7 - Siapa Dia?

785 117 11
                                    

Jangan jadi sider ya:)
Aku mikir, ngetik, publish part di lapak ini
Bukan hanya untuk dibaca
Tapi juga minta votment!

***

Pagi ini Aqeela berangkat ke sekolah diantar Gibran. Aqeela dipapah Gibran sampai di depan ruang ujiannya.

"Lo yakin nanti bisa jalan kalo gak pake tongkat gini?" Tanya Gibran tidak yakin dengan keputusan Aqeela yang kesekolah tidak membawa tongkat penyangga nya.

"Yakin. Gue udah gapapa kok. Lo pulang aja sana!" Usir Aqeela dan langsung masuk kelas. Gibran pun langsung berbalik arah berjalan menuju mobilnya dan dia tidak pulang melainkan ke rumah sakit.

Hari ini Gibran ingin ke rumah sakit untuk sekedar bertemu kangen dengan teman lamanya dan mempelajari apa saja yang ada di rumah sakit tersebut.

"Loh, Qeela kok lo gak pake tongkat? Emang kaki lo udah sembuh?" Tanya Zahra yang baru masuk dan langsung menyejajarkan langkahnya memapah Aqeela.

"Gue udah gapapa kok." Jawabnya santai. Mereka pun duduk di meja ujian masing-masing dan membuka bukunya kembali mengulang yang sudah dipelajari kemarin sambil menunggu pengawasnya datang.

🌠🌠🌠

Rassya tersenyum bangga karena ia tidak se-ruangan dengan si perusuh, Aqeela. Ia berada diruang 20 bersama Rey, Ratu, Sandrinna, dan Saskia.

Sedangkan Kiesha berada di ruang 12 bersama dengan Jefan. Emiliano diruang 7 dan Gema diruang 8.

Jam 7 tepat bel sudah berbunyi. Para siswa SMP Tunas Bangsa langsung masuk ke ruangan masing-masing yang telah ditentukan. Pengawas juga memasuki ruangan ujian sesuai tugasnya.

Terdapat dua pengawas di setiap ruangan. Selagi pengawas membagikan lembar soal dan lembar jawaban, pengawas yang satunya membacakan tata tertib pengerjaan soal ujiannya.

Kebetulan Pak Joko bertugas mengawasi ruang 12 yaitu ruangannya Kiesha dan Jefan.

"Baik, berikut bapak akan bacakan tata tertib yang harus kalian taati selama ujian berlangsung." Ujar Pak Joko sedikit menjeda pembicaraannya.

"Yang pertama, baca doa sebelum dan sesudah mengerjakan. Kedua, baca soal dengan cermat dan teliti. Apabila ada soal yang cacat segera tukarkan kepada pengawas."

"Pak!" Panggil Kiesha dengan mengangkat tangan kanannya.

"Iya, Kiesha? Ada apa?" Ucap Pak Joko.

"Kalo soalnya cacat dibawa ke rumah sakit lah, Pak. Masa ditukar?" Ujar Kiesha dengan wajah tak berdosanya.

"Kiesha, ini ujian ya. Jangan main-main!" Tegas Pak Joko. Seluruh siswa di ruang 12 pun tertawa mendengar penuturan Kiesha yang tidak sesuai keadaan.

"Eh, iya Pak maaf. Saya kan cuma bercanda biar gak tegang nanti pas ngerjainnya." Ujar Kiesha pelan dan menunduk.

"Haha, kak Kiesha ada-ada aja deh! Kalo kak Kiesha bawa soalnya ke rumah sakit terus bilang kalo soalnya cacat yang ada kakak disangka gila sama dokternya!" Tawa adik kelas Kiesha yang duduk berdampingan dengan Kiesha. Kiesha pun hanya melirik adik kelas tersebut sambil nyengir.

"Baik, soal sudah dibagikan, silahkan kerjakan dalam waktu 2 jam dimulai dari, sekarang!" Ujar pengawas.

Semua siswa dibuat kaget dan tercengang begitu melihat lembar soal yang ada dihadapan mereka. Hari pertama, jam pertama, begitu sakral dan keramat karena saat ini mata pelajaran yang diujikan adalah matematika.

🌠SYAQEEL🌠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang