12

29 2 0
                                    

Se sampai di UKS Angga melihat Amanda yang sedang tidur.

"Kenapa harus banget gue sih yang nungguin dia?"

Beberapa menit Angga menunggunya ia sangat bosan.

"Mau sampai kapan gue disini gila."

Dan tak lama Amanda bangun langsung melihat keberadaan Angga di depan nya yang sedang main game.

"Ehem." Amanda berdehem agar Angga menoleh nya.

Angga pun menolehnya.

"Kenapa lo disini lagi?" Tanya nya heran.

Bola mata nya Angga memutar tanda malas untuk menjawabnya dan Angga memilih melanjutkan game nya.

"Iss nyebelin banget yah lo!" Kesal Amanda yang tak di gubris.

"Kira kira dia kenapa bisa disini lagi ya? Apa dia khawatir sama gue? Apa emang dia ngelakuin ini bener bener terpaksa karena Bu Fatma? Ah elah bodoamat lah kenapa gue jadi mikirin dia sih." Batin Amanda penuh tanda tanya.

Keheningan pun dimulai.

Tak lama Amanda merasakan pusing sekali di kepalanya.

"Aduh gue kenapa lagi ini? Pusing banget kepala gue, masa iya gue harus laporan sama dia sih ogah banget gue." Batin nya.

Amanda sangat gelisah, ia bingung harus ngapain.

Amanda melihat ke Angga terus ia masih fokus dengan game nya.

"Gak peka banget sih dia." Batin nya kesal.

Angga yang bosan dengan game nya pun ia akhiri dan tanpa sengaja ia memperhatikan gerak gerik nya Amanda.

Menurut Angga ada yang aneh dengan Amanda, ia terlihat sangat gelisah dan memegang kepala nya terus.

"Dia kenapa?"

"Lo kenapa?" Tanya nya.

Akhirnya Angga menanyakannya!

"Gak usah sok peduli!"

Angga mengerutkan dahinya yang saat ini ia bingung sekali dengan Amanda.

"Sakit?" Tanya nya lagi.

"Gak!"

"Lo punya penyakit tertentu ya?" Tanya Angga tiba tiba.

"Apa maksud lo?"

"Lo pingsan terus kalo berdiri lama."

"Berarti lo merhatiin gue dong?"

"Gak usah banyak tanya. Jawab aja apa yang gue tanya!"

"Gak usah kepo sama urusan orang lain."

"Bukan kepo cuma kalo beneran iyaa, kan gue bisa panggil lo dokter biar jelas."

"Kenapa dia mendadak baik gini sama gue." Batin Amanda.

"Kenapa diam?"

"Akhhh." Kepalanya Amanda semakin sakit.

"Sial kenapa makin sakit sih, gue kan gak mau terlihat lemah di depan orang lain apalagi sama dia."

"Mending lo istirahat aja." Saran Angga.

"Gak usah sok peduli sama gue."

"Terserah lo! Lo ini yang ngerasain sakit nya bukan gue." Kesal Angga dan segera keluar dari UKS.

"Bingung banget gue sama dia." Batin Amanda.

"Ma, pa kepala Amanda sakit banget, kayak nya penyakit Amanda kumat lagi deh, Amanda harus gimana? Coba ada kalian pasti Amanda akan telfon kalian buat jengukin Amanda di sekolah. Amanda kangen mama sama papa, kapan kalian pulang?"

"Amanda ingin diperhatiin sama mama papa, hidup Amanda kenapa bisa kayak gini sih, kenapa kalian harus mementingkan kerjaan dibanding anaknya sendiri? Padahal kan Amanda lebih suka kalian selalu ada buat Amanda."

"Amanda selalu merasa kesepian padahal banyak yang sayang sama Amanda selain mama papa, tapi mau gimana lagi huh kenapa gue jadi melow gini sih." Ucap Amanda sendiri yang tiba tiba sedih.

Ternyata Angga masih disekitar UKS, ia mendengar semua omongannya Amanda.

"Miris banget hidupnya." Batin Angga.

Angga menghampiri Amanda.

"Kasian banget sih lo! Gue panggilkan dokter buat lo gak usah sok nolak!"

Amanda kaget tiba tiba ada Angga.

"L..lo.. denger semuanya?"

Angga hanya mengangguk dan segera menelfon dokter.

"Gak usah panggilin dokter buat gue." Cegah Amanda.

"Kenapa?"

"Gue gak mau dikasianin. Apalagi sama lo!"

"Gak usah gengsi. Lo mau mati disini emangnya?" Tanya nya kejam.

Tiba tiba air mata nya Amanda terjatuh.

Angga kaget kenapa Amanda nangis? Apa yang salah sama ucapannya?

"Kenapa lo?" Tanya Angga.

"Kenapa lo kejam banget sih jadi orang? Kenapa juga gue harus kenal lo? Gue selalu sial ketemu lo."

"Takdir." Jawab nya singkat.

Amanda terdiam.

"Gak usah sok kuat kalo emang dasarnya lo sakit." Ucap Angga tiba tiba.

"Terserah."

"Lo sakit apa?" Tanya nya.

"Kenapa lo peduli gue?"

Angga tidak menjawab nya dan segera nelfon dokter.

Tak lama dokter nya pun datang dan segera memeriksa Amanda.

"Jangan keseringan terlalu lama berdiri ya." Ucap dokternya.

Amanda hanya mengangguk.

"Kenapa emang nya dok?" Tanya Angga penasaran.

"Kepo banget sih lo." Kesal Amanda.

"Jangan lupa di minum obat yang saya berikan."

"Makasi dok." Ucap Angga dan Amanda bersamaan.

Mereka saling lihat lihatan.

"Kenapa lo ngikutin gue?" Tanya Amanda kesal.

Dokternya mengangguk. "Baik kalau gitu saya permisi."

"Sebenarnya lo sakit apa?" Tanya Angga masih penasaran.

"Iss kepo juga ya lo ternyata."

Angga yang kesal pertanyaan nya selalu gak dijawab langsung meninggalkan UKS.

"Benar benar aneh itu orang."

Kisah Amanda & AnggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang