Entah ini sudah obat keberapa yang Chuuya tenggak, tapi bukannya batuknya mereda rasanya dadanya justru semakin nyeri sampai akhirnya Chuuya terkapar di atas ranjangnya sambil tetap berusaha mengatur pernafasannya yang kacau.
Ah, sejak kapan bernafas semenyakitkan ini?
Chuuya sudah panik karna harusnya sekarang dia sudah ikut sarapan bersama Kyouyo, Chuuya takut wanita itu mengetahui keadaannya.
Ceklek
"Chuuya ap- CHUUYA?!"
Selesai sudah kalau begini, Kyouyo langsung panik mengetahui putra semata wayangnya terlihat begitu kesakitan saat bernafas.
"Chuuya! Chuuya! Kau dengar suaraku sayang? Chuuya"
Ingin rasanya Chuuya membalas panggilan Kyouyo untuk menenangkan wanita kesayangannya itu namun yang terjadi suara wanita itu justru semakin samar bersamaan dengan penglihatan Chuuya yang semakin menggelap.
Kamisama, hari ini kah?
☁️☀️☁️
Belakangan ini [Name] merasa jika hidupnya begitu kosong, hingga membuat gadis itu seperti tidak ada semangat menjalani hidup.
Oh tidak, ini bukan perihal Dazai yang masih dengan bajingannya melanjutkan semua kebiasaan buruknya yang bermain gadis.
Anehnya, kepala [Name] justru di penuhi dengan Chuuya.
Firasat mengatakan [Name] harus segera menemui Chuuya tapi di satu sisi [Name] merasa tidak berhak bertemu dengan Chuuya setelah apa yang [Name] perbuat pada Chuuya selama ini.
Gadis itu merasa sudah menjadi gadis bajingan, bagaimana bisa dia tidak menyadari semua perhatian kecil pemuda itu?
Bagaimana bisa [Name] tidak menyadari jika pemuda itu melawan egonya demi mendengar semua keluh kesahnya tentang pemuda lain yang dia suka?
Gadis itu mengacak rambutnya frustasi lalu menghela nafas berat, ya ampun dia tidak mengerti dengan jalan pikirannya sendiri.
Hari semakin sore, [Name] memutuskan untuk berusaha mengajak Dazai berbicara karna mau bagaimana pun mereka masihlah sepasang kekasih.
Yah walaupun [Name] sendiri tidak yakin pemuda itu masih menganggap hubungan mereka masih sama.
Gadis itu baru saja berbalik akan mencari Dazai dan ternyata pemuda itu sudah berada di ambang pintu kelas menuju bangkunya untuk mengemasi barang-barangnya.
Gadis itu menelan ludah, berusaha menguatkan dirinya untuk mendekati Dazai berharap suaranya tidak hilang tiba-tiba karna terlalu takut.
"Osamu-kun"
Dazai mengangkat wajah lalu mengerutkan alisnya tanda bertanya.
"A-Aku ing—"
Belum juga [Name] menuntaskan ucapannya, tiba-tiba dering ponsel Dazai mengintrupsi perbincangan mereka yang mau tidak mau membuat gadis itu kembali menahan pertanyaannya menunggu Dazai menerima panggilan itu.
Dazai terlihat serius mendengar panggilan itu, namun sesaat kemudian wajahnya berubah terkejut setengah mati membuat [Name] penasaran, apa yang membuat pemuda itu sampai memasang wajah sekaget itu.
Klik
"Osamu-kun, apa yang terjadi?"
Dazai tidak mengidahkan pertanyaan [Name] melainkan tetap fokus memasukkan barang-barangya kedalam tas dengan kasar.
"Osamu-kun?"
"Gomen [Name]-chan, tapi aku harus pergi sekarang!"
Tanpa menunggu persetujuan [Name], pemuda itu sudah melesat pergi meninggalkan gadis itu dengan segudang pertanyaan dalam kepala [Name].
Apa itu kabar buruk soal selingkuhannya?
[Name] mencengkram kuat tali tasnya lalu menggeleng kuat-kuat.
Daripada menebak begitu, [Name] lebih berfirasat jika dia harus mengejar mengikuti Dazai.
Entah kenapa, [Name] tiba-tiba merasa begitu gelisah sekali.
☁️☀️☁️
Ruang bercat putih dengan bau semerbak obat-obatan yang menusuk indra penciuman itu langsung menyambut Dazai begitu memasuki ruangan tunggu dan Dazai mendapati sesosok wanita paruh baya tengah menangis terisak di salah satu bangku ruang tunggu.
Dazai menghela nafas lalu duduk di samping wanita tersebut.
"Anne-san"
Wanita itu mengangkat wajah lalu cepat-cepat menyeka air matanya dan tersenyum.
"Nak Dazai, akhirnya kau datang! Dimana [Name]?"
"Gomennasai, [Name] sedang sibuk, dia belum bisa mampir"
"Ah souka, [Name] memang gadis yang rajin pantas jadwalnya padat"
Hening sejenak.
"Bagaimana keadaan Chuuya?"
Wanita itu menghela nafas lalu menjawab pertanyaan Dazai dan Dazai hanya bisa diam tanpa bisa berkomentar.
"Aku tidak tahu lagi jika sama Chuuya pergi, entah apalagi alasanku hidup"
Dazai meraih tangan Kyouyo lalu menggenggamnya erat, berusaha menyalurkan sedikit semangat untuk wanita ini lalu tersenyum.
"Semua akan baik-baik saja Anne-san, percayalah! Chuuya adalah anak yang kuat, dia tidak akan kalah semudah itu"
Kyouyo menghela nafas mencoba tersenyum, mempercayai ucapan Dazai barusan.
Kyouyo tahu itu bohong, tapi setidaknya Kyouyo tak punya pilihan lain selain mempercayai ucapan itu.
Bahkan Dazai sendiri tidak percaya soal ucapan itu, tapi Dazai hanya ingin yakin sahabatnya itu takkan menyerah semudah itu.
☁️⛅ To Be Continue⛅☁️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine || BSD
Fanfiction𝙸𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚒 𝚊𝚠𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚗 𝙽𝚊𝚔𝚊𝚑𝚊𝚛𝚊 𝙲𝚑𝚞𝚞𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚊𝚝𝚊𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚓𝚊𝚔𝚞 Start :09 Oktober 2020 Finish :20 November 2020 𝗕𝘂𝗻𝗴𝗼𝘂 𝗦𝘁𝗿𝗮𝘆 𝗗𝗼𝗴𝘀 © 𝗞𝗮𝗳𝗸𝗮 𝗔𝘀𝗮𝗴𝗶𝗿𝗶 ...