part 6

103 72 26
                                    

Suatu hari langit cerah burung burung berkicau sembari menunjukkan ketenangan jiwa.

Pada waktu itu Aku,Eli dan Pipit kami biasa berkumpul di depan kelas sambil mengobrol dan menunggu bel masuk berbunyi.

Dari tadi Stevan tidak kelihatan biasanya dia bergabung bersama kami,namun ini ntah kemana Sifat dia pun mendadag aneh terutama kepada Defi.

Teet....teet

Jam pelajaran pertama pun berbunyi semua murid satu persatu mulai masuk ke kelasnya masing masing.

Hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan,hari dimana kita semua harus sarapan pagi dengan hitung hitungan.
mapel apakah itu?!ya...benar itu mapel Matematika.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09:00 Teet...teet...teet bel istirahat pun berbunyi,semua murid murid pun merasa girang.

Terutama Defi dan dua sahabatnya itu,mereka tidak sabar untuk makan.
Mereka bisa berkumpul di satu warung seperti biasa,namun kali ini mereka cuma 3 orang saja sedangkan Stevan dari tadi nga kelihatan.

"Stevan kemana ya,kok dari tadi tidak kelihatan apakah dia masih sakit atau dia sakit lagi Hmmmz.....".gumam Defi dalam hati seolah olah kwartir terhadap stev.

"Ehh aku duluan ke kelas dulu ya".kata Defi

"Lohk koh cepet amat nanti dululh nunggu kami selesai makan".ucap Pipit.

"Tiba tiba kepalaku pusing nih,jadi aku buru buru ingin ke kelas".kata Defi dengan pura pura

"Oowh yaudah kamu duluan aja nga papa,apakah kami harus membawamu ke UKS?".tanya Eli

"Nga usah aku tiduran dikelas aja,nanti juga sembuh".pinta Defi

Akhirnya Defi pun pergi meninggalkan dua sahabatnya itu,sesampainya didepan kelas defi melihat Stevan dari kejauhan lalu Defi menghampiri stiv.

"Stiv dari mana aja kamu,kok seharian ini tidak kelihatan dari mana kamu?".tanya Defi

"Aaku tadi ada tugas dari guru disuruh kerjakan di perpustakaan jadi aku lupa deh".jawab stev

"Yaudah aku masuk ke kelas dulu ya,pusing banget nih tugas numpuk terus".kata steven sambil pergi dari hadapan Defi

Defi pun merasa aneh dengan sifatnya,jarang jarang stiv kaya gitu.
Lalu Defi pun pergi dari tempat itu,defi duduk diteras depan kelasnya.

Tiba tiba Defi melihat Stev dari dalam pintu dengan pandangan tertuju ke arahku,seolah olah tak mau mengedipkan sedikit matanya.Hati defi sedikit nga enak denyut jantung yang berdenyut pelan raut wajah yang kebingungan,sambil melirik sedikit ke arah Stev.

"Mungkin Stev sedang menatap orang dibelakangku atau mungkin didepan ku,kan nga mungkin juga Stev diam diam memperhatikanku".Gumam Defi dalam hati.

***

Defi tidak sadar kalau sebenarnya Stev sedang memperhatikannya.

Banyak kedekatan antara laki-laki dan perempuan hanya sebatas sebagai sahabat, hal ini terjadi karena hubungan ini dikuatkan komitmen awal yang dibuat oleh sepasang sahabat tersebut untuk saling membantu. Atau memberi dukungan dan tidak dilandasi perasaan cinta atau memang diantara keduanya tidak memiliki ketertarikan untuk menjadikan sahabatnya sebagai kekasih.

"Aku sudah lama sebenarnya ingin mengungkapkan perasaan ku kepadanya, namun aku takut kalau dia juga tidak suka sama aku dan menolak ku.Tapi tidak apa apa lah, yang penting aku sudah berusaha semaksimal mungkin"Gumam Stevan dalam hati.

Setiap pagi selalu namanya yang tertera di layar ponsel stevan. Dialah orang pertama yang selalu mengucapkan selamat pagi buat stev. Awalnya Stevan acuh menanggapinya, risih mungkin karena tak pernah diperlakukan seperti itu. Stevan menyerah, stevan merasa tak enak karena dia lebih tua sedikit dari dirinya. Stevan harus lebih sopan dengannya. Lama kelamaan semakin akrab dan komunikasi semakin intens. Yaaaaa seperti yang bisa di tebak. Saling perhatian, saling cemburu, saling khawatir dan bla bla bla.. tanpa status tentunya

DEFIRA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang