the closest to the heart

105 21 1
                                    

.

Aoyama suka pada Sanada, cewek teman sekelas dari klub prakarya. Di masa SMP tahun ketiga, kursinya tepat sebelah gadis itu; Sanada duduk di pinggir jendela, jadi Aoyama suka pura-pura melamun keluar menatap langit, padahal matanya diam-diam melihat Sanada. Pantulan kaca sang gadis terbingkai bersama pohon rimbun di luar, menghijau dan memerah dan rontok bersamaan dengan musim, matang bersamaandengan perasaan Aoyama.

Begitu matang hingga di hari kelulusan, Aoyama nekad. Ia bermaksud memberikan gadis itu kancing nomor tiga, yang paling dekat dari hati. Teman-temannya menertawakan, tapi Aoyama yakin gadis setradisional Sanada akan menganggap pengakuan cintanya romantis!

Hanya saja, di hari kelulusan Aoyama sempat meninggalkan gakurannya sebentar di dalam kelas-- dan begitu ia kembali untuk mengambil kancing nomor tiga, benda itu sudah raib.

Hari kelulusan pun berakhir tanpa peristiwa ataupun pengakuan cinta. Aoyama tidak lagi bertemu dengan Sanada sampai reuni SMP mereka, dua puluh tahun kemudian.

Meski pada saat itu ia kesal, tapi setelah waktu berlalu dan gadis-gadis lain mampir menggantikan Sanada, kekesalan itu jadi masa lalu yang mereka tertawakan ramai-ramai di reuni. Sanada sudah menikah, namun gadis manapun akan tersipu mendengar ia disukai seorang lelaki.

Kancing yang hilang itu masih jadi misteri. Meski sempat penasaran, tapi Aoyama tidak mempermasalahkannya-- malah di masa bujangannya yang datar, ada khayalan manis akan seorang gadis  yang diam-diam suka padanya. Karena Aoyama sang pemuda hanya menengok ke arah Sanada, ia bayangkan gadis itu menculik kancing ketiganya sebagai kenang-kenangan.

Ketika obrolan selesai dan mereka berpencar di aula acara reuni, salah satu teman Aoyama menghampiri, ia punya perkiraan akan siapa si penculik kancing.

"Pelakunya mungkin Ueno."

Aoyama tersedak sake. Ueno adalah pemuda pemalu dan tak menonjol yang hanya muncul sekelebat dalam masa SMPnya. Ia duduk di kursi sebelah Aoyama, di sisi lain. Kursi mereka bersebelahan dan mungkin pernah ada obrolan dua tiga kali, tapi kenapa Ueno?

"Aoyama, ingat kalau aku duduk di belakangmu, kan?"

"Ingat."

"Kau selalu menatap kanan,  melamun keluar jendela. Tapi dari belakang sih, kelihatan jelas kalau kamu sebenarnya memperhatikan Sanada." Temannya merenung jauh, mengingat masa lalu. "Ueno juga sama. Ia selalu menatap ke kanan, pura-pura melihat ke jendela padahal bukan."

Almost Love, But Not Quite [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang