×[ 15 ]×

501 68 81
                                    

Dazai tersenyum-senyum senang sebelum akhirnya bersorak senang membuat Chuuya kebingungan mengira sahabatnya itu mengalami kehilangan otak.

"Kuso jangan berisik, kau ini kenapa?"Gerutu Chuuya lalu terbatuk-batuk beberapa kali, Dazai terkekeh dan memasang senyum menyebalkannya.

"[Name]-chan mengajakku bertemu lho~"

Chuuya mendengus, menciptakan embun pada masker oksigennya.

"Cih, kemarin-kemarin kau mengacuhkannya sekarang malah bersorak senang begitu dasar aneh"

"Iya juga ya, harusnya yang senang kan chibi-chan bukan aku"

"Hah? Kenapa juga aku harus senang?"

Dazai terkekeh mengacungkan jempolnya.

"Setelah ini aku putus dengan [Name]-chan~!"

"Oh kau put— hah?! Kau apa?!"

"Yare-yare apa chibi-chan juga punya masalah pendengaran setelah tinggi badan dan paru-paru?"

"Berisik! Ini tidak ada hubungannya dengan tinggi badanku kuso!"

Chuuya terbatuk-batuk setelah nyaris mengeluarkan suara satu oktaf dan dengan bajingannya Dazai malah menepuk-nepuk pelan kepala Chuuya seperti menepuk kepala anjing.

"Jangan berteriak-teriak begitu Chuuya, nanti anjing kecilku mati muda"

"Siapa yang kau panggil anjing kuso?!"

"Kamu~"

Chuuya mendecih tidak berniat melanjutkan perdebatannya karena dadanya mulai terasa nyeri hingga akhirnya Chuuya memutuskan untuk merilekskan pernafasannya.

"Baiklah, aku pergi dulu dan nanti mungkin aku akan kembali kesini dengan [Name]-chan secepatnya"

Chuuya mendengus.

"Lakukan sesukamu, aku tidak peduli".

☁️☀️☁️

Setelah menunggu sekitar setengah jam, Dazai baru sampai di pematang rumput dimana [Name] sudah menunggu sejak tadi.

"Yo [Name]-chan!"

Gadis bersurai (h/c) itu pun tersadar dari lamunannya lalu menoleh dan bangkit.

"Akhirnya datang juga"

Dazai hanya nyengir tanpa bersalah sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana seperti biasanya.

Gadis itu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya, berharap untuk kali ini keputusannya tidak salah.

"Osamu-kun, aku..."

Angin sore itu bertiup pelan mengisi keheningan diantara mereka selama beberapa saat.

"Aku ingin kita putus!"

Bukannya terlihat terkejut atau bagaimana, Dazai justru bertepuk tangan sambil tersenyum puas.

"Akhirnya kau mengatakannya [Name]-chan"

"Kenapa..."

"Gomenne, tapi sejak awal memang begini rencanaku kalau tidak seperti ini kau tidak akan pernah mengerti perasaan Chuuya kan?"

[Name] menelan ludah lalu menunduk, seperti biasa ucapan Dazai tidak pernah salah.

"Jadi sekarang kenapa kau memutuskanku?"

Sunshine || BSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang