Atsumu menggenggam kemudinya dengan kuat, hatinya berdenyut sakit mengetahui bahwa kekasihnya sempat dirawat di klinik tiga hari yang lalu tanpa sepengetahuannya.
"Brengsek!" Atsumu memukul kemudinya, lampu merah masih menyala padahal ia ingin segera pergi ke kediaman Hinata, menemui kekasihnya yang berada di sana.
Semuanya brengsek hari ini, dia juga brengsek dalam ceritanya sendiri.
Hinata dan kawan-kawannya yang brengsek menyembunyikan fakta bahwa kekasihnya sedang sakit. Kenapa? Kasihan karena Kageyama sering dia biarkan di rumah sendiri?
Atsumu mendengus.
Mereka tidak tahu kan apa yang Atsumu rasakan? Apa yang merubahnya menjadi seperti ini?
Yang mereka tahu dia yang salah, dia yang tega pada Kageyama.Bullshit semuanya!
.
.
.
.
.
Bokuto melerai Atsumu yang nyaris saja memukul wajah Hinata mentah-mentah begitu lelaki itu masuk ke dalam apartemen Hinata."Kau gila Tsumu!" Bokuto mencekal kedua tangan Atsumu ke belakang.
"Shoyo, kita teman tapi bukan begini caranya. Puas kau menyembunyikan Tobio? Hah?!"
Hinata diam dengan wajah pucat pasi, jika Bokuto tidak berada di sini ia yakin wajahnya sudah babak belur mendapat amukan dari rekan timnya yang juga adalah kekasih dari sahabat baiknya, Kageyama Tobio. Hinata menghela napas pelan, takut-takut menatap Atsumu.
"Atsumu-san, kau salah paham. A-aku tidak bermaksud buruk."
"Jangan banyak alasan Shoyo, dan kau Bokuto, lepaskan aku sekarang!" Urat leher Atsumu tercetak jelas sementara lelaki itu terus menerus mencoba membebaskan diri.
"Hey! Hey! Hey! Tsamu, kau kira bisa lepas dengan mudah dari cengkraman otot-otot tanganku yang hebat ini, Hey! Hey! Hey! hahahahaha."
Hinata melirik tidak percaya pada Bokuto yang masih saja bisa bergurau disaat-saat seperti ini. ckck. Lelaki itu bahkan menggigit-gigit lengan Atsumu sambil bergumam, "Rasakan gigitanku rubah kecil."
"Bokuto-san, jangan begitu. Nanti Atsumu-san semakin marah." ucap Hinata gugup. Gila nih Bokuto bisa-bisanya lho!
"Hahahaha, tidak-tidak. Aku yakin Tsumu akan lebih memilih ngelonin Kageyama yang sedang tifus daripada bertengkar dengan kita."
"Tobio Tifus?" Atsumu berhenti melawan, ia terkejut bukan main mendengar fakta bahwa kekasihnya sedang sakit tifus saat ini.
"Makannya, sana jenguk saja pacarmu di kamar Shoyo daripada kita adu otot di sini." Bokuto melepaskan Atsumu, membiarkan lelaki itu sejenak dilanda kebingungan. Ia tidak tahu pasti masalah apa yang sedang dihadapi oleh Asumu dan Kageyama, hanya saja Bokuto percaya bahwa di dalam hati mereka masing-masing tetaplah ada cinta. Dibalik sifat Atsumu yang meledak-ledak dan sok cool, ia yakin besar cinta kawannya pada Kageyama bukanlah sesuatu yang biasa.
Bokuto percaya itu.
Atsumu lalu berjalan pelan ke arah kamar Hinata, membuat si empunya kamar menghela napas lega karena gagal bonyok di tangan Atsumu.
"Hampir saja pala copot." Gumamnya. Mendengar itu, mau tidak mau Bokuto tertawa sekencang-kencangnya.
"Tenang Shoyo, selama ada aku," Bokuto menunjukkan otot lengannya, "Semuanya akan aman, Hy! Hey! Hey!" Hinata tersenyum kikuk, ia tidak bisa membayangkan jadi Akaashi.
.
.
.
.
Atsumu menghela napas berat melihat kekasihnya berbaring di tempat tidur dengan wajah pucat pasi. Ini bukan salahnya, Kageyama sakit karena lelaki itu sendiri. Atsumu duduk di tepian ranjang, menyentuh dahi kekasihnya yang terasa hangat. Tiba-tiba Kageyama membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA [[Squel TIDAK BERHENTI - Kageyama Tobio x Miya Atsumu]]
FanfictionHanya kumpulan cerita singkat tentang kisah romansa Kageyama Tobio yang tidak peka, menurut Atsumu dan Miya Atsumu yang sedikit-sedikit curiga, menurut Kageyama . . . . Setiap chapter bisa berhubungan atau berdiri sediri, tergantung situasi. . . . H...