Chapter 20

2.3K 205 26
                                    

The Knight Prince

Chapter 20.

Narcissa melirik suami dan anak laki-lakinya yang sedang saling melihat tajam satu sama lain. Mereka bertiga sekarang berada di ruang kerja Lucius karena Draco tiba-tiba bilang ingin bicara dengan mereka berdua.

Lucius duduk di kursinya sementara ia dan Draco duduk di hadapannya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Narcissa akhirnya tidak tahan melihat dua pria Malfoy di hadapannya hanya menatap satu sama lain tanpa bicara padahal mereka sudah 15 menit di sini. Narcissa tahu bahwa hubungan Draco dan Lucius tidaklah buruk tapi keduanya masih tidak bisa bertindak seperti ayah dan anak keluarga normal pada umumnya

"Aku tidak mau jadi Mentri Sihir setelah periode kerja Hermione berakhir." Draco tiba-tiba berseru.

Narcissa terdiam.

"Kau sudah mengatakannya beberapa waktu yang lalu." Lucius menjawab.

"Aku hanya ingin memastikan kalau kalian tahu hal itu."

Narcissa mengangguk. "Kau sudah menentukan siapa yang akan kita pilih untuk menjadi Mentri Sihir kalau begitu?"

"Itu yang ingin aku bicarakan dengan kalian." Draco berseru lagi.

Lucius dan Narcissa menunggu.

"Aku ingin tinggal di desa terpencil dengan Hermione." Draco berseru lagi. "Aku ingin melepaskan semuanya dan hidup di tempat yang tenang tanpa harus memikirkan hal-hal rumit dan merasa aku harus menguasai dunia ini hanya karena aku seorang Malfoy."

Lucius dan Narcissa terdiam.

"Aku mungkin akan terdengar kurang ajar. Tapi kurasa bukankah kita sudah sangat berkecukupan? Kita tidak perlu menguasai segalanya dan memiiki semuanya hanya karena kita diajari seperti itu bukan? Kalian berdua juga perlu melepaskan segalanya dan berhenti memikirkan kekuasaan, harta dan hal-hal lain yang tidak penting."

"Draco." Narcissa berseru. "Kami tahu kau menyukai Miss Granger, tapi bukankah keputusanmu ini terlalu terburu-buru?"

Draco tahu kalau kedua orangtuanya pasti akan berkomentar dengan keputusannya, tapi sesungguhnya ia tidak punya keraguan sedikitpun dengan keputusannya. Ia tahu kalau jika ia ikut dengan Hermione dan menjalani hidup yang tenang dan lambat ia akan bisa melepaskan semua beban dan tekanan yang ia pikul sejak ia kecil.

Ketika kekuasaan dan harta adalah satu-satunya hal yang diajarkan kepada seseorang sejak kecil, ia pasti akan terus menginginkannya tanpa henti sampai ia menemukan sesuatu yang lain yang ia sadari jauh lebih penting dari kekuasaan dan harta.

Cinta.

Dan Draco tahu kalau ini adalah kesempatan pertama dan terakhinya.

"Aku dan ayahmu sama sekali tidak keberatan kau menjalin hubungan dengan Miss Granger, bahkan jika kau memang benar-benar 'mencintainya' maka kau bebas melakukan apapun. Tapi bukankah berkata sesuatu seperti itu tentang nilai-nilai luhur keluarga kita agak keterlaluan?" Narcissa berseru pelan, berusaha membuat Draco menyadari kalau apa yang barusan dikatakannya tidak terdengar benar.

"Kau tidak akan sampai di posisi seperti ini jika bukan karena kekuasaan dan harta keluarga Malfoy dan Black, tapi hanya karena kau 'jatuh cinta' kau tiba-tiba mau membuang segalanya." Lucius berseru dingin. Ia dan Narcissa sama-sama menekankan kata-kata mereka saat mengucapkan kata cinta.

Draco menghela nafasnya. "Aku tahu kalian berdua tidak percaya akan cinta." Draco memulai. Ia tahu persis kalau kedua orangtuanya adalah partner yang baik, mereka bahkan saling menyayangi, tapi cinta? Jangan bercanda. "Tapi mungkin di dunia ini, ada orang-orang yang cukup beruntung untuk merasakan apa yang kalian berdua tidak bisa rasakan."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Knight PrinceWhere stories live. Discover now