Nayeon dengan susah payah membawa dirinya dan kursi rodanya masuk kearea apartment Jisoo. Dia tidak akan berhenti belum saatnya dia berhenti, dia ingin terus mempertahankan cintanya. Walau terakhir kalinya dia datang ketempat ini berakhir dengan sangat tidak baik tapi rasa cintanya pada Jisoo membuatnya membuang jauh rasa sakit itu. Nayeon merasa seseorang membantunya mendorong kursi rodanya membuatnya mendongak keatas untuk memastikan siapa yang sudah mau membantunya.
" Biar aku bantu. Kamu juga mau masuk kedalam ?"
" Iya. "
" Kebetulan aku juga, biar aku bantu. Dilantai berapa ?"
" Lantai 3. "
" Ah Kebetulan lagi kita dilantai yang sama. "
Nayeon memperhatikan gadis di belakangnya yang terus tersenyum padanya. Jarang dia menemukan orang yang akan bersedia membantunya seperti ini. Kebanyakan mereka akan sibuk dengan urusan mereka sendiri bahkan melirikpun pasti tidak.
" Nah sudah sampai. Mau aku antar ?"
" Tidak perlu. Terima kasih sudah membantu. "
Nayeon meninggalkan gadis yang masih terus memandang kearahnya tidak tapi dia juga ikut berjalan kearah yang sama dengannya. Nayeon berhenti didepan pintu apartment Jisoo dan menekan belnya dan keajaiban tidak butuh waktu lama Jisoo sudah berdiri disana membuka pintu dengan senyum diwajahnya, iya senyum diwajah Jisoo untuknya. Nayeon membalas senyum Jisoo yang langsung memasang wajah datarnya lagi.
" Ada apa lagi ?"
" Kenapa wajahmu langsung berubah lagi. "
" Hai. "
Suara di belakang Nayeon mengalihkan pandangan Jisoo yang kembali memasang senyum diwajahnya dan mencium pipi Lisa didepan Nayeon yang hanya diam tak bisa lagi menyembunyikan rasa terkejutnya.
" Oh hai, kita bertemu lagi. Jadi dia temanmu Ji ?"
" Lagi ? Kamu mengenalnya ?"
Jisoo menunjuk ke arah Nayeon yang langsung ditarik oleh Lisa dengan menggelengkan kepalanya.
" Tidak sopan. Aku baru saja bertemu dengannya tadi dibawah, kebetulan saja kami naik bersama. "
" Ah begitu. "
" Awas Ji, ayo masuk. Tidak baik hanya mengobrol di depan pintu. "
Jisoo yang akan melakukan protes kembali menutup mulutnya ketika Lisa sudah mendorong kursi roda Nayeon yang masih diam tak tahu harus berkata apalagi. Bagaimana dia tidak menyadari gadis ini adalah gadis yang sama yang kemarin dicium oleh Jisoo. Tanpa sengaja Nayeon melihat kearah jari Jisoo yang berjalan mendahuluinya, cincin ? Sejak kapan cincin itu menghias jari manis Jisoo. Tunggu ini bukan cincin yang dia bayangkan, Nayeon dengan perlahan melirik ke arah jari manis Lisa dengan tatapan kecewa Nayeon menunduk. Apakah sudah tidak ada kesempatan baginya masuk kedalam kehidupan Jisoo.
" Kamu mau minum apa ? Biar aku buatkan. "
" Apa saja tidak masalah. "
Lisa berjalan kearah dapur meninggalkan Jisoo yang masih diam berdiri memandang kearah Nayeon. Jisoo saat ini tidak mengusirnya pergi semakin menguatkan bahwa benar gadis ini adalah orang yang mengisi hati Jisoo.
" Kamu tidak mengusirku, apa dia kekasihmu ?"
" Menurutmu ?"
" Kupikir selain karena kamu sudah mencintai orang lain juga karena you're straight. "
" Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku straight. Aku hanya mengatakan aku tidak mencintaimu. Jadi apa yang kamu inginkan sekarang ?"
" Ini minumnya, ngapain kamu masih bediri disitu, sopan sedikit biarpun dia temanmu tapi jaga sopan santunmu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me ?
FanfictionApakah dia juga mengingatku ? Lisoo Ini gxg yang merasa homophobia boleh skip.... * all pics and videos credit to the owner