"Bunda. Abang tuh capek bun ..."
Chanyeol mengeluh. Sejak pulang dari kantor pukul dua siang niatnya ingin bersantai tapi malah disuruh untuk membersihkan seisi rumah keluarganya bapak siwon.
"Capek bang?"
Bunda datang dari arah dapur dengan segala peralatan rumah yang ada ditanganya. Duduk dibangku sofa sambil mensejajarkan kakinya diatas meja. Sekejap bunda menutup mata, lelah karena aktivitas yang memang setiap harinya mereka lakukan. Tapi untuk hari ini, bunda yang kebetulan ingin merapikan gudang dan Chanyeol pulang di jam yang tepat.
"Jisoo belum pulang ya bun?"
"Tadi udah ngewatsapp bunda,"
"Apa katanya bun?"
"Nemeni Jahe latihan basket."
Chanyeol berdehem kecil. Tak ada yang dipertanyakan lagi, perlahan Chanyeol menutup matanya untuk tidur sebentar. Lelah menghabiskan dua jam membersihkan rumah.
Namun belum beberapa menit, bunda sudah mengacau mimpi Chanyeol yang ingin tidur. Bunda mengguncang-guncang tubuhnya yang membuat pria itu langsung tersadar.
"Lanjut bersih bersih. Enak aja langsung bobo."
Chanyeol mengambil napas. Mengusap gusar permukaan wajahnya. "Chanyeol capek banget bun,"
"Eleh. Baru gitu aja udah nyerah, gimana sama adekmu yang tiap hari ngebersiin rumah." kata bunda yang juga ga mau kalah.
"Ya 'kan beda bun ..."
Bunda menganggkat setengah kepalanya mendongak, melihat reaksi Chanyeol yang ingin beralasan.
"Beda apanya coba?"
Chanyeol juga ga mau kalah. Ia bangkit dari reabahannya, membenarkan posisi duduk untuk saling kontak bicara pada bunda. Masa iya, Chanyeol si laki-laki harus kalah dengan perempuan. Walaupun itu bundanya sendiri.
"Khusus wanita—"
"Apaan khusus." bunda memotong perkataan Chanyeol. Sedetik kemudian Chanyeol menatap mata bunda seperti mata kucing.
"Bunda jangan motong omongan abang dong, kan belom selesai bicara."
Dari nadanya saja Chanyeol sudah marah plus kesel. Belum sempat menyelesaian perkataan bunda yang memang sangat terbiasa suka memotong orang yang sedang berbicara.
"Yaudah coba ngomong."
"Nih ya bun, dengerin abang."
"Hem ..." dehem bunda.
"Masa pacaran dan pernikahan, ada lima perbedaan." Chanyeol menggerakan satu tanganya, silih berganti diantara kelima jarinya.
"Yang pertama. Biasanya semasa pacaran ini, setiap hubungan pasti ada karakter dan sifat yang bersembunyi. Termaksud ayah sama bunda, ya kan bun?" Chanyeol bertanya, bunda mengangguk apa yang dikatakan Chanyeol.
"Yang kedua," posisi jari mengikut. "Dimana adalah komitmen pernikahan yang lebih kuat dari pada pacaran."
Bunda terus menatap Chanyeol dengan serius, dahinya mengerut bingung maksud dari pembicaraan Chanyeol.
"Hubungan diantara keduanya?" bingung bunda bertanya.
Chanyeol mengadahkan telapak tanganya, bermaksud untuk menunggu jawaban Chanyeol.
"Sebentar bunda, ada tiga pertanyaan."
Bertingkah seperti anak kecil, bunda menghela napas melihat keimutan Chanyeol yang seperti melakukan tanya jawab yang diberikannya pada bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRANADIPTA ; jaesoo
Teen Fiction[ft. Nct] Punya pacar ketua tim basket itu ga enak. Selalu jadi incaran para perempuan di sekolah. Tapi, setiap jalan bareng setidaknya ga buat malu. Karena visualnya ngalahin IdolK-pop, blasteran surga. "Jaehyun gantengnya kek serbuk berlian, good...
