XV

403 59 6
                                    









Rosé menghampiri Lisa yang sengaja dia minta menunggunya setelah jam kuliahnya berakhir, mendengar cerita dari Jennie yang mengatakan bahwa orang yang akan dijodohkan dengan Jisoo tampak sangat keras kepala membuatnya merasa harus mengawasi sepupu kesayangannya itu. Berpikir tak ingin kejadian yang lalu dengan Jin kembali terulang lagi. Lisa tampak asyik bermain dengan ponselnya saat Rosé menepuk kepalanya pelan.



" Kenapa lama sekali sih kamu. Berjamur aku disini. "

" Biasa mahasiswi teladan keluar paling terakhir. "

" Teladan darimana. "

" Jalan - jalan yuks Li, sekalian cari makan. "

" Traktir ya, kalau bayar sendiri mending pulang aja deh. "

" Astaga, bukannya tante baru kirim uang ya kemarin kok minta traktir. "

" Beda cerita itu. Biar utuh uang jajanku. "

" Mau nabung buat nikah ? Biar Jisoo aja yang modal. "

" Masih lama belum kepikiran nikah muda, kuliah aja baru dimulai. "

" Ati - ati ntar Jisoo di sambar orang kalau kelamaan nunggu kamu. "

" Kalau beneran cinta mah mau berapa lama nunggu juga ngga bakal kegoda ma yang lain. Nyatanya udah sepuluh tahun pisah juga balik lagi. Cinta ngga bakal kemana, tak akan lari gunung dikejar. Biarpun dia nikah ma orang lain kalau jodohnya ma aku ya bakal balik lagi ke aku. "

" Jadi mau bekas orang ?"

" Ada jaminan yang belum nikah bukan bekas juga ?"

" Duh no comment kalau itu. "

" Udah jangan suka bilang gitu, ngga baik. Yang penting kita bisa terima dia apa adanya, dan dia juga bisa menerima kita apa adanya kita. Dibalik kekurangan kita pasti ada kelebihannya sekecil apapun itu. "

" Ya udah yuks, laper. Aku traktir sepuasnya tadi tidak lebih dari satu macam menu. "

" Sepuasnya macam apa kalau itu. "








Lisa mengikuti Rosé yang tidak merasa lelah sedikitpun masuk dari satu toko ke toko lainnya. Mungkin sudah semua toko di mall ini sudah mereka datangi. Dan parahnya Rosé hanya melihat tanpa ada niat membelinya. Lisa merasa kakinya sudah tak kuat lagi berjalan memilih duduk disebuah sofa di antara baju yang di jejerkan. Habis sudah semua tenaga dari makan siangnya tadi, pantas saja Rosé membiarkan memakan semua makanan tadi jika tahu ini balasannya dia akan makan secukupnya saja tadi.

Rosé memperlihatkan pada Lisa sebuah kaos kearah Lisa yang hanya dijawab dengan gelengan kepala olehnya. Kembali membawa sebuah gaun ke arah Lisa yang menatapnya tanpa berkedip.

" Kamu ada kencan sama Jennie kok beli gaun ?"

" Emang kalau ngga kencan ngga boleh beli ?"

" Terus mau buat apa ? Kita aja ngga pernah pergi party. "

" Hish, ya udah ngga jadi cari yang lain. "

" Capek Rosé, pulang aja yuk. "

" Nope, aku masih ada satu toko lagi. "

" Alamak. "




Rosé melanjutkan kegiatannya meninggalkan Lisa yang hanya bisa pasrah menggerutu tak jelas mengambil ponselnya menyibukkan dirinya. Saat seperti ini justru kekasihnya masih berada dalam kelas, membuatnya bertambah bosan menunggu. Setelah dua puluh menit akhirnya Rosé membeli sebuah kaos kembar yang dia berikan satu pada Lisa sebagai kaos sogokan agar Lisa tidak memasang wajah bosannya lagi. Rosé menarik Lisa masuk kedalam sebuah toko perhiasaan yang membuat Lisa merasa tertarik untuk pertama kalinya sejak pertama kali sejak mereka mulai berkeliling.

Remember Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang