07

104 21 6
                                    

Sebuah undangan kuterima tadi pagi, dikirim dari Jakarta. Calvin Antares memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. Teman baikku itu sudah akan menikah rupanya.

Pagi tadi pula Jinendra mengirim pesan ingin mengajakku pergi ke salah satu cafe yang baru saja ia temukan ketika berjalan-jalan di Google Street View semalam. Ia.. memang agak random, maklum.

"Gak nemu aneh-aneh, 'kan, waktu jalan-jalan?" tanyaku ketika aku memakai helm.

"Aneh-aneh?" bingungnya.

"Ya... apa kek. Hantu, atau apa gitu," ujarku. Kemudian aku berkata, "lupain aja, Ji." ketika aku merasakan perkataanku tidak penting.

Ia hanya tertawa dan menyuruhku naik ke motornya. "Ayo naik naik naik,"

"Gak usah disuruh juga ini mau," cibirku.

"Mau apa?" tanyanya. Aku dapat melihat senyum jahilnya lewat kaca spion. "Jadi pacarku?"

Aku menggetok helmnya pelan. "Bisa diem gak?"

────

Jinendra dan americano. Mereka berdua memang jarang terpisah. Setiap kali aku dan dirinya melakukan video call-pun dua entitas itu tetap saja bersama. Tiap kali kutanya kenapa ia suka sekali dengan minuman itu, ia hanya menjawab,

"Biar gak ngantuk. Gak terlalu pahit juga,"

atau yang agak nyeleneh,

"Soalnya hidupku udah manis, hehe,"

Seperti saat ini, ia lagi-lagi memesan minuman itu. Aku hanya geleng-geleng kepala ketika ia menuliskan americano sebagai menu yang di pesannya.

"Kamu gak pesen kopi?" tanyanya ketika aku memesan milkshake vanila. Aku menggeleng. "Makan ya?" tanyanya lagi.

"Terserah kamu lah itu," ujarku. Ia terlihat menulis dua menu lagi. "Aku gak usah, loh," ingatku.

"Yah, telanjur yang," ucapnya seakan-akan yang ia lakukan tadi tidak disengaja.

"Split bill loh ya," pintaku, memandangi buku menu.

"Taruhan aja mau gak?" usulnya yang menuai kerutan didahiku.

"Buat nentuin split bill atau enggak?" tanyaku keheranan.

"Ya... bisa dibilang gitu,"

"Apasih?" tanyaku semakin heran.

Laki-laki di hadapanku ini terdiam, memutar-mutar pulpen milik cafe di antara jari-jarinya. Hening agak lama hingga ia bertanya, "Kamu ke Jakarta kan minggu depan?"

"Iya. Calvin, 'kan?"

Ia mengangguk. "Bobok di mana?" tanyanya. Entah bagaimana ia terlihat menggemaskan ketika bertanya seperti itu.

"Hotel. Aku gak ada keluarga di sana," jawabku.

"Loh, kan aku keluargamu, Beb," ujarnya membuatku memutar bola mata. "Keluarga di masa depanmu nanti,"

"Bodo,"

"Udah booking?" tanyanya. Aku mengangguk. "Lantai?"

"Tiga kayaknya. Kenapa emangnya? Kamu gak akan aneh-aneh kan?"

Ia tertawa. "Enggaklah," jawab Jinendra. "Ayo taruhan," ulangnya.

Aku mengedikkan bahu. "Taruhan apa dulu?"

"Pokoknya besok waktu hari-h, 'kan, kamu sama aku—"

"Lah, aku belum setuju loh?" potongku.

"Aaaa Mbaaak," rengeknya, cemberut.

Duh, aku lemah kalau ia sudah begini. "Ck ah, iya deh iya iya. Yang waras ngalah,"

"Nah gitu dong!" ucapnya dengan senyum menghiasi wajahnya. "Itu tadi pokoknya aku sama kamu. Aku jemput,"

"Taruhannya gimana sih, aku gak paham..."

"Kalau aku udah nunggu di lobby lebih dari lima belas menit, aku naik nih buat jemput kamu, artinya kamu kalah. Kalau kamu kalah, ayo jadian,"

Aku mengerjap. Jantungku...

"Oh, sama aku panggil kamu nama. Biar gak mbak atau neng mulu capek aku tuh," tambahnya. "Gimana?"

Aku sedang struggling menata perasaanku. "Kalau kamu yang kalah?"

"Emang aku bakalan kalah?" tanyanya tengil. Aku menendang sepatunya. "Sakit astaghfirullah yang,"

"Kamu kalah kalau aku udah di lobby sebelum kamu nungguin lima belas menit." ujarku. "Terus kalau kamu kalah ngapain?"

"Ya... terserah kamu..."

"Aku pikirin nanti deh,"

"Gak boleh," timpalnya, mendelik. Sial, unyu banget.

"Ck ah. Bingung nih aku," keluhku.

Lagi-lagi ia tergelak. "Split bill deh,"

"Kalau main ya aku juga harus bayar. Emang wajib," tegasku, menolak sarannya.

"Kuanter jemput tiap hari selama dua minggu?" usulnya.

Karena tak kunjung mendapatkan ide, akhirnya aku mengiyakan. "Yaudah deh. Deal,"

─────

notes :

sehabis nulis 5000an kata (retreat, kalo mau baca silakan), INI BERASA SUPER DUPER SINGKAT, woooosh selesai wkwkwk.... yaudahlah ya, terlanjur.

anyway, aku double update ya hari ini. SELAMAT AKHIR PEKAN!

oh ya, maaf kalau ada typos, kindly tell me biar aku perbaiki <3

ii. praduga terdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang