Hatred

15 5 0
                                    


Hari ini Sehun bertunangan dengan Soojung di sebuah hotel bintang 5. banyak relasi bisnis Sehun dan teman-temana ayah dan Ibu yang datang. Ayah dan Ibu sibuk menemui dan ngobrol bersama koleganya. Sehun dan Soojung juga sedang mengobrol bersama dengan mereka. Aku malah menghabiskan waktuku di sudut ruangan menyibukan diri dengan meminum segelas wine dan makan cemilan yang disediakan di sini. Bagiku tidak ada satupun yang ku kenal. Sebenarnya keluargaku juga ada di sini. Tapi mereka seperti enggan berbicara denganku justru mereka sibuk mengerumuni Sehun atau Ayah. Aku sudah biasa dengan kondisi seperti ini. Setiap kali aku harus datang ke acara yang mengharuskan aku berkumpul bersama keluargaku pasti aku seperti terangsingkan. Aku sudah 28 tahun tapi tidak ada yang berubah dari diriku.

"silahkan berfoto bersama keluarga" aku mendengar seorang fotographer menyarankan agar Sehun berfoto dengan keluarganya. Aku hanya menyaksikan dari kejauhan. Rasanya aku tidak harus pergi kesana. Sampai Ibu mengalihkan perhatianya ke aku seolah memberku isyarat untuk ikut bergabung. Dengan enggan aku mendekat dan berdiri tepat di samping Sehun. Kami berempat berfoto bersama. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku berfoto keluarga seperti ini. Aku sedikit memberikan senyuman kecil ke arah camera lalu setelahnya sang fotographer mengambil foto kami.

"tolong ambil foto kami berdua" aku sedikit terkejut ketika Sehun meminta sang fotographer untuk mengambil gambarku dan Sehun. Sehun merapat ke arahku dan merangkul pundaku lalu kami berfoto bersama.

"Wah selamat Sehun. Akhirnya kau bertunangan" kata salah seorang teman Ayah yang aku tidak kenal. Sehun tersenyum pada laki-laki berusia paruh baya itu.

Aku juga melihat ayah tersenyum ke arah pria itu.

"Sehun anak pertama ya?" katanya lagi.

Ayah tampak canggung mendapati pertanyaan itu begitu pula dengan Ibu.

"tidak. Aku anak kedua. Ini kakakku" kata Sehun memperkernalkan aku yang masih berdiri di sampingnya.

"wah. Aku fikir Sehun adalah anak pertama selama ini. Aku bahkan tidak tau kalau Sehun punya seorang kakak. Habisnya setiap ada acara pertemuan tuan Park Junmyeon selalu mengajak Sehun saja." kata Pria itu seraya menatap ku dan tersenyum. Aku membals senyumanya.

"berkecimpung di dunia bisnis juga?" tanya nya. Sebelum aku sempat menjawab Ayah seolah ingin mengalihkan pembicaraan.

"tidak. Dia berbeda dengan Sehun" kata Ayah.

"jadi bekerja dimana?" tanya pria itu penasaran.

"dia memilih jalanya sendiri untuk menjadi pegawai pemerintahan saja" kata Ayah.

"wah. Bagus itu. Bekerja dimana?" tanyanya lagi.

"di kantor kejaksaan" sahut Sehun.

"wah. Aku fikir anak-anak tuan Park akan mengikuti jejak ayahnya di dunia bisnis. Ternyata hanya Sehun" kata Pria itu.

"dia memang susah di atur sejak kecil tidak pernah mendengarkan perkataan orang tua. Ayo kita bergabung bersama yang lain" kata Ayah mengajak pria itu bergabung dengan rekan bisnisnya yang lain.

Hati ku sakit. Ayah berkata seolah-olah aku anak nakal yang tidak pernah mau menurut perkataan orang tua. Padahal sedari dulu ayah tidak pernah mau perduli. Jangankan menyarankan aku terjun kedunia bisnis. Berbicara padaku saja ayah seperti enggan. Apapun yang kulakukan mana pernah ayah dan ibu perduli. Aku ijin pergi ke toilet meninggalkan Sehun dan Soojung. Dadaku sesak. Tidak ada yang tahu aku anak pertama di keluarga Park. Seolah-olah ayah menyembunyikan identitasku. Seolah-olah aku anak yang mempermalukan keluarga. Ayah dengan mudahnya berbicara seperti itu. Tidaklah dia tau perjuanganku sampai di titik ini.

JusticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang