3. Dikejar Anjing

231 22 3
                                    

Awan jingga masih malu-malu untuk muncul dari langit, karena memang sekarang masih belum terlalu sore tapi tidak terlalu siang juga.

Setelah pulang sekolah, karena kegabutan yang mendominasi diri Kalita, dia pun berencana pergi keluar untuk merefresh pikirannya.

Kalita sudah bersiap dengan pakaian rapih, lalu dia menuruni anak tangga dan menghampiri Kevin yang sedang asik menonton televisi.

"Bang." panggil Kalita saat sudah duduk di sebelah Kevin.

"Hm." Kevin menoleh pada Kalita sebentar lalu kembali menolehkan lagi muka nya pada layar televisi.

"Temenin gue yu." pinta Kalita sambil menggoyang-goyangkan lengan Kevin.

"Males ah."

"Gak asik Lo." Kalita bangkit lalu pergi keluar sendirian.

Kalita berjalan kaki menyusuri komplek perumahannya sambil sesekali menendang batu kerikil kecil.

Kalita melihat ada kaleng soda bekas lalu dia menendang nya dengan kencang saking gabutnya.

Kleng

Kaleng itu mengenai pagar rumah orang dan terbentur sangat nyaring.

Gog gog

Kalita melotot melihat seekor anjing yang keluar dari rumah itu sambil menggonggong.

"Lah ko ada anjing nya itu rumah, duh nyamperin ke arah gue lagi, sial." Kalita kaget lalu berlari namun sang anjing malah ikut berlari mengejarnya.

"Huaaa, Mama tolongin Kalita." teriak Kalita di sepanjang jalan.

Gog gog

"Huaa... Papa, Mama, Abang, Kalita takut." teriak Kalita dengan mata berkaca-kaca.

Kalita lari dengan sekuat tenaga dan sekencang-kencang nya.

"Aduh, itu kenapa anjing nya masih ngejar sih." gerutu Kalita.

Kalita membelokan langkahnya menuju taman komplek, dia menoleh ke belakang, ternyata anjing tersebut sudah tidak mengejarnya lagi.

"Huh... Capek juga lari di kejar anjing." Kalita pun mendudukan dirinya di kursi taman. Niat nya ingin merefresh pikirannya lah ini malah dikejar anjing, sial.

"Huaa... Kalita cape." Tangis Kalita akhirnya pecah yang sedari tadi sudah dia tahan, baru kali ini dia merasakan bagaimana rasanya di kejar anjing, kaki nya terasa pegal semua di tambah dirinya yang begitu haus dan malas untuk membeli minuman.

"Hiks... Kaki Kalita pegel-pegel."

Banyak orang yang memandanginya aneh, Kalita itu kalo nangis memang gak tahu tempat, bocah banget deh.

"Kakak kenapa nangis?" Tiba-tiba ada seorang cewek yang membawa botol minum menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

Kalita mengusap air matanya, lalu menoleh ke arah cewek itu, mungkin dapat Kalita tebak dia masih SMP, karena wajahnya masih imut kinyis-kinyis gimana gitu.

"Haus." ujar Kalita dengan suara serak sehabis nangis dan masih terdengar senggukan.

"Kakak nangis karena haus? Kenapa gak beli aja di situ ada warung." ujar cewek itu sekilas terkejut.

Kalita menggeleng, lalu berkata, "Kakinya pegel, tadi abis di kejar anjing."

"Hah, haha kakak lucu deh." Cewek itu tertawa mendengar apa yang di katakan Kalita.

"Nih, minum punya aku aja." Cewek itu menyodorkan botol minun yang dia pegang.

"Beneran nih?" tanya Kalita dengan mata berbinar.

KalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang