Disappointment

14 5 0
                                    


Aku perlahan membuka mataku. Ada sebuah cahaya silau. Apa aku sudah mati? Aku bahkan tidak tau jika begini suasana mati. Lalu aku meliaht seorang gadis yang aku kenal tengah duduk di sampingku seraya memgang tanganku.

"Chanyeol!" pekiknya ketika melihatku membuka mata. Di menangis. Apa mati seperti ini? Mengapa seperti masih hidup.

Dia berlari memanggil dokter. Dan aku tersadar bahwa aku asih hidup! Aku sedikit merasa kecewa. Ini sudah kali kedua aku mencoba bunuh diri dan selalu selamat. Aku kecewa!

Dokter masuk dan memeriksa keadaanku. Setelahnya ia menyuruhku beristirahat.

"kau gila. Bodoh! Kau bisa berenang kenapa tenggelam! Kau gila!" tangis Seulgi pecah dia memeluku. Aku masih diam. Sulit untuk bericara.

"aku kira kau mati Chan! Kau tidak bangun selama 2 hari." lanjutnya.

Aku memejamkan mataku. Jadi aku hanya koma? Entah aku seperti keceawa.

"ada orang yang melihatmu terjatuh dari jembatan Chan. Untungnya kau segera di selamatkan. aku takut" katanya. Aku masih diam. Jadi ada orang yang menyelamatkanku? Kenapa Tuhan? Kenapa kau membiarkan aku hidup kalau cuma ingin mneyiksaku.

..

Seulgi pulang kerumah setelah menjagaku sampai siang. Dia harus pergi bekerja. Aku duduk dan memandang keluar jendela. Keluargaku tidak ada yang tahu aku disni. Aku yakin jika mereka tahu juga tidak akan ada yang perduli. Aku menatap keluar jendela. Kenapa aku masih hidup. Aku lelah Tuhan.

"aku lelah" gumanku.

"aku sungguh lelah" kataku lagi.

Aku meneteskan air mata. Kau kembali ingat ketika Ayahku menyebutku anak haram. Bahkan ibuku tidak membelaku.

"aku sungguh.. lelah" kataku terisak. Dadaku sakit lagi. Air ataku tidak bisa berhenti. Sampai mataku melihat pisau buah yang ada diatas meja di samping tempat tidurku. Dengan fikiranku yang kalut. Aku mengambil pisau kecil itu. Aku memegangnya dengan tangan kananku. Lalu aku menggoreskanya di pergelangan kiriku dengan cepat. Sampai aku merasa perih dan darah sudah mengalir dari tanganku. Aku yakin dengan cara ini aku pasti akan pergi dengan tenang. Aku membiarkan tanganku berdarah sampai aku merasa pusing karena kehilangan banyak darah. Mataku sduah berat dan lemas.

"kakak!" samar-samar aku seperti mendengar suara Sehun. Tidak mungkin. Ini pasti hanya halusinasiku saja. Sampai aku benar-benar kehilangan kesadaranku. Aku tersenyum kecil.

"aku lelah" gumanku dan aku benar-benar tidak sadarkan diri.

..

Aku membuka mataku. Apakah ini sudah akhr dari kehidupan. Tapi lagi-lagi pemandangan yang sama seperti yang kulihat sebelumnya. Ruangan putih dan orang yang tengah menatapku. Seulgi dan ayahnya.

Apa aku masih hidup?" aku terkejut dan terbangun dari posisiku yang berbaring.

"chanyeol!" pekik Seulgi yang melihatku.

"Aku masih hidup?" tanyaku.

"Nak Chanyeol" aku mendengar ayah Yeonseok memanggil namaku.


"apa aku masih hidup?!" tanyaku lagi.

"apa aku masih hidup?!" tanyaku frustasi ketika pertanyaanku tak kunjung di jawab.

"apa aku masih hidup??! kenapa aku masih hidup. Kenapa! Kenapa! Kenapa!" teriaku sambil memukul kepalaku sendiri. Aku berteriak frustasi seperti kehilangan kesadaranku. Aku bahkan berusaha mencabut selang infus tanpa memeprdulikan lengan kiriku yang perih dan dalam keadaan terperban.

"brengsek! Kenapa aku masih hidup!" aku melihat Sehun dan dokter masuk ke dalam ruangan. Sehun berusaha memegangi ku agar aku tidak menyakiti diriku. Aku memberontak melawanya.

"brengsek kenapa aku masih hidup! Kenapa kau biarkan aku hidup!" dokter menyuntikan sesuatu kepadaku. Sampai aku merasa lemas dan seperti tidak berdaya.


Vote Please

JusticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang