya sebentar agar dirinya tidak terlalu lelah saat bangun.

Ketika Hongjoong membuka matanya, ia sadar bahwa ia telah tertidur cukup untuk mendapatkan energinya kembali, tetapi bulan telah berada tepat diatas kepalanya dan Seonghwa masih juga tertidur. Ia merasa beruntung karena tidak dikejar, lalu duduk untuk membakar ikan—agar saat Seonghwa bangun mereka bisa makan.

Hongjoong juga berjalan-jalan, membiasakan kakinya lagi, dan meregangkan badannya sambil mengingat-ingat bela diri yang dulu ia belajar saat bertarung. Tendangan demi tendangan ia layangkan, dan sekarang ia telah yakin bahwa Hongjoong yang dulu telah balik.

"It's good to be back," Katanya lalu merebahkan dirinya lagi menghadap bulan purnama. Mata birunya kadang memandang Seonghwa, tetapi lama-lama ia malas karena ia pikir Seonghwa juga tidak akan bangun dalam waktu dekat.




Dia salah. Seonghwa telah terbangun mendengar suara nyanyiannya. Ia sedang bersenandung sambil keliling-keliling, mengingat apa yang dulu teman sekandangnya sering nyanyikan di bahasa asing.

"Joongie?" Panggil Seonghwa, dan Hongjoong langsung berlari menghampirinya. "Apa aku sudah meninggal?" Lelaki itu tidak percaya dengan apa yang matanya lihat. Seorang pemuda berambut keriting dan berwarna putih, baju putih dan mata biru—ia terlihat seperti malaikat yang akan membawanya ke surga. "Kau belum meninggal, Seonghwa." Oh Seonghwa merindukan suara itu. Hongjoongnya telah kembali.

"Hongjoong. K-kau kenapa disini?" Seonghwa bingung. Bukankah seharusnya Hongjoong ditangkap oleh para penjaga itu karena telah melindunginya? "Ayahmu menangkapku saat aku jalan-jalan di dekat perbatasan, karena dulu aku terkenal didalam ring dengan sebutan Angel of Death. Saat aku melihatmu diterkam, aku t-tidak tahan melihatmu sakit, jadi aku kabur kesini membawamu," Hongjoong memalingkan mukanya yang memerah.

"Kamu Angel of Death? Hah? Sumpah? Kukira kau bukan naga asli...aku pernah menontonmu bertarung sekali—dan...dan kau kuat sekali—tidak ada naga lain yang bisa secepatmu dulu," Sekarang mata Seonghwa berbinar, ia sangat kagum akan Hongjoong. 

Dan mukanya, muka itu sama seperti yang Seonghwa telah pikirkan—lebih elok bahkan, dan ia benar-benar telah melihat mimpinya sekarang. 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝘀𝗲𝘁 𝗳𝗶𝗿𝗲 𝘁𝗼 𝘁𝗵𝗲 𝗿𝗮𝗶𝗻-𝗷𝗼𝗼𝗻𝗴𝗵𝘄𝗮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang