Wanita yang tengah kesal karena sudah setengah jam lamanya berdiri didepan pintu kamar bercat putih milik putrinya itu menggeram marah karena pemilik kamar itu tidak kunjung membukakan pintunya.
"Areya kalo kamu gak buka pintunya mama kawinin kamu besok!" Teriak Sarah, ibu dari Areya.
Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka menampilkan seorang gadis dengan penampilan yang acak-acakan dan muka bantalnya.
"Apaansih mah ancamannya gitu terus" decak Areya sambil menguap.
"Mama serius kalo kamu kayak gini terus" ujar Sarah.
"Iya-iya ah bawel"
"APA?"
"bercanda mah" cengir Areya mengangkat jari tengah dan telunjuknya berbentuk huruf V.
"Cepet mandi terus bantuin mama ngurus taman belakang"
Saat Areya akan memprotes, Sarah sudah menyelanya terlebih dahulu.
"Mama gakmau tanaman-tanaman mama dipegang orang lain" Sarah sudah tahu betul isi protesan anaknya itu.
Pasti Areya akan memrotes 'kenapa gak suruh bibi aja sih yang ngurus?".
Sarah tidak ingin tanaman-tanaman mahalnya dipegang oleh orang lain. Lagipula inikan hari Minggu, apa salahnya jika Areya membantunya. Toh kerjaannya hanya rebahan dan ngemil saja.
Setengah jam berlalu, Areya menyusul mamanya yang tengah berkutat dengan tanah dan air serta tanaman-tanaman yang Areya sama sekali tidak mengerti.
"Kamu kasih pupuk tanaman yang itu" suruh Sarah pada Areya.
Areya bergegas melaksanakan apa yang mamanya perintahkan.
Mata Areya melotot tidak percaya, dari baunya saja bisa ia tebak bahwa itu adalah kotoran. Tai kambing.
"Mama masa nyuruh aku pegang gitu sih" muka Areya memerah menahan bau tidak sedap itu.
"Emangnya kenapa?"
"Mah itu tai kambing. Jijik banget mama pake pupuk kayak gitu. Kenapa gak beli ajasih mah jorok banget"
Masa iya tanaman mahal dipupuk pake kotoran. Cibir Areya dalam hati.
"Mama males beli, mama minta dari tetangga katanya bagus"
"Tetep aja mah, jijik, hoekkk" Areya hampir muntah mencium bau kotoran kambing tersebut. Terlebih bentuknya yang bulat dan hitam.
"Lebay banget sih kamu, kalo udah nikah gimana? Jangan jijik-an jadi orang. Mau anaknya banyak?"
"Ish mah" kesal Areya. Mamanya kuno sekali masih menganut kepercayaan itu.
"Mana bisa gara-gara jijik-an anaknya jadi banyak"
"Bisalah"
"Sotau banget mamah"
"Mau buktiin?" Tantang Sarah.
"Sok" balas Areya.
"Ok, besok mama nikahin kamu sama anak temen mama"
"Ok siap" jawab Areya tanpa sadar.
"Deal" seru Sarah girang.
"Eh mah apaan tadi?" Tanya Areya yang merasa janggal.
"Kamu nikah"
Mata Areya melotot. "Astaga mah".
"Apa?" Tanya Sarah yang sedang menyiram tanaman.
"Becanda mama gak lucu"
"Mama serius".
"Mamah ih" kesal Areya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENAS
Teen Fiction"Jadi dia gadisnya" gumam Nasif sambil tersenyum sangat tipis. Langsung baca aja ya! Lebih bagus baca "My Young Girl" dulu.