Osamu Know You Better [part 1]

829 94 14
                                    

[setting diambil setelah pertandingan Inarizaki melawan Karasuno]
.
.
.

"Lain kali kalau melawan mereka lagi aku akan menghancurkan serangan cepat sialan itu." Suna Rintaro memutar kedua matanya bosan, sudah puluhan kali mendengar ocehan Miya Atsumu yang bersungut-sungut tidak jelas setelah pertandingan mereka melawan Karasuno barusan.

Mereka sedang istirahat di tribun sebelum pulang. Memakan onigiri buatan sang kapten dengan tenang meski raut kekecewaan tidak mampu mereka sembunyikan dengan baik. Suna Rintaro menoleh pada Osamu yang terlihat diam saja, sama sekali tidak menimpali ucapan kembaran gilanya dari tadi.

"Samu, kau belum memakan Onigirimu. Kapten akan memarahimu kalau kau tidak makan." Suna Rintaro berbisik lirih, berusaha tidak terlihat gamblang mengkhawatirkan Miya Osamu.

Berusaha menyembunyikan kebucinan dalam dirinya

"Rin,apa cuma perasaanku aja?" Lirih Osamu tidak jelas.

"Apanya?"

Osamu tidak menjawab, dia hanya diam sambil terus melihat lurus ke arah tribun di mana tim Karasuno tengah mengistirahatkan bokong-bokong sialan mereka.

"Hey Tsumu." Osamu memanggil kembaran dengan suara agak keras.

"Ha?!" Atsumu ngegas. Mengundang lirikan heran dari yang lain. Kita Shinsuke bahkan menghentikan kunyahan pada makanannya, membuat Aran menelan onigirinya susah payah.

"Kau dari tadi terlihat marah, tapi kenapa terus-terusan memperhatikan setter Karasuno? Siapa tadi? Kageyama?"

"Ha?!!" Atsumu ngegas lagi bahkan lebih keras, Aran tersedak onigiri sedangkan Rintaro melotot tidak percaya.

"Kau juga memerah melihat Kageyama makan pisang."

Semuanya menoleh ke arah Kita Shinsuke yang dengan polosnya mengumbar aib Atsumu tanpa tedeng aling-aling.

Kalau itu bukan Kita, Rintaro yakin Atsumu sudah naik pitam lalu membentak-bentak seperti orang kesetanan.

"Shin-kun, jangan ikut-ikutan Osamu. Tidak adil tidak adil kalian semua tidak adil!"

Atsumu menjambak rambut kuningnya dengan frustasi lalu menarik kerah jersey Osamu yang tidak merubah tatapan datarnya.

"Tsumu, Kageyama melihat ke sini lho." Osamu berkata santai.

Atsumu menoleh ke arah tribun di mana kumpulan gagak-gagak Karasuno berkumpul dan menemukan Kageyama tengah memakan makanannya sambil berbicara dengan teman satu timnya.

Osamu bajingan.

"Samu!!!"

Atsumu mencubit lengan kembarannya sekuat tenaga sampai Osamu mengaduh kesakitan. Pertengkaran mereka lalu dapat dicegah oleh delikan Kita Shinsuke.

.
.
.

Osamu memperhatikan tingkah Atsumu sambil menghela napas lelah. Mereka sudah di rumah ketika mendengar bahwa Karasuno tidak sanggup melanjutkan pertandingan setelah hari kekalahan Inarizaki.

Mulai detik itu juga Atsumu seperti cacing kepanasan. Dia uring-uringan di kamar Osamu tidak jelas.

Osamu menghela napas lelah untuk kesekian kalinya.

"Tinggal telepon saja."

Atsumu terkejut mendengar penuturan saudaranya. Ia mendengus lalu tengkurap di atas kasur Osamu.

"Ibu kita di mana sih kenapa belum pulang sampai malam begini?" Atsumu berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Sini aku teleponkan kalau kau grogi."

"Hah?! Untuk apa aku grogi menelepon ibuku sendiri?"

"Aku tahu ini soal Kageyama. Sudah jangan malu, hanya ada kita."

Atusmu terdiam seribu bahasa. Pundaknya menjadi rileks, lalu napasnya berangsur-angsur berembus pelan-pelan. Atsumu sudah mulai tenang.

"Aku ingin ke Miyagi Samuuuu!" Osamu merengek mendengar penuturan saudaranya. Miyagi 'kan jauh sekali.

"Telepon dulu Kageyama, ibu tidak akan setuju kau pergi jauh kalau tidak ada tempat menginap."

"Ha?! Kau gila, aku mana bisa tidur dengan... Dengan... Aaaaargh!!!"

"Jangan kotor Tsumu dia masih anak-anak."

Atsumu semakin histeris.

.
.
.
.

"Samuuuu."

Osamu menghela napas, ia mengalihkan layar ponselnya yang tengah menunjukkan wayah Rintaro sedang mengerjakan tugas.

"Aku sedang video call dengan Rin, apa lagi?" Osamu berusaha sabar, memaklumi kegelisahan hati saudaranya.

"Aku bagaimana?"

"Telepon Kageyama bilang kau akan liburan akhir pekan ke rumahnya."

"Apa tidak apa-apa?"

"Iya."

"Benar?"

"... Iya."

"Tapi..."

"Cepat sebelum disikat yang lain." Atsumu menoleh ke arah Rintaro yang terlihat di layar ponsel saudaranya.

"Jangan gitu dong, aku sudah mencicil ngelonin Tobio waktu camp timnas masa disikat yang lain?"

Atsumu dan Rintaro terkejut sampai lupa menutup mulut mereka berdua.

.
.
.

"Aku berangkat dulu ya Samu jangan sedih. Jangan lupa makan, jaga ibu baik-baik." Osamu memutar matanya jengah.

"Sudah sana sebelum aku tendang bokong sialanmu."

Atsumu menoleh ke arah kereta yang akan membawanya pergi. Iya lalu menoleh ke arah Osamu sebelum benar-benar melangkah.

"Terima kasih, walaupun seperti bajingan tapi kau adalah orang yang paling mengerti."

Osamu mendengus.

Setelah saudaranya menghilang bersama kereta yang mulai melaju, diam-diam senyum tipis terbit di bibir Osamu.

Mau bagaimapun Atsumu selama ini, lelaki itu adalah satu-satunya saudara yang Osamu miliki. Tanpa Atsumu, rumah yang mereka tinggali bersama ibu tidak mungkin sehangat sekarang.

.

.

Atsumu menoleh ke belakang. Osamu masih berdiri di tempatnya. Diam-diam Atsumu tersenyum. Dalam hati ia mengucap terima kasih, Osamu sudah menjadi satu-satunya yang mengerti Atsumu dengan baik selama ini.

KITA [[Squel TIDAK BERHENTI - Kageyama Tobio x Miya Atsumu]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang