1

6.2K 390 19
                                    

Perlahan mata cantik nan lentik itu terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk. Dengan tatapan yang bingung disertai pemikiran yang berkecamuk. Matanya tak henti menelisik.

Deg

Dimana ia? Dan tempat apa ini?

Terakhir yang ia ingat, ia mengalami kecelakaan lalu mobilnya terjun ke jembatan setelah itu ia tak mengingat apapun. Kenapa bisa ia ada ditempat seperti ini?

Disekeliling kamar yang Airin tempati ternyata sangat kuno sekali. Walaupun dengan ukiran yang terlihat khas kuno, tapi tetap elegan dan mewah.

Brak

Tiba-tiba pintu didobrak kencang oleh seseorang berpakaian seperti hanfu.

"Syukurlah tuan putri sudah sadar, terimakasih Dewa." Ucapnya dengan terharu.

Airin yang bingung pun hanya melihatnya dengan tatapan aneh sembari menelisik pakaian perempuan itu dari atas sampai bawah. Yang membuat perempuan itu terlihat takut-takut.

"Tuan putri?" Panggil perempuan itu ragu.

Eh, sebentar! Pakaian nya terlihat seperti hanfu China kuno yang ada di drama. Tidak mungkin kan ia sedang syuting drama?

"Ini dimana? Kita lagi syuting drama kerajaan kah?" Pertanyaan aneh menurut perempuan itu.

"Mak..sud tuan putri apa?" Matanya yang mengerjap polos bingung akan ucapan Airin.

"Ini dimana bodoh!" Sentak Airin yang membuat perempuan itu terkejut.

Perempuan tadi itu segera bersujud meminta maaf "Ma-maaf tuan putri. Tuan putri ada di Paviliun Awan milik tuan putri."

Airin yang melihat perempuan itu pun sangat terkejut. Baru kali ini ada yang bersujud di bawah kaki nya.

"Ehh..kenapa anda bersujud? Bangunlah! Santai saja saya tidak gila hormat."

Namun tapi pasti. Perempuan itu berdiri dengan ragu. Bagaimana tidak! Tuan putri nya ini adalah seorang yang berprilaku sombong, kasar dan selalu semena mena terhadap manusia yang derajatnya lebih rendah darinya berbicara baik seperti itu?

"Ma-maaf tu-tuan putri" Cicitnya menundukkan kepalanya.

Airin menghela nafas panjang "Sini duduk disamping saya! Terus kamu ceritakan tentang diri saya!"

Sekali lagi. Perempuan itu terkejut akan sikap tuan putri nya ini.

Apa kepalanya terlalu keras terbentur batu? Batin perempuan itu.

"Mo-hon ampun tu-tuan putri hamba tidak berani" Ucapnya takut-takut.

Namun bukan Airin namanya yang pemaksa dan keras kepala. Tangan perempuan itu ditarik lalu diduduki tepat di samping Airin.

"Diam! Dan jelaskan!" Titah Airin tegas. Tapi sejujurnya ia sudah sangat penasaran alias kepo.

Lalu mengalir lah cerita tentang dirinya yang membuat dirinya ikutan meradang mendengar nya.

Kenapa perilaku dia sangat buruk? Kata si perempuan tadi kalau Airin itu berperilaku sombong dan selalu semena mena terhadap manusia yang kastanya lebih rendah darinya. Tak ayal, ia juga sering melakukan kekerasan bila ada kesalahan sedikit saja dari para pelayannya. Hukum cambuk dan di pukuli hingga pingsan. Ckckck! Sungguh kejam sekali dia.

"Nggak gitu juga dong anjir! Siapa si yang bikin skenario gue kaya gitu, huh?!" Teriak Airin marah.

Miris amat anjir gue dapet peran yang begitu. Batin Airin meringis.

Perempuan itu pun semakin bingung dan heran. Apakah...Tuan putri nya lupa ingatan? Kalau iya, ia akan merasa sedih dan kasihan. Walaupun ia selalu mendapatkan hukuman karna melakukan kesalahan yang tak seharusnya diberi hukuman melukai fisik. Tapi apapun yang terjadi ia akan selalu bersama tuan nya seumur hidup. Karna sewaktu kecil ia sudah bersumpah kepada Mendiang Permaisuri dahulu..Ibu kandung Li Fen Mei untuk selalu menjaga Li Fen Mei hingga nyawa taruhannya.

Transmigrasi : LI FEN MEI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang