I tried to be busy on purpose
Because even when I pretend I’m fine
When I was alone
I thought of you too much
Oh noTanganku bergerak mematikan radio yang dinyalakan rekan kerjaku. Ia tidak tanggung jawab sekali menyalakan radio saat ia sendiri akan pulang. Lagipula, apa-apaan lagu ini? Sedang menyindirku ya?
Aku mengerling jam tanganku. Sudah pukul sepuluh malam. Rasanya diriku sudah tidak tahan lagi melihat deretan pekerjaan yang harus kuselesaikan. Lebih baik mengerjakan di kamar saja, batinku seraya mengangkat tasku dan beberapa file pekerjaan yang baru kukerjakan setengahnya, kemudian melengang keluar kantor nyaman ini.
mama
baik-baik kan di sana?Senyum merekah di wajahku. Aku mengetikkan balasan "iya" dan disusul oleh pertanyaan "mama udah makan belum?" yang kuketikkan beberapa detik setelahnya.
mama
sip
udah dong
santai aja, rileks ajaDan kata "oke" selalu bisa menjadi jalan keluarku. Aku... tidak bisa rileks, Ma, untuk hal-hal berkaitan dengan uang.
─────
jinendra
beli pensil alis di cinambo
neng geulis, udah bobo?Dahiku mengernyit. Padahal kemarin katanya ia sibuk dengan tugas videografinya sampai-sampai membalas chatku yang kemarin pun tak sempat. Yah, aku hanya mengingatkan untuk istirahat sih.
fan
blm
masih ada kerjaanAku mengetuk tombol kirim dan melanjutkan kegiatan mengetikku. Akhir-akhir ini memang aku lebih sering lembur di kamar kos. Toh, bekerja sampai malam sekali di sana tidak menjamin dihargai oleh senior-senior yang menyebalkan. Ya sudah, lebih baik aku duduk di kasur tanpa aturan, pakai baju seadanya, dengan kopi di tangan, dan rambut diikat asal.
jinendra
ayo vidcall
:(Aku mendecih, merasa benci dengan diriku sendiri ketika aku tidak dapat menolak permintaannya terutama jika emot cemberut andalannya sudah ia kirimkan padaku. Jinendra...
fan
yAku mengulurkan tangan untuk mengambil kaos oblongku lalu memakainya untuk melapisi tanktopku.
"Kenapa Ji?" tanyaku saat aku dan dirinya sudah terhubung di panggilan video.
"Capek hueeee," keluhnya. Dapat kulihat wajahnya memang agak lelah.
"Nyebat dulu nyebat," celetukku ngawur sembari memperhatikan laptopku.
"Kan gue kagak ngerokok, Alexandra,"
Aku tertawa. "Dulu,"
"Udah enggak,"
Ia terdiam, membuatku menoleh melihat apa yang terjadi. Aku mendapatinya sedang berkonsentrasi pada laptopnya juga.
"Ngapain sih?" tanyaku retoris. Sebenarnya aku tahu ia masih melanjutkan tugasnya yang kemarin.
"Yang kemarin," jawabnya singkat. Aku mengangguk-angguk seraya berkata oh yang sama singkatnya.
"Lo gak ngantuk apa?" tanyanya beberapa menit kemudian. Aku menatap wajahnya di layar ponsel agak lama.
"Aku?" aku menunjuk diriku sendiri. "Aku gak ngantuk, sih,"
"Duh jangan aku-kamu dong, kan aku jimayuuu,"
Kalau saja ini bukan percakapan online, dapat dipastikan aku sudah menonjok lengannya. Menyebalkan sekali.
"Paan sih?" balasku malas.
"Galak," ia pura-pura cemberut. Ia kemudian melanjutkan dengan nada tengilnya, "Yaudah, gue pake aku-kamu juga deh biar gemoy,"
"Gak usah. Geli," tanggapku. Ia semakin cemberut.
"Kamu jangan galak-galak gitu dong," ujarnya. Aku tidak membalasnya ketimbang terlalu kentara salah tingkahku.
"Kamu gak penasaran ya, Neng?" tanyanya.
"Apaan?" tanyaku balik, heran juga penasaran.
"Gimana rasanya aku-kamuan sama kamu," ucapnya membuatku curiga.
"Ealah... yowes, gimana emangnya perasaannya?" akhirnya aku bertanya, pasrah.
"Rasanya... gak ada sih,"
"Ck terus ngapain nanya?" tanyaku kesal.
Jinendra tertawa. "Becanda ayangkuuu,"
Aku menekan lambang telepon warna merah. Lagi-lagi Jinendra. Ada rasa jengkel sekaligus... senang. Entahlah, aku sendiri bingung. Tak lama, ponselku berdenting.
jinendra
:(fan
argh
diem
gak usah kirim-kirim emot sedihjinendra
kenapa sih :(fan
KEBAYANG MUKAMUjinendra
BAGUS
:(
:(
:(
:(
:(fan
diemjinendra
atau apa?
aku sayang?
maulahOke, aku menyerah. Kupencet tombol panggil dan seseorang di seberang sana dengan cepat mengangkatnya.
"Nah, gitu dong. Tapi ini bukan vidcall yang,"
"Males aku..."
Ia terkekeh. "Yaudah. Dengerin suaramu aja aku udah seneng,"
Aku lebih memilih untuk mengabaikannya. Sekali lagi, agar ia tidak menangkap kesalahtingkahanku. Dan, aku bersyukur sekarang ini kami tidak melakukan panggilan video. Karena kalau iya, aku yakin Jinendra bisa melihat wajahku memerah sampai telinga.
Cupu banget koe Fan... (cupu banget kamu Fan)
─────
notes :
selamat hari sabtuuuuuuuuu. aku suka banget hari sabtu (ga penting).
tmi, kemarin aku habis makan kimchi for the first time in forever (haha lebay). menurutku oke oke aja sih, tp kata temenku big no. kalau menurut kalian, kimchi itu enak, biasa aja, bisa ditoleransi, atau nggak enak sama sekali?
(OKE GA PENTING BNGT WKWKWKWK)
selamat beraktivitas kalian, jangan lupa pakai masker. lopyuuu
![](https://img.wattpad.com/cover/247217056-288-k891759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ii. praduga terduga
Fanfictionhanya perihal jatuh hati yang sama sekali tidak terprediksi published on jan 1, 2021