Chanyeol's admirer

17 5 0
                                    


Aku terbangun ketika mendengar suara ponselku berbunyi. Aku membuka mataku perlahan. Kepalaku terasa berat dan pusing. Lalu aku berusaha mencari ponselku. Aku sedikit terkejut ketika melihat seseorang menelponku. Lalu dengan segera aku mengangkatnya.

"Chanyeol. Kau dimana?" tanya seseorang di sebrang telpon.

Aku masih terdiam.

"dirumah" kataku pada akhirnya.

"cepat datanglah ke kedai kopi tempat biasa kita bertemu. Aku menunggumu." katanya.

"ada apa?" tanyaku.

"kau lupa? Ini hari ulang tahunku. Aku hanya ingin mentraktirmu kopi. Ya sudah ya. Jangan terlambat aku menunggumu jam 5" kataya memutuskan sambungan telpon.

Aku meilhat jam yang ada dI ponselku yang menunjukan pukul 3.30. aku sedikit terkejut.

Aku tidur selama itu?" batinku. Lalu aku ingat bahwa aku meminum obat tidur sebanyak 5 butir.

"sial!" pekikku. Aku masih hidiup dan tidak mati. Aku masih harus merasakan penderitaan dan rasa sakit di dunia ini.

..

Setelah aku bersiap aku segera pergi. Aku tidak mendapati Ayah dan Ibuku atau adiku, Sehun. Ini hari sabtu dan mereka tidak ada dirumah itu hal biasa. Biasanya ayah akan mengajak ibu dan Sehun pergi jalan-jalan di akhir pekan atau menginap di hotel karena ada pertemuan bisnis. Aku? Mana mungkin aku pernah di ajak jalan-jalan. Duduk bersebalahan denganku saja mereka seperti tidak sudi. Lalu aku mengambil kunci mobilku dan segera pergi menuju sebuah cafe.

Aku masuk ke sebuah cafe itu dan mendapati seorang gadis tomboy tengah menungguku. Namanya Seulgi. Dia adalah temanku sejak di bangku kuliah. Satu-satunya orang yang selalu menerimaku apa adanya. Dia cukup dekat denganku. Bahkan dia tau sejarah hidupku. Terkadang aku juga menangis di hadapanya beberapa kali ketika aku seperti tidak sanggup menjalani hidup. Aku fikir ketika lulus kuliah kami akan berpisah tapi nyatanya tidak. Seulgi selalu ada untuku. Bahkan wanita ini melamarku. Iya dia melamarku untuk menikah denganya. Tapi aku tidak mau. Bukan karena aku tidak cinta atau apa. Tapi aku merasa Seulgi tidak pantas bersama lelaki sepertiku. Lelaki yang di benci keluarganya sendiri dan lelaki yang hina sepertiku.

"Pak Jaksa duduk lah" kata Seulgi menyambutku. Aku duduk di hadapanya. Lalu dia memesankan sepotong tiramisu dan segelas lemon tea untuku. Dia tahu bahwa ku tidak suka kopi. Dan dia juga tau tiramisu adalah kue kuesakaanku.

"aku yang traktir karena hari ini ulang tahunku" kata nya lagi.

"jadi bagaimana minggu ini? Aku yakin pasti sangat padat sekali. Kau banyak kasus kan akhir-akhir ini" katanya seolah tau apa saja yang kulakuakn selama 1 mingggu ini.

"aku kira kau sibuk bekerja mengurus penjahat. Ternyata kau masih sempat menguntitku" kataku. Seulgi menataku sinis.

"aku harus tau kesibukan calon suamiku"

Sebenarnya ada rasa senang ketika dia meneyebutku sebagai calon suaminya. Tapi aku tidak bisa. Aku ingin dia bersama pria yang lebih baik.

"jadi?" tanyaku.

Seulgi ini adalah seorang polisi. Ketika lulus kuliah dan semua orang sibuk mendaftar di kejaksaan atau menjadi pengacara justru ia malah ingin menjadi polisi.

"apa? Oh karena hari ini adalah hari ulang tahunku. Maka kau harus mengikuti acaraku sampai selesai" kata Seulgi.

"acara?" tanyaku bingung.

"ya. Aku sudah membuat beberapa agenda untuk kita lakukan. Sehabis makan di sini kita akan pergi menonton film. Aku sudah pesan 2 tiket" Seulgimenunjukan tiketnya padaku.

Jam telah menunjukan pukul 11 dan aku mengantar Seulgi ke rumahnya dengan mobilku.

"Chan. Besok hari minggu:" katanya. Aku menoleh padanya yang masih duduk di kursi tepat disebelahku.

"lalu?" tanyaku.

"aku ingin mengundangmu makan siang dirumahku" kata Seulgi.

Aku diam. Seulgi selalu begitu. Dia seolah tau bahwa akhir pekanku adalah hari-hari yang tidak menyenagkan. Karena di saat keluargaku pergi liburan aku justru hanya sendiri dirumah. Dan Seulgi selalu saja punya cara untuk menghabiskan weekend bersamaku.

"aku sibuk" kataku. Ini salah satu cara menolaknya. Aku hanya ingin di menjauhiku saja.

"mana ada Jaksa yang bekerja di hari minggu" kata Seulgi tidak terima.

"padahal aku sudah bilang pada ayahku untuk masak sup kerang kesukaanmu Chan. Ayahku akan memberi kerangnya besok pagi. Mana tega aku bilang kalau kau tidak jadi datang. Ayah pasti akan kecewa" lirih Seulgi.

Seenarnya mendengar itu aku merasa tidak enak. Ayahnya Seulgi, Yeonseok sejak dulu sangat baik padaku menganggap aku seperti anaknya sendiri. Bahkan sampai tau makanan kesukaanku. Yang orang tuaku saja bahkan tidak pernah tau dan tidak akan mau tau. Bahkan Ayah Yeonseok menyuruhku untuk memanggilnya ayah.

"baiklah." kataku menyerah.

"yes!" tiba-tiba Seulgi memeluku. Sebenarnya ini bukan yang pertama kali tetapi aku masih saja merasa deg-degan.

"sampai besok Chanyeol sayang. Hati-hati dijalan" kata Seulgi yang keluar dari mobil dan melambaikan tanganya ke arahku.

JusticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang