"Kenapa?" Suara yang hampir sama beratnya dengan suara Kesa itu berucap datar.
Si empu juga memperlihatkan raut datar, seperti biasanya. Kesa melihat dari atas kebawah.
Yosi tidak memakai dasi, baju seragam dikeluarkan dari celana, dan celana bagian bawah yang ditekuk. Untuk yang terakhir cukup membuat ketegangan Kesa berkurang karena merasa gemas.
"Maksud abang apa?"
"Lu, kenapa?" Rasanya ingin Kesa menonjok seseorang sekarang, yang pasti bukan lelaki pucat di depannya.
"Bang Yosi kalo ngomong gak jelas, gua permisi" Tadi dihalangi oleh tangan. Sekarang ia dikukung oleh pemuda yang lebih pendek darinya itu didinding. Dan pasti Kesa semakin kebingungan.
"Lu beda" Ucap Yosi yang kini menatap mata Kesa dengan lekat.
Debaran mengesalkan itu muncul. Kesa meraup mukanya dengan kasar lalu berucap, "G-gua nggak beda, udahlah minggir bang"
Bukannya minggir, Yosi malah semakin menyempitkan kukungannya terhadap lelaki yang lebih besar.
"Kalo ada masalah bilang, jangan disembunyiin. Kita bisa denger semua keluhan lu kok" Ucapnya.Kesa bingung. Jadi, Yosi menganggapnya punya masalah keluarga atau semacamnya? Ah, setidaknya dia bisa mendengar pujaan hati berbicara sepanjang itu hanya untuknya, ingat! Hanya untuknya. Hatinya menghangat.
"Enggak bang, udah ya. Bel nya udah mau bunyi. Byeee" Kesa mendorong Yosi sedikit lalu beranjak pergi dengan mood yang sangat bagus. Bahkan dia berjalan menuju kelasnya dengan terus menampakkan senyum kotaknya kepada siswa- siswi maupun guru yang ia lewati.
----
Kau tau? Beberapa hari ini disekolah seakan menjadi siksaan untuk Kesa. Karena Yosi yang notabenenya orang yang disukainya sekarang terus- terusan menatapnya.
Bahkan saat mata Yosi tertangkap badah oleh Kesa sedang menatapnya, Yosi tak ada perubahan sama sekali, tetap menatap Kesa dengan ekspresinya yang datar namun jiga teduh.
Lebih parahnya hari ini saat ia mencoba membolos ke dengan alasan sakit. Dan bbom! Dibelakangnya Yosi membuntutinya menuju UKS. Oh dan ya, mereka canggung sekarang. Apalagi saat Bu Sinta--penjaga UKS pergi dikarenakan rapat bertujuan memperbesar ruang UKS.
"Gua tau lu kenapa" Ucap Yosi tiba- tiba, memecah keheningan diantara mereka. Juga membuat degupan Kesa bertambah cepat.
"A-apa maksudnya bang?" Kesa menggenggam sprei ranjangnya dengan erat. Sedangkan Yosi yang berada di ranjang disamping kirinya masih menatap saja belum memberi jawaban apapun.
"Gua... gua-- nggak tau. Makanya kalo ada apa- apa tuh cerita. Sini cerita ke gua, gua siap denger kok" Kesa menghela napas lega. Syukurlah jika sang pujaan hati belum mengetahui perasaan gilanya.
"Nggak ada bang. Dan makasih udah nyoba nanya. Tapi serius, gua nggak papa" Senyum kotak Kesa tunjukkan untuk meyakinkan yang lebih tua.
----
"Anjing! Kesa, kontrol diri lu! Jangan gini dong!" Satu minggu berlalu sejak kejadian di UKS. Dan hari ini malah bertambah buruk.
Kalian tau mengapa? Hari ini Yosi Raga Denanda yang dikenal dingin telah tersenyum. Senyum indah yang pertama kali dilihat oleh teman- teman geng-nya. Dan itu karena Hero--Hero Januka yang notabenenya teman terdekat Yosi sejak pindah disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL Oneshoot 📍 YAOI
NouvellesRate : T - M Bahasa : Baku / Nonbaku Oneshoot / Twoshoot 💡Project With @lemonade3027💡 Enjoy