[twelve - two souls intertwined]

561 62 7
                                        


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melakukannya, ternyata lebih repot daripada yang Seonghwa bayangkan. Hongjoong harus menumbuk sisiknya hingga halus, mencampurnya dengan minyak, lalu baru nanti dioleskan ke badan Seonghwa.

Yeosang yang mendengar ini langsung membuka jurnalnya untuk naga agar mereka tidak salah melakukannya. Ternyata harus ada orang ketiga, seperti semacam perantara mereka berdua—seperti semacam pendeta—agar prosesi mereka berjalan dengan lancar.


Mereka akan melakukannya di tengah malam, dimana sinar bulan sedang terang-terangnya dan kekuatan sihir sedang dalam puncaknya. Dan ketika Yeosang memberi tahunya apa yang kira-kira akan terjadi, Seonghwa hanya bisa terdiam mematung, tidak tahu harus menjawab apa.

Malam itu datang lebih cepat daripada yang mereka bertiga kira. Yap, habis ini mereka akan melakukannya.



"Kamu siap?" Tanya Seonghwa. "Hei, semestinya aku yang nanya itu ke kamu Hwa, kamu siap gak?" Seonghwa hanya mengangguk pelan, walaupun dirinya masih ragu—ini seperti menikah dini dengan pacarmu, walaupun dirinya memang sudah stabil.

"Kak, buka baju kalian, celananya gak usah." Mereka sekarang tengah berdiri di taman tengah, atap kacanya telah dibuka karena sebentar lagi musim dingin—agar saljunya tidak membebani atap dan memecahkannya. Terang bulan menyinari pundak dan rambut putih Hongjoong, membuat Seonghwa menatapnya dengan sangat terperangah. Lelaki itu juga sadar akan sebuah tato kecil di bawah pusar Hongjoong, sebuah tato tanda rasi bintang scorpio, lalu ketika naga itu membalikkan badannya, ia melihat ada tato besar bertuliskan 'Angel of Death' di punggungnya. Badan Hongjoong kecil, tetapi jangan salah, badan kecil itu sangat cepat dan kencang, dan tidak untuk dipermainkan.

Ketika Hongjoong melihat Seonghwa, yang pertama kali ia lakukan hanyalah menganga. Otot perutnya sangat terlihat, kulitnya bersih dari tanda lahir atau apapun itu—kecuali untuk beberapa bekas luka, dan tangannya tipikal tangan seorang pemanah handal—sangat berotot juga. Di tengkuknya ada sebuah tato kecil bertuliskan 'Mars', dewa perang Roma, cocok dengan karakter Seonghwa yang berapi-api dan berkomitmen tinggi.


"Udah liat-liatannya?" Tanya Yeosang dengan sarkas. Keduanya langsung cepat-cepat mengangguk, walaupun agak malu.

"Ayo berdiri dalam lingkaran," Ucap Yeosang. Lingkaran yang dimaksud itu juga adalah sebuah parit kosong yang telah dibuat sehari sebelumnya, dan sudah Hongjoong bakar di pinggirannya. Ketika kaki mereka masuk, Seonghwa merasa ada perbedaan temperatur, didalam lingkaran itu sangat hangat dibandingkan udara musim gugur yang dingin.

Sebuah mangkuk berisi tumbukan sisik Hongjoong dicampur dengan minyak diberikan pada naga itu. Hongjoong mulai mengoleskannya ke dahinya, membuat garis dari tengah sampai ke ujung dari batang hidungnya. Ia juga melakukan yang sama pada Seonghwa, sehingga mereka mempunyai tanda putih yang sama.

𝘀𝗲𝘁 𝗳𝗶𝗿𝗲 𝘁𝗼 𝘁𝗵𝗲 𝗿𝗮𝗶𝗻-𝗷𝗼𝗼𝗻𝗴𝗵𝘄𝗮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang