×[ 11 ]×

316 68 54
                                    

[Name] berlari meninggalkan pematang rumput dengan perasaan bercampur aduk hingga tanpa sengaja menabrak seseorang.

"Ah gomen, aku—"

[Name] membulatkan matanya terkejut bukan main mendapati seorang pemuda berdiri di belakang gadis itu.

"O-Osamu-kun?"

Dazai tidak menjawab dan justru membantu gadis asing itu berdiri mengabaikan [Name] yang masih terpaku diam duduk berusaha mencerna apa yang sedang terjadi di hadapannya.

"Kenalananmu kah Dazai-kun?"Tanya gadis itu bingung, Dazai mengendikkan bahunya.

"Yah begitulah, dia cuma tetanggaku kok"

Deg

Lengkap sudah luka hati [Name] hari ini, gadis itu pun langsung bangkit dan melesat berlari meninggalkan Dazai sambil berurai air mata.

"Kenapa begini?!".

☁️☀️☁️

Pagi itu Chuuya benar-benar tidak ingin masuk sekolah, selain karna tidak ingin bertemu [Name] hari ini pun dada Chuuya benar-benar sakit sejak pagi buta tadi.

Bahkan Chuuya sampai harus menenggak pil obatnya lebih banyak daripada dosis seharusnya.

Setelah menenggak obatnya beberapa kali barulah Chuuya keluar kamar untuk sarapan.

"Ohayou Kaa-san"Sapa Chuuya dengan suara serak yang sontak membuat Kyouyo cemas dan langsung menyentuh kening putra semata wayangnya.

"Kamu sakit sayang?"Tanya Kyouyo lembut, Chuuya menghela nafas berusaha tersenyum walau dadanya benar-benar nyeri saat ini.

"Tidak, aku cuma kurang tidur Kaa-san"

"Wajahmu pucat sayang, sebaiknya kau istirahat saja"

Chuuya menggeleng.

"Aku baik-baik saja Kaa-san, aku cuma sakit tenggorokan kok"

Kyouyo menghela nafas, putra semata wayangnya ini memang benar-benar keras kepala jika di suruh istirahat saat sakit.

"Kau ini benar-benar seperti ayahmu astaga"

Chuuya hanya tersenyum seraya memakan sarapannya walau sebenarnya dia sama sekali tidak berselera.

Setelah menghabiskan sarapannya, Chuuya segera berangkat menuju sekolah sambil mengenakan masker.

"Osamu-kun baka!"

Baru saja kaki Chuuya menginjak halaman sekolah, pemuda bersurai senja itu sudah di suguhi pemandangan tidak mengenakan.

[Name] berbalik berniat berlari pergi namun ketika mengetahui Chuuya tidak sengaja menyaksikan pertengkaran mereka, gadis itu pun berhenti memandangi Chuuya beberapa saat namun kemudian kembali berlari meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"Kau apakan [Name] kuso Dazai?"Tanya Chuuya geram dengan suara serak di balik maskernya, Dazai hanya tersenyum misterius lalu merangkul pundak Chuuya.

Chuuya menepis tangan Dazai lalu menatap tajam sahabatnya itu.

"Jawab aku kuso!"

Dazai menghela nafas lalu menyelipkan kedua tangannya pada saku celana.

"Aku ketahuan selingkuh dan tadi dia protes soal itu"

Chuuya mendengus lalu melayangkan kepalan tangannya ke arah perut Dazai namun pemuda itu lebih dulu menangkisnya, tentu saja gerakan Chuuya terlalu lambat karna saat ini tubuh Chuuya dalam keadaan sakit.

"Bagaimana bisa"

Chuuya menatap tajam Dazai seakan ingin menguliti Dazai hidup-hidup.

"BAGAIMANA BISA KAU MEMASANG WAJAH SEPERTI ITU SETELAH APA YANG KAU LAKUKAN PADA [NAME]?!"

Dazai hanya menatap datar Chuuya lalu terkekeh.

"Jangan munafik Chibi, aku tahu kau senang kan kau ada kesempatan untuk mendekati [Name]-chan~?"

"AKU TIDAK SEBUSUK ITU SIALAN!"

Dazai hanya menepuk-nepuk pundak Chuuya lalu berlalu pergi meninggalkan Chuuya yang masih menahan kepalan tangannya agar tidak melayang kearah Dazai lagi.

Dazai menoleh sedikit kearah Chuuya.

"Ganbatte Chuu Chuu~♡".

☁️☀️☁️

Semenjak kejadian itu, hubungan mereka bertiga benar-benar hancur karna tidak ada yang berniat bertegur sapa satu sama lain.

Dan sekarang Chuuya harus menerima konsekuensi dari pernyataan perasaannya, [Name] benar-benar menjauh dari Chuuya agaknya gadis itu masih bingung dengan pernyataan cinta Chuuya.

Dazai sendiri memang sengaja membiarkan [Name] dan hanya menyapa Chuuya, sedangkan [Name] menjadi lebih banyak menghabiskan waktu sendiri.

Seperti sore itu di jam pulang sekolah.

"Chibi-chan ayo pulang bersama~!"Ajak Dazai merangkul Chuuya yang sedang sibuk mengemasi barang-barangnya, Chuuya mendengus menepis tangan Dazai.

"Berisik kau Mackerel!"

Dazai hanya tertawa, [Name] yang memandangi kedua sahabatnya itu sejak tadi hanya bisa diam lalu memutuskan untuk pulang lebih awal.

"[Name]"

Jantung [Name] berdesir, sejenak langkahnya terhenti tanpa berani melihat ke belakang.

"Hati-hati di jalan"

Gadis itu meremas ujung roknya lalu mengangguk samar sebelum akhirnya berlalu meninggalkan kedua sahabatnya, kenapa rasanya [Name] lebih berharap Chuuya tidak mengatakan hal itu melainkan menghampirinya dan menanyakan soal keadaannya seperti dulu.

Bodohnya [Name] yang tidak peka terhadap Chuuya hingga tanpa sadar membuat Chuuya sakit hati mendengar celotehnya setiap hari.

Mengingat hal itu justru membuat [Name] semakin dihantui rasa bersalah.

Rasanya memang sakit ketika [Name] mengetahui jika selama ini Dazai hanya main-main dengannya.

Tapi kenapa, kenapa rasanya sehampa ini ketika [Name] dengan bodohnya malah menjauhi Chuuya.

Dan bagian menyedihkannya adalah, kenapa Chuuya berhenti perhatian padanya?

Apakah Chuuya sudah menyerah?

Ah, harusnya memang begitu.

[Name] terlalu bajingan untuk pemuda sebaik Chuuya tapi tetap saja kenapa pikiran Chuuya kembali perhatian padanya tetap bergelayut di pikiran [Name]?

Kenapa?

Kenapa [Name] tidak bisa memutuskan Dazai saja waktu itu?

Kenapa gadis itu bertahan?

Kenapa gadis itu bertahan seperti Chuuya yang bertahan menyukainya?.

☁️⛅To Be Continue⛅☁️

Sunshine || BSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang