08.rain day

3 2 0
                                    

Budayakan follow,vote dan beri suara.

Happy reading ♥️

~~~

Dia terus tertawa sambil memainkan kapak di tangannya."kau berjanji akan merelakan jiwa mu ke kami tapi ternyata kau ingkar,dan sekarang kau harus menerima kenyataan jika kau akan bermain dengan iblis pelindungmu."

Prak

Dia menancapkan kapak tepat mengenai meja nakas dan terbelah dua."jika kau tak keluar bersiaplah melihat zea akan mati di tangan kami."

Sontak mataku terbelalak mendengar jika dia akan membuat zea mati,aku ingin menyembuhkan zea tapi aku juga gak mau terlalu jauh berurusan dengan mereka apalagi sampai ikut memuja apa yang mereka puja."pasti dia hanya bermain dengan ucapannya."batinku.

Sekali lagi dia menancapkan kapaknya tapi kali ini teriakan seseorang yang sangat aku kenali."zea.."

Rintihan kesaktian itu terus bermunculan hingga akhirnya ada sepotong tangan berdarah masuk ke bawah kolong kasur.rasanya aku ingin teriak tapi jika berteriak bisa saja aku tertangkap dia.

Celingak-celinguk itu yang aku lakukan mencari sesuatu untuk bisa menjauhkan sepotong tangan tersebut."tangan siapa ini?"

Sebelum aku menjauhkannya, sempat ada gelang terlilit di tangan dengan ukiran nama 'zea'."gak!"

Berhasil tangan itu tersingkir tak terlalu jauh tapi juga gak terlalu dekat denganku,kali ini aku mencoba melihat kembali apa dia masih berada di depan dan masih ada.

Saat saat itu sebuah kepala masuk juga ke kolong kasur membuatku berteriak histeris."aku sudah tau dimana kau sekarang keluarlah."

Bodoh.hanya itu yang aku batin karna memang tadi sangat bodoh kenapa malah berteriak dan sekarang dia tau dimana letakku.

Terlihat dari bawah kasur,dia mendekat sambil mengeret kapaknya.dekat bahkan jarak kami sangat dekat."keluar sebelum aku menancapkan kapak ini!"

Dia siap ingin menancapkan kapak tapi dengan berani aku keluar dari kolong kasur lalu berlari keluar tapi sebelum keluar yang aku lihat dia berhasil menancapkan kapaknya di kasur.

"Kesini kau jangan lari!!"

Aku terus berlari menuruni tangga tanpa melihat kebelakang,apa dia mengejar atau tetap diam di kamar?

"Akh..."ceroboh ya ceroboh dan sekarang aku malah tersungkur di lantai bawah.

Kakiku sepertinya terkilir,"ceroboh."itu bukan aku yang mengumpat melainkan dia yang menuruni anak tangga satu persatu sambil menyeret kapak di tangan kanannya sedangkan di tangan lain memengangin kepala yang tadi aku lihat.

Aku bangkit lalu dengan perlahan berjalan ke pintu utama."susah banget sih!"

Knop pintu itu bagaikan terkunci padahal tak terkunci,itu sangat susah di buka."tolong!! tolong!!"

Terus terusan menggedor pintu kuat agar ada orang dengar dan menolongku tapi sepertinya mustahil karna yang terdengar dari luar hanya angin serta suara burung gagak."siapa saja yang diluar tolong aku!!aku di dalam!!!"

Saat aku berteriak meminta tolong tiba tiba ada arwah menembus pintu tanpa mata dan keadaan basah kuyup.

'tolong Carikan mataku..... hihihi....'

Aku tersentak kaget,saat yang sama ada yang memengangin pundakku.dan ternyata itu dia yang tampak senyuman tersirat dari bibirnya."tolong jangan sakiti aku!"

"Lucu sekali kau saat ketakutan."lirihnya."mendekat lah denganku lalu aku akan memberikan rasa kenikmatan."

Aku melintir tangan dia lalu mencoba membuka jubah yang juga menutupi wajahnya tapi seketika ada yang seperti menancapkan pisau di punggungku dan itu rasanya sangat sakit.

The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang