34 - Melepaskan

204 34 1
                                    

Setelah Sejeong naik ke atas menuju kamarnya, dia meminta Sunhwa untuk membiarkan dia sendiri di kamarnya, Sunhwa menurut dan meninggalkan Sejeong untuk berada di kamarnya. Masih ingat jelas di benak Sejeong bagaimana pertemuan pertama kali dia dengan Sana.

"Oke aku baik-baik saja, aku tidak ada apa-apanya dengan ini." Sejeong meyakinkan pikiran dan hatinya bahwa tidak masalah dengan kehadiran Sana.

Sejeong mencoba tersenyum, nyatanya yang terlihat senyum getir di wajahnya. Sejeong mengacak rambutnya frustasi kecewa dengan hatinya karena bermain terlalu jauh hingga dia merasa sakit hati seperti ini. Sejeong mencoba merilekskan kembali saraf-saraf otak dan hatinya sebelum bertemu dengan Seungwoo dan Sana.

***

Seungwoo meninggalkan Sana sendirian di ruang tamu, Seungwoo menuju ke arah dapur untuk minum.

"Seungwoo kemarilah." Panggil Sunhwa noona.

Seungwoo pun mengikuti langkah noona nya menuju ruang keluarga dan disana sudah ada nyonya Han yang duduk manis menunggu kehadiran Seungwoo.

Nyonya Han membuka suara terlebih dahulu, "Seungwoo kenapa kau bawa dia kemari?"

"Eomma aku hanya ingin mengajak dia makan malam bersama keluarga kita." Seungwoo masih berdiri tidak ikut duduk dengan noona dan nyonya Han.

"Astaga tuhanku, apa kau lupa hm?" Nyonya Han frustasi dengan kelakuan anak lelakinya.

"Kau sudah menikah, dan sekarang kau membawa seorang wanita kemari." Nyonya Han menekankan per kata dalam ucapannya.

"Menikah? Lagi pula pernikahan itu hanya keluarga saja yang tahu dan belum terdaftar dalam negara." Jawab Seungwoo enteng.

"Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Sejeong?" kali ini Sunhwa membuka suara.

"Noona, apa Sejeong menyukaiku? Pernikahan ini hanya sebatas perjanjian keluarga."

"Tapi meskipun begitu seharusnya kau tidak membawa dia ke rumah, setelah permasalahan berita dating kemarin sudah membuat kami pusing, dan sekarang kau membawa dia kemari." Sunhwa mulai emosi.

"Eomma dan Noona tidak perlu urus campur kehidupan aku, bukankah kalian sudah berjanji jika aku menikah maka kalian tidak akan mengurusi hidup aku lagi." Seungwoo pergi meninggalkan eomma dan noona nya yang masih duduk mematung karena ucapan Seungwoo yang sangat menohok.

"Astaga anak itu sepertinya tekanan darahku naik karena dia." Eomma meletakkan tangannya di kepala tanda kepalanya yang pusing dengan kelakuan anaknya.

***

Sejeong mengalihkan hal yang membuat pikiran dia frustasi dengan mengecek kembali kelengkapan sebelum dia internsip ke rumah sakit. Tapi pikirannya tidak bisa fokus.

Tok.. Tok..

Ketukan pintu membuat dia bangkit dan membukanya, terlihat Seungwoo yang berdiri dari balik pintu, tanpa disuruh tiba-tiba Seungwoo masuk. Sejeong kaget dengan tingkah Seungwoo.

"Tutup pintunya." Seungwoo memerintah lalu dia duduk di sofa, Sejeong menurut dan menutup pintu kamarnya.

"Ada yang ingin aku bicarakan dirimu." Ucap Seungwoo selanjutnya, Sejeong ikut duduk di sofa namun membagi jarak di antara mereka.

'Tidak ada angin tidak ada hujan kenapa tiba-tiba sekali anak ini' ucap Sejeong dalam hati.

"Cepat katakan!" Sergah Sejeong.

"Aku sebentar lagi akan melakukan tour di negara asia."

"Selamat, semoga sukses."

"Selain itu, aku mau bilang tentang berita kemarin, dan memang berita itu benar adanya."

Me after you (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang