17

116 5 1
                                    

HAPPY READING

"Anjrit! Rasanya gue mau toxic Mulu. Ini orang orang kenapa pada lebay banget si tibang gue mau pergi ke desa doang heboh banget sampe dua puluh prajurit." Keluh Airin mencak mencak di depan gerbang utama istana.

"Bawel lo. Nurut aja anjir. Kan enak babu nya semakin banyak" Seru Aldo.

Airin hanya berdecak malas walaupun seperti itu ia tetap menyetujui perkataan dari Aldo. "Yaudah buruan naik ke kereta." Ucap Airin lalu ia menaiki kereta mewah khas kerajaan Li. Di kereta terdapat Airin, Aldo dan Pangeran Wenhua.

Selama diperjalanan Airin dan Aldo tak henti hentinya berdebat mendebat kan hal yang menurut Pangeran Wenhua sepele.

"Bisa tidak kalian berdua diam?" Ucap Pangeran Wenhua yang sudah kepalang pusing melihat mereka apalagi bahasa mereka terdengar aneh di dengar nya.

Airin dan Aldo yang di tegor seperti itu tidak mendengar dan tetap berdebat.

"Anjir kan gue bilang sama lo jamet, kalo di desa itu kita ngebantuin bukan nyari jodoh!" Seru Airin yang terlihat sangat kesal dengan Aldo.

"Gue nggak nyari. Tapi siapa si yang nggak kepincut sama pesona gue?" Kata Aldo dengan tampang narsisnya membuat Airin merasa mual.

"Banyak gaya lo jamet!"

"Nanta~" Perkataan Aldo terpotong akan ucapan dari Pangeran Wenhua.

"Sudah cukup! Kita sudah sampai." Ucapnya lalu ia turun dari kereta diikuti Airin dan Aldo.

"Ini desanya, Wen'ge? Umm, agak suram yachh" Celetuk Airin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini desanya, Wen'ge? Umm, agak suram yachh" Celetuk Airin.

Aldo membenarkan ucapan Airin. Ia juga merasa desa ini suram, untung saja ada bunga yang mempercantik desanya dan tak terlalu begitu suram.

"Selamat datang di desa ini Pangeran dan Tuan Putri." Sambut kepala desa ramah.

Pangeran Wenhua hanya mengangguk "Apakah disini ada penginapan?" Tanyanya.

"Ada Pangeran, tak jauh dari sini dan penginapan itu sudah saya siapkan khusus untuk anggota kerajaan. Mari ikuti saya!" Lalu mereka pergi menuju penginapannya.

•,•

Pagi hari ini Airin sudah disibukkan dengan kegiatan gotong royong antar warga desa. Padahal Pangeran Wenhua sudah memperingatkan nya bahwa ia tak usah turun tangan untuk mengotori dirinya. Tapi Airin tetap tak mau mendengarkan dan memilih terjun langsung ke lokasi.

"Bapak bapak dan ibu ibu mohon pengertiannya. Disini saya mau memberi tahukan penyebab tanaman kalian mati." Ujar Airin dengan suara yang sedikit keras agar bisa di dengar warga.

Transmigrasi : LI FEN MEI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang