Author POV
Semenjak hal yang dilihat Alea tadi pagi, Alea hanya melamun sambil sesekali menghela napasnya, sampai-sampai Salma menyalahkan Juniar karna menyangka Alea sedih karna diejek Juniar.
"Heh, Jun ngapain Alea sihh? Liat tuhh anak jadi cemberut gitu gara-gara diejek muluu sama Lo" Tanya Salma pada Juniar
"Mana Gue tau, orang tadi pagi juga gapapa Gue ajak gelut tuhh anak" Jawab Juniar
"Lo sihh becandanya kelewatan muluu" Kata Salma lagiSetelah itu juga Salma langsung bertanya pada Alea.
"Leaa... maaf yahh si Junaedi emang keterlaluan muluu kalau bercanda"Kata Salma berusaha menenangkan Alea
"Hah? Engga kokk gapapa jangan salahin si Juned kasian tuhh anak ga salah" Jawab Alea menjelaskan
"Terus Lo kenapa?" Tanya Salma lagi
"Gapapa lagi ga mood aja heheh"
"Kalau ada masalah cerita aja napa, ga biasanya Lo kayak ginii ahh" Kata Salma yang tahu Alea pasti sedang ada masalah
"Gapapa beneran lagi ga mood aja, Lo tumbenn cerewet gini ahh biasanya jugaa..."
Belum selesai kalimat Alea langsung dipotong oleh Salma
"Apa biasanya apaa?" Jwab Salma kesal
"Lebih cerewet sampe kuping Gue dower nihhh"
"Perasaan yang dower tuhh bibir dehh sejak kapan kuping dower Toa" Kata Salma kesal sambil mengejek Alea dengan sebutan Toa
"Iyaa juga yahh hahaha maklum otak cerdas Gue lagi konslet"
"Biasanya jugaa konslet kann? Hahaha gitu dongg jangan bad mood muluu ahh sebel Gue ngeliat manusia Toa yang biasanya gandeng tiada tara ini cuma diem diem bae kayak orang mau berakk Lo"
"Tau aja Lo, Gue emang mau berakk hahaha" Kata Alea sambil meninggalkan Salma
"Ihh sumpahh tuhh anak kagak ada malu-malunya jadi cewe ngomong mau berak Aja suaranya segede gaban, Toaa...toaa..."
Kata Salma yang tidak habis pikir dengan tingkah sahabatnya itu.Alea POV
Aku segera menuju toilet yang ada di samping tangga untuk segera melampiaskan kecewa ku karena kejadian tadi pagi, aku tidak ingin Salma mengetahui kejadian tadi pagi karna mungkin Salma akan berpikiran bahwa aku berlebihan kecewa karna hal ini, rasanya seperti aku berharap si manusia setengah kejam yang berubahh menjadi 100% kejam lagi itu untuk menerima kotak bekal makanan yang aku buat subuh-subuh itu.
Ketika aku kembali jam pelajaran terakhir di kelas sudah berakhir dan aku hanya ingin segera pulang karena mood ku rasanya hancur total. Tapi ternyata hari yang membuat mood ku hancur ini belum selesai, tiba-tiba si manusia kejam itu menghampiriku sambil berkata
"Lo ada masalah apa sih sama Gue? Ga cukup kempesin sepeda Gue sekali? Bisa gausah ganggu hidup Gue lagi?" Teriak Adrian yang sedang kesal sambil menahan amarahnya
"L-l-lo ngomong apa sih? Gue ga ngerti" Dan bodohnya hanya pertanyaan itu yang terlontar, seharusnya aku berusaha menjelaskan bukan aku yang mengempeskan ban sepedanya, aku terlalu kaget karna Adrian berteriak padaku untuk pertama kalinya dengan pandangan semua orang yang ada di kelas tertuju padaku seakan aku yang salah disini."Gausah sosoan gangerti, Gue tau Lo yang ngempesin ban sepeda Gue, gausah ganggu bisa kan Lo?" Kata Adrian sambil sedikit menekankan kalimat terkakhirnya yang tentunya membuatku sedikit ketakutan, jujur aku memang pernah mengempeskan ban sepedanya tapi itu hanya sekali tidak untuk kedua kalinya.
"Ga bukan Gue, Gue emang pernah ngempesin ban sepeda Lo itu pun waktu itu dan engga untuk kedua kalinya, seharusnya Gue yang nanya sama Lo, kenapa bekel makanan yang Gue kasih Lo buang, Lo emang gabisa yahh hargain orang sedikit pun?" Tanya ku balik dengan nada yang sedikit kesal karna aku paling tidak suka ketika dituduh melakukan suatu hal yang tidak aku lakukan
"Maling emang ga bakalan pernah ngaku dan selalu menghindar kalau ketahuan, kalau emang Lo mau cari perhatian orang gausah ganggu hidup Gue, dan kalau Lo suka sama Vino gausah pura-pura deketin Gue" Jawabnya sinis sambil meninggalkanku dan lagi semua mata tertuju padaku yang sepertinya aku memang terlihat salah disini. Dan sebentar, kata-kata terakhir nya, dia tahu dari mana kalau aku menyukai Vino. Ahh, sudahlah hancur rasanya hari ini dengan kata-kata yang menusuk dari omongan manusia kejam plus plus itu. Aku hanya ingin segera pulang, segera aku pun mengambil tas tanpa menghiraukan Salma dan Juniar yang memanggilku, aku begitu rapuh dengan kata-kata nya yang menusuk itu, rasanya sesak seperti ada sebuah pisau yang menancap di dadaku.
-----------------------------------------------------------
Mulaii ada klimaks nihh heheh
Sebenernya author sukaa minder sihh sama tulisan di Wattpad apalagi ini pertama kalinya bikin jugaa, tapii semogaa cerita ini bisaa teruss lanjut heheh doakan author supaya ga minder-an dan bisa banyak ide nulis-nulis cerita nyaa huhuhh😭
Makasihh banyakk buat kalian semua yang udah baca cerita wattpad yang ga seberapa inii author emang masih harus banyakk belajar heheh jadii maaf yahh kalau ada salah-salah penulisan, tanda baca atau apapun ituu.
Kebanyakann nulis yahh? Heheh
Pokoknya SARANGHAE 💜💜💜JANGAN LUPAA VOMENT SEMUANYAA ✨
![](https://img.wattpad.com/cover/236608428-288-k211213.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Voice
Teen FictionKemampuan ini adalah sebuah ketidakinginan yang aku dapatkan, kemampuanku ini membuatku tidak menyukai sesuatu yang hidup, aku lebih menyukai benda mati yang tidak punya hati dan pikiran. Semenjak kejadian itu terjadi kemampuan ini menguasai tubuhku...