6

2.9K 265 6
                                    

HAPPY READING

Saat ini Airin dan Lo Jingmi sedang makan. Lebih tepatnya makan larut malam. Mereka bangun tidur langsung saja makan, karena cacing yang ada diperutnya sangat berisik meminta untuk segera diisi.

"Gue keluar dari istana dari kapan si, Mi? Disini kan gue udah masuk 5 hari. Berarti...kalau di dunia berapa?" Tanya Airin sembari memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"1 hari sama aja 1 jam di dunia Lo. Kalau disini 5 hari berarti~"

Brak

Gebrakan meja dari Lo Jingmi membuat Airin tersedak "Lo belum pulang anjir. Pasti keluarga Lo nyariin. Aduhhh, bisa mati gue dibakar hidup hidup sama kakak dan ayah Lo yang monster itu!" Cicit Lo Jingmi.

Airin tersentak kaget. Astaga! Ia lupa pulang. Pasti di istana heboh karna Tuan Putri Li Fen Mei hilang.

Airin ingin keluar dari ruang angkasa tapi ditahan oleh Lo Jingmi "Kalau Lo keluar dari ruang angkasa. Pasti nanti Lo muncul di rumah bordil lagi. Dan sekarang udah tengah malam, pasti rumah bordil ramai"

Disaat Airin masuk ke ruang angkasa, disaat itu juga ketika ia ingin keluar akan muncul ditempat awal dimana ia masuk ke ruang angkasa.

Apa yang diucapkan oleh Lo Jingmi benar juga. Lantas, Airin harus gimana dong? Seketika Airin kembali duduk dengan bahu yang lesu. Ia tak boleh membuat Ayah dan kakak nya khawatir.

Lo Jingmi mendesah pelan "Hahh, Lo kan udah kuat. Lo juga bisa teleportasi. Tahu nggak caranya?"

Airin menggelengkan kepalanya. Lagi-lagi Lo Jingmi berusaha sabar menghadapi tuan nya yang terlihat menyedihkan "Pusatkan pikiran lo ketempat yang mau lo tuju. Cepat!"

Segera Airin berdiri dan memusatkan pikirannya dengan fokus. Kalau ia salah tujuan, bisa-bisa si Mimi membuangnya ke rumah bordil lagi.

Hap

Berhasil. Airin sudah berada dikediamannya. Ia lantas keluar untuk mencari dayang Nuan. Terlihat semua prajurit dan para pelayan sangat ramai dikediamannya. Seakan ada acara perkumpulan para prajurit.

"Permisi. Em, lihat dayang Nuan tidak?" Tanya Airin pada salah satu prajurit.

Prajurit itu terkejut akan kedatangan Airin. Ini sudah menjelang tengah malam, dan Airin sudah ada. Akhirnya...nyawa mereka selamat.

"Aa-ampun tuan putri. Tuan putri baik baik saja?" Bukannya menjawab, prajurit itu malah menanyakan keadaan Airin.

"Aku baik baik saja. Cepat! Katakan dimana dayang Nuan!"

"Hamba--hamba tidak melihat dayang Nuan, tuan putri"

Dengan kesal Airin pergi ke istana utama. Di sana ternyata seperti kapal pecah. Kaca jendela pecah dan meja terbelah dua. Banyak darah dan potongan tubuh dimana-mana. Siapa yang membantai mereka semua?

Ketika Airin masuk. Kakinya tak sengaja menginjak pecahan kaca hingga banyaknya darah dari lukanya. Ia lupa pakai sandal karena saking terburu-buru nya keluar dari ruang angkasa. Ia tak peduli. Yang ia ingin tahu kenapa istana utama seperti ini.

"Ayah...Huan'ge...Wen'ge. Ada apa ini? Kenapa banyak mayat?" Tanya Airin membuat semua orang yang ada di istana utama menoleh kearah Airin.

(Aku singkat ya jadi Huan'ge atau Gege biar g panjang)

"Kamu dari mana saja, Meimei? Kamu tidak apa apa kan? Siapa yang menculik mu?"

"Astaga! Kaki mu terluka, Meimei."

"Akan ku bunuh dia yang telah melukai mu!"

Pertanyaan dari mulut mereka bertiga yang sangat terlihat khawatir. Aura dari mereka semakin kuat ketika melihat Airin terluka di kakinya hingga mengeluarkan banyak darah.

Transmigrasi : LI FEN MEI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang