Chuuya menepuk-nepuk dadanya beberapa kali berharap bisa sedikit meredakan batuknya namun ternyata sia-sia, kepalanya pening tapi hari ini dia harus tetap masuk sekolah untuk mengikuti ujian sekolah.
"Kau yakin ingin masuk sekolah sayang? Batukmu mengerikan"Komentar Kyouyo cemas mengelus surai senja Chuuya lembut, Chuuya menggeleng lalu tersenyum di balik maskernya.
"Aku baik-baik saja Kaa-san, aku tidak bisa membolos karna hari ini aku ada ujian"Tolak Chuuya lalu terbatuk-batuk sambil memakai sepatunya.
"Sehari saja, kau bisa minta ujian susulan setelahnya"Bujuk Kyouyo lagi cemas, Chuuya adalah anak satu-satunya atau bisa di bilang peninggalan dari mendiang suaminya karna itu Kyoyo sangatlah menyayangi Chuuya bahkan kadang bisa di bilang berlebihan.
Chuuya menggeleng menggenggam tangan Kyouyo, berusaha menenangkan wanita kesayangannya itu bahwa semua akan baik-baik saja.
"Aku akan pulang secepatnya kalau ujianku sudah selesai, Kaa-san hanya perlu menunggu kepulanganku"Hibur Chuuya, Kyouyo menghela nafas berat lalu mengangguk.
"Berjanjilah untuk segera pulang jika kau sudah tidak kuat walau ujianmu belum selesai"
"Astaga Kaa-san, aku bukan anak umur 5 tahun lagi!"
"Sudahlah berjanji saja agar aku tenang"
Chuuya mendengus lalu mengangguk, Kyouyo tersenyum lalu mencium kening Chuuya sekilas.
"Itterashai!"
"Hm, Ittekimasu!".
☁️☀️☁️
Gadis itu mondar-mandir beberapa saat di dekat bangkunya, gadis itu terlalu bingung harus memasang wajah apa ketika bertemu Dazai nantinya.
[Name] masih mencintai pemuda itu bahkan setelah mengetahui kejadian nista itu, tapi sekarang hatinya masih sakit dan gadis itu belum siap bertemu dengan Dazai dalam ingatan yang masih segar begini.
"Ohayou [Name]-chan~!"
Panjang umur memang pemuda ini hingga semua percobaan bunuh dirinya selalu gagal, dengan takut-takut gadis itu mencoba berbalik membalas ucapan pacarnya itu tapi yang teringat malah kejadian di kelas kosong kemarin.
"O-Ohayou Osamu-kun"Sahut [Name] lirih, Dazai mengerutkan alisnya lalu kembali tersenyum tanpa dosa seperti biasa lalu menangkupkan kedua tangannya pada pipi [Name].
"Ada apa hm? Kenapa sejak kemarin sore kau tidak membalas semua pesan dan panggilanku huh?"
[Name] gugup berusaha mengalihkan pandangannya, ya ampun kenapa juga harus [Name] yang panik seperti ini? Padahal yang berselingkuh itu Dazai bukan dirinya.
Mengingat kata selingkuh itu membuat hati kecil gadis itu kembali sakit.
"A-Aku sedang sibuk"
"Hm? Sibuk? Apa yang kau lakukan?"
Sibuk menangisimu bodoh!
"B-Bukan urusanmu!"Gerutu [Name] menepis tangan Dazai lalu berbalik untuk duduk di bangkunya, Dazai terlihat terkejut lalu kembali tersenyum misterius.
Pemuda itu berjongkok di samping meja [Name] lalu menyandarkan kepalanya di meja [Name].
"Sibuk bersama Chuuya eh?"
Nafas gadis itu tertahan lalu menatap Dazai takut-takut sedangkan pemuda itu tidak terlihat cemburu hanya tersenyum penuh arti.
"Bukan begitu!"
Dazai terkekeh lalu mengacak-acak rambut [Name] gemas.
"Memangnya kenapa? Dia kan juga sahabatmu"Ucap Dazai, [Name] menatap bingung perubahan sikap Dazai hari ini.
"Lagipula"
Dazai tersenyum licik.
"Kita seri bukan~?"
[Name] membulatkan matanya, apa maksudnya dengan seri? Apa?!
Baru saja [Name] akan bertanya lagi tapi suara batuk Chuuya mengintrupsi perbincangan mereka hingga membuat atensi [Name] beralih kearah pemuda bersurai senja itu.
"Ohayou Dazai, [Name]"Sapa Chuuya sambil meletakkan tasnya, agaknya pemuda itu tidak mendengar perbincangan di antara mereka.
"Ohayou chibi~!"Sapa balik Dazai riang yang langsung mendapat jitakan dari Chuuya seperti biasa.
"Berisik kau maniak perban!"
[Name] memandangi kedua sahabatnya secara bergantian, kenapa bisa mereka terlihat biasa saja setelah kejadian kemarin? Kenapa sepertinya hanya [Name] yang panik mengingat kejadian kemarin.
"Chu-Chuuya-kun, kau sedang sakit?"Tanya [Name] sejenak setelah sibuk berdebat dengan pikirannya sendiri.
"Yah sedikit sih, tapi aku baik-baik saja"
[Name] memandangi Chuuya tidak percaya, Chuuya menghela nafas lalu menyentil kening [Name].
"Aku baik-baik saja, jangan menatapku begitu tch"Tegur Chuuya, [Name] memegangi dahinya lalu mendengus.
"Jangan mempercayai ucapannya [Name]-chan, Chuuya pasti sudah mendekati ajalnya~!"
"DAZAI!"
"OSAMU-KUN!"
Dazai tertawa melihat sahabatnya dengan kompak memekikkan namanya.
"Ya ampun Chuuya kukira hanya tinggi badanmu saja yang pendek ternyata itu berpengaruh pada umurmu juga ya?"Ucap Dazai sok dramatis dengan air mata buayanya sambil menepuk-nepuk pundak Chuuya.
"Oi! Apa maksudmu Kuso Dazai?!"
Dazai tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Chuuya dan Chuuya yang sedang sakit itu pun hanya bisa mendengus karna tubuhnya benar-benar lemas bahkan sepertinya energinya sudah habis untuk menjitak kepala Dazai tadi.
"Selera humormu memang mengerikan Osamu-kun"Cibir [Name], Dazai memasang wajah terkejutnya yang berlebihan.
"[Name]-chan jahat sekali ucapanmu"Ucap Dazai terisak dengan air mata buayanya, gadis itu mendengus mencubit kedua pipi Dazai sebal.
Chuuya yang melihat hal itu hanya tersenyum samar di balik maskernya, sepertinya gadis itu sudah baik-baik saja tanpa dirinya.
Harusnya kan memang begitu?.
☁️⛅To Be Continue⛅☁️

KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine || BSD
Fanfiction𝙸𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚒 𝚊𝚠𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚗 𝙽𝚊𝚔𝚊𝚑𝚊𝚛𝚊 𝙲𝚑𝚞𝚞𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚊𝚝𝚊𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚓𝚊𝚔𝚞 Start :09 Oktober 2020 Finish :20 November 2020 𝗕𝘂𝗻𝗴𝗼𝘂 𝗦𝘁𝗿𝗮𝘆 𝗗𝗼𝗴𝘀 © 𝗞𝗮𝗳𝗸𝗮 𝗔𝘀𝗮𝗴𝗶𝗿𝗶 ...