4

3.3K 282 10
                                    

HAPPY READING

"Dia siapa si? Tampan-tampan judes." Gerutu Airin sedari tadi dan berbagai macam umpatan yang ia lontarkan.

Lo Jingmi yang tadinya tertawa terbahak bahak berdeham pelan menetralkan ketawanya "Dia...entahlah. Yang gue rasa, aura dia beda"

"Awas aja! Kalau dia ketemu gue. Gue tonjok muka nya yang sok tampan itu!" Desis Airin membara.

Lo Jingmi mendelik "Dihh...cantik lo?"

"Cantik!"

"Dahla gue mau shopping!"

Airin mengelilingi aneka toko yang ia masuki dan untung saja ia memiliki koin emas sekantong. karna Li Fen Mei dulu sering nabung. Ah ralat, tanpa cuma-cuma Ayah dan Gege nya memberikan uang untuknya.

Dari toko Senjata, perhiasan dan pakaian. Jangan lupa, kedai makanan nomor satu. Banyaknya barang belanjaan Airin hingga membuat Lo Jingmi merenggut kesal.

Bagaimana tidak? Semua belanjaan Airin ditaruh sembarangan di ruang angkasa. Berhubung Lo Jingmi sedang dalam Mode baik, yasudah sesuka hati tuannya saja mau melakukan seperti apa.

Airin masih asik mengelilingi toko-toko hingga paling ujung dan tempat nya terlihat sepi. Aneh. Satu kata yang terlintas di otak Airin. Tempatnya bersih terawat, tapi sedikit...aneh! iya aneh. Aura yang ada ditempat itu berbeda. Entahlah, Airin juga tak tahu. Seperti ada magnet kuat yang menarik nya untung datang ke toko itu.

"Sepi banget si, Mi?" Tanya Airin sembari celingak-celinguk.

"Ini toko nya antik Rin. Coba aja deh masuk. Gue penasaran sama aura nya kaya beda gitu"

Dengan tekad yang kuat. Airin memasuki Toko itu dengan tanang. Walaupun di hatinya sudah merapalkan doa. Udah kaya mau ketemu hantu aja!

"Permisi Paket" Ucap Airin dengan cengengesan tak jelas.

Lo Jingmi yang mendengar nya pun hanya memutar matanya malas.

Keluar lah seorang pria paruh baya berjanggut panjang warna putih, dengan raut mukanya yang sangat tenang. Tapi, aura yang terpancar dari tubuhnya menandakan bahwa ia bukan orang biasa.

"Permisi, Kek. Emm, kenapa toko kakek terlihat sepi?" Tanya Airin tanpa dosa.

Emang boleh sesopan itu nanya begitu? Batin Lo Jingmi frustasi.

Kakek tua itu tidak membalas perkataan Airin hanya diam saja dan menatap Airin dengan lekat.

Airin yang merasa bersalah akan perkataan nya pun segera meminta maaf. Tapi bukan dijawab, kakek itu malah berbicara aneh.

"Kau kembali." Dua kata yang mampu membuat Airin mengernyit bingung.

"Maksudnya?"

"Ahh, silahkan duduk!"

Airin duduk diseberang meja sang kakek tua tadi dan tersedia secangkir teh "Maksud kakek apa ya? Saya tidak mengerti. Coba kasih tahu saya. Siapa tahu saya mengerti hehe" Ucap Airin cengengesan.

Benean nggak ngerti lagi gue sama jalan pikirannya. Batin Lo Jingmi pasrah.

"Kau tidak berubah."

Airin mengernyitkan keningnya kesal. Ia sudah sangat penasaran, tapi si kakek tua ini malah menjawab yang tidak nyambung.

"Aduhh, Kek! Saya nggak paham sama ucapan Kakek. Jangan buat saya pusing dadakan, Kek. Itu nggak baik buat otak saya yang suka ngebug."

Kakek tua itu hanya tersenyum kecil melihat tingkah Airin.

"Kamu akan tahu sendiri selagi kamu mengikuti alurnya dengan baik."

Transmigrasi : LI FEN MEI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang