7 - unfold memories

92 14 4
                                    

(Maaf sebelum membaca, warning some sensitive content such as eating disorder).

-
Yuri berlari kalang kabut setelah menutup pintu flatnya dengan tenang. Tujuannya adalah kamar mandi.

Tak memakan waktu lama untuk sampai pada tujuan, Yuri langsung berjongkok di depan kloset duduk. Ia memuntahkan seluruh isi perutnya, tak terkecuali memasukkan jari telunjuk menekan titik mual beberapa kali hingga ia kembali muntah.

Setelah beberapa menit dan dirasa perutnya sudah kembali kosong, Yuri beralih ke wastafel untuk berkumur.
"Bulimia sialan" Yuri mengumpat kala manik matanya menatap pantulan bayangan dirinya pada cermin.

-

Ujian akhir yang telah usai membuat kantin lebih ramai siang ini, dan Yuri sangat tidak suka. Jessica tak mengetahui jika sesuatu sedang digenggam sangat erat di dalam kepalan tangan Yuri. Meskipun dengan keadaan ramai dan bising kantin, kedua gadis tersebut berhasil mendapat tempat duduk langganan mereka.

Yuri hanya menatap Jessica yang sedang berbicara jauh lebih cepat dari biasanya.
"Iya kan Yul?" Tanya Jessica tiba-tiba pada gadis yang hanya menatapnya datar lalu meneguk air mineralnya alih-alih menjawab.
"Aku bahkan tak sempat dengar kau bicara apa" jawab Yuri setelah meletakkan botol minumnya.

Jessica mengaga tak percaya mendengar jawaban tak acuh dari temannya itu. Ia merubah wajahnya menunjukkan bahwa ia kesal setengah mati. Baginya hari ini Yuri sangat keterlaluan dengan watak apatisnya.
"Apa?!" Jessica semakin dibuat kesal ketika sang gadis kini malah menghela napas.
"Kau bicara dengan sangat cepat, makanya aku tak bisa menyimak" jelas Yuri sebelum Jessica sempat membuka bibirnya lagi.
Mulut Jessica yang sudah hendak berucap kini terkatup kembali.

Keduanya tak bersuara dan tak saling menatap, Jessica lebih memilih menunduk dan Yuri baru tersadar akan hal tak beres setelah perubahan drastis mimik muka gadis cantik di hadapannya.
"Yuri-ya" panggil Jessica menatap dalam atensi temannya itu.
"Aku boleh ya menginap di tempatmu" pinta Jessica meruntuhkan seluruh dinding pertahanan atas perasaannya.

Untungnya meja yang menjadi tempat mereka berada jauh di ujung sulit terdeteksi, membuat keyakinan tak ada yang melihat wajah yang sedang Jessica tampilkan sekarang. Yuri heran sekaligus panik kepalang, ia tak pernah seumur hidup menghadapi situasi yang disebutnya 'menjadi tempat pelarian teman'. Sebab kiranya Jessica juga bukan tipe seperti itu.

Tapi tetap saja, Jessica adalah temannya dan peran Yuri sedang sangat dibutuhkan makanya sang gadis menjawab "Baiklah" dengan mantap.

-

Pernyataan tak ada manusia yang sempurna itu benar adanya. Yuri pikir sebelumnya hal tersebut pengecualian untuk Jessica. Siapa sangka Jessica Jung juga punya masalah keluarga.

Seharusnya Yuri tak mengungkit masalah pribadi teman, tapi otaknya tak bisa berhenti memikirkan semua kalimat dari luapan air mata gadis cantik yang hidup bak negeri dogeng tersebut hingga dini hari tadi. Yuri tak bisa tidur setelah menjadi baby sitter dadakan temannya yang sudah dewasa itu.

Pikirannya masih berkabut atas paralelisme dari apa yang sedang Jessica hadapi dengan dirinya ketika berusia 6 tahun. Tak ada kalimat 'sudah terlalu dewasa' untuk menghadapi retaknya rumah tangga yang berujung perpisahan kedua orang tua.

Tetapi ada beberapa kesalahan yang dibuat Jessica karena terlalu gegabah dalam menghadapi masalah. Dosa terbesar sang gadis bagi Yuri adalah meninggalkan adiknya dirumah sendirian. Padahal bisa saja sekarang Soojung, adik Jessica, sedang menjadi audience solo episode terbaru dari perkelahian lisan kedua orang tua mereka.

serenityWhere stories live. Discover now