[1. Atsumu Wangi]
Miya Atsumu itu aroma badannya sehabis mandi dan sehabis latihan tidak jauh beda. Citrus, Kageyama ingat di kamar mandi ruangan mereka Atsumu selalu meninggalkan aroma tersebut sehabis mandi.
"Ayo ke kamar, Tobio. Mandi dulu sebelum makan malam." Atsumu berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Kageyama yang sedang asik berdiskusi dengan Korai tentang keinginan ketinggian bola yang seharusnya di oper pada lelaki berambut putih tersebut.
Kageyama berpamitan pada Korai lantas berjalan cepat menyusul Atsumu.
Ketika posisi tubuhnya berada tidak ada sepanjang lengan orang dewasa di belakang Atsumu, lagi-lagi ia mencium aroma samar citrus.
Aroma yang sama ketika Atsumu ke luar dari kamar mandi tadi pagi.
.
.
.
.
Kageyama menatap kesal botol sabun cair miliknya, bisa-bisanya berada pada posisi miring dengan keadaan tutup terbuka. Apa tadi pagi ia lupa menutupnya rapat-rapat ya? Ah, kesal sekali sudah mau mandi tapi harus ke lantai bawah membeli sabun.
Tapi bagaimana lagi kan?Dengan kesal Kageyama ke luar dari kamar mandi, menemukan Atsumu yang mengernyit pada Kageyama dengan ponsel Kageyama yang masih setia berada dalam genggaman lelaki itu.
Atsumu memang pinjam ponsel karena mau main game di ponsel kageyama.
"Loh kok sudah?"
"Tidak, aku harus beli sabun terlebih dahulu ke bawah Miya-san. Sabunku tumpah semua, mungkin tadi pagi aku lupa menutupnya rapat-rapat lalu dia terjatuh atau entah bagaimana." Kageyama menghela napas kesal.
"Sudah tinggal pakai punyaku saja kan? Tidak usah naik turun beli sabun nanti kakimu lelah lho, Tobio."
Kageyama terkejut, "Tidak usah Miya-san, nanti malah sabunmu habis. Aku sekalian mau beli minuman dingin ke bawah."
"Sudah sana mandi saja toh aku punya banyak sabun karena ibu dan saudaraku itu cerewet sekali membawakan aku banyak sekali sabun dan macam-macam, tidak usah beli apa-apa."
"Aku tidak enak kalau seperti itu, Miya-san."
Atsumu tergelak, "Cepat mandi dulu. Nanti kita diskusi lagi. Jangan sampai gara-gara Tobio, kita kehabisan daging di kafetaria lho."
Kageyama terkesiap. Benar juga, batinnya. Maka tanpa berpikir dua kali ia masuk ke dalam kamar mandi.
Malam itu menjadi malam di mana ia merasa badannya juga bau citrus, sama wanginya dengan Miya Atsumu.
.
.
.
.
[2. Atsumu keren, tapi ceroboh minta ampun]"Miya-san sudah mendingan?"
Miya Atsumu mengangguk, "Aku tidur di kasur Tobio lagi ya? Tidak kuat naik ke kasur atas." Katanya lirih. Badannya benar-benar lemas sehabis diare. Tadinya lelaki itu malu mengakui penyakitnya, tapi Kageyama memaksa.
Bisa-bisanya Atsumu diare gara-gara salah memakan roti kadaluarsa, bisa-bisanya tidak dibaca dulu hm. Dasar Atsumu, tampilannya seperti bang jago tapi tingkahnya seperti balita.
"Atau aku bisa tidur di atas kalau begitu."
"Eh, jangan dong. Aku sendirian nanti bagaimana."
Bagaimana apanya?
Kageyama membatin, hanya membatin sih. Tidak tega juga mendengar rengekan Atsumu.
"Baik aku tidur di sampaing Miya-san. Bagaimana perutnya sudah tidak sakit?"
Atsumu menggeleng, "Jangan katakan pada yang lain ya kalau sore ini aku sakit perut gara-gara roti. Ah, sialan pasti yang memasukkan roti itu Osamu."
"Osamu?"
"Iya dia saudara kembarku, tapi tentu saja masih tampan aku, Tobio. Sudah sini berbaring, sudah malam kita harus tidur."
Kageyama menempatkan diri di samping Atsumu. Ranjang di sini harusnya hanya bisa digunakan oleh satu orang, jadinya kalau digunakan berdua benar-benar pas badan tidak bisa bergerak-gerak ketika berbaring.
Kageyama tidak keberatan sih. Tidak masalah, sungguh.
"Besok ke klinik dulu ya pagi-pagi, kita latihan jam sebelas kan?"
"Iya, besok pagi-pagi aku carikan obat kalau Miya-san belum sembuh."
"Baiknya Tobio. Gemas ah, tapi jangan bilang yang lain."
"Iya janji."
"Eh, Tobio kok bau sabunnya beda? Tidak pakai sabunku ya?" Entah bagaimana Kageyama merasa ada nada tidak suka dari Atsumu.
"Aku beli tadi sore setelah latihan. Tulisannya sih aroma stroberi, aneh ya? Habisnya hanya tinggal ini yang ada di minimarket bawah."
"Tidak kok, wangi sekali. Aku suka."
Eh, bicara apa tadi?
Batin Kageyama tidak yakin.
.
.
.
.
[3. Atsumu terlalu baik]"Loh kok masih basah? Ambil handuk sana biar aku bantu keringkan rambutmu, setelah itu kita tidur. Gila sekali sih masa besok jam empat harus lari."
Kageyama mengambil handuknya lalu menyerahkan pada Atsumu, lelaki itu meraihnya lalu mulai menggosok kepala Kageyama sambil terus berceloteh.
.
.
.
.
"Loh? Paprikanya dihabiskan, Tobio. Supaya tidak mudah sakit."Kageyama mengernyit. Oh tidak, dia sedang tidak mood makan paprika.
"Kau ini sudah seperti ibunya saja, Miya." Korai menyendokkan nasi terakhir dalam piringnya. Mengunyah dengan penuh semangat daging sapi yang di masak dengan lada hitam kesukaannya.
"Diam ya kau rambut bulu, ini supaya Tobio sehat tau."
Setelahnya Kageyama memakan paprika dengan suara ribut Korai dan Atsumu di hadapannya.
.
.
.
."Tobio seperti mau flu? Astaga, ini aku ada vitamin C."
"Tidak usah Miya-san."
"Minum."
"Tapi Miya-san?"
"Tidak ada penolakan kalau demi kesehatan, Tobio."
.
.
.
.
"Tobio lelah? Aku barusan beli minuman isotonik, minum saja sebelum tidur supaya badanmu ringan. Oh, bekas mulutku sih. Tapi aku sikat gigi kok, masih wangi. Bersih juga."Kageyama tertawa rendah, "Miya-san itu baik sekali ya?"
Atsumu lalu terdiam, menatap Kageyama dalam-dalam lalu mengangguk dengan senyum tipis di bibirnya.
"Yah, tapi tidak pada semua lho." Ucapnya sambil menyerahkan minuman isotonik pada Kageyama.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA [[Squel TIDAK BERHENTI - Kageyama Tobio x Miya Atsumu]]
FanfictionHanya kumpulan cerita singkat tentang kisah romansa Kageyama Tobio yang tidak peka, menurut Atsumu dan Miya Atsumu yang sedikit-sedikit curiga, menurut Kageyama . . . . Setiap chapter bisa berhubungan atau berdiri sediri, tergantung situasi. . . . H...