8

2.7K 279 25
                                    

HAPPY READING

"Mampus, rasain! Makannya kalau punya mulut itu dijaga. Jangan asal ngomong!" Ucap Airin dengan santai setelah menampar wajah sang Lord.

Walaupun ia merasakan aura yang menekan dari pria bertopeng didepannya ini. Tapi ia tahan, ia tak boleh lemah. Mentang-mentang ia lagi diculik, ia jadi lemah dan penakut.

Lalu ia duduk santai dengan tangan yang bersedekap dada dan wajah yang diangkat seakan menantang.

Sang Lord hanya terdiam diperlakukan seperti itu. Entah kenapa, ia--ia sangat bahagia. Tanpa sadar ia tersenyum lebar membuat Airin terpana.

"Kau sangat kasar sekali, My Queen." Ucap Lord sangat pelan diakhir kalimat, bahkan seperi angin lewat.

•,•

Di Pasar keadaan semakin kacau. Para rampok sudah beberapa ada yang mati, itu juga karena Pangeran Huanran. Untung Meimei nya tidak terluka. Eh--tunggu. Astaga! Meimei nya kemana?!

"MEIMEI...KAMU DIMANA?!" Teriak Pangeran Huanran cemas. Ia mencari ke sana kemari dengan sesekali menangkis pukulan para rampok. Sudah 10 menit ia mencari namun hasilnya nihil.

Dengan kesal ia membuka cadarnya dan mengeluarkan setengah kekuatannya. Membuat para rampok dan rakyat terdiam merasakan aura kuat yang membunuh.

"Karna kalian...para sampah! Meimei, Benwang menghilang!" Setelah mereka mendengar ucapan Pangeran Huanran, mereka tersadar bahwa salah satu monster Kerajaan Li sedang marah dengan aura yang sangat menyeramkan.

Para rampok pun merasakan takut, tapi segera mereka tepis pikiran nya itu, karena mereka banyak serta kekuatan nya tinggi dan dengan percaya diri pasti mereka akan menang melawan pangeran mahkota Huanran.

Sring

Blash

Sring

Blash

Sring

Dengan keahlian pedang Pangeran Huanran, itu sangat memudahkan membantai para rampok yang tidak berguna. Ia tebas semua kepala perampok dan mencincang tubuh mereka, setelah itu ia bakar dengan sadis.

Ketua dari rampok yang melihat anak buahnya dibantai habis-habisan pun ingin melarikan diri, tapi sayangnya ajal sudah ada didepan mata tidak bisa dihindarkan.

"Am..pun pang..pangeran" Ucapnya terbata-bata sembari bersujud. Pangeran Huanran yang sudah kehilangan akal pun segera menebas kepalanya dengan sadis dan mengeluarkan jantung dari tubuhnya yang masih yang berdetak, lalu dibakar.

"Arghh! Sial. Kalau saja aku tidak mengiyakan ajakan, Meimei. Pasti..pasti ia masih ada di sampingku" Lirihnya lalu pergi ke istana meminta bantuan.

Brak

"Brengsek! Cepat cari Meimei ku. Kalau tidak ketemu..kepala kalian yang menjadi gantinya!" Murka Pangeran Wenhua.

"Cari markas para perampok keparat itu. Habiskan semua dan jangan sampai tersisa!" Para prajurit dan penjaga bayangan pergi meninggalkan istana tanpa pamit, karena takut nyawanya hanya sejengkal.

"Kenapa kamu mengajak Fen'er keluar? Hanya karna tugas kamu yang banyak, kamu melampiaskan nya kepada adikmu untuk jalan jalan? Sungguh bodoh!" Ucap Kaisar tajam.

Kenapa anak pertamanya itu sangat bodoh? Itu sudah menjadi tugas ia sebagai calon kaisar. Wajar saja perkejaan nya sangat banyak, itu juga baru calon kaisar bukan menjadi kaisar sesungguhnya.

Pangeran Huanran hanya terdiam menunduk. Ia mengaku salah, ia bodoh. Ia tak berguna malah membuat Meimei nya menghilang kembali. Dengan perasaan yang bersalah ia pergi menghilang begitu saja untuk mencari Meimei nya, kalau perlu ke ujung dunia.

Transmigrasi : LI FEN MEI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang