Setelah mengantar pulang Kalita, Neron pun langsung pulang ke rumah nya.
Neron memberhentikan motornya, di lihat dari luar rumah megah ini yang setiap hari nya terlihat begitu sepi, hanya di huni oleh dua orang, Neron dan Nera --sang adik.
Orang tua mereka jarang pulang karena urusan pekerjaan, sekali nya pulang pasti ada saja perdebatan.
Neron memasuki rumah nya, dan terlihat Nera yang sedang menonton televisi.
"Belum tidur?" tanya Neron saat duduk di sebelah Nera.
Nera menoleh. "Eh abang udah pulang. Aku belum ngantuk."
Neron mengusap lembut rambut Nera, karena merasa nyaman Nera pun menyenderkan kepalanya di pundak Neron.
"Bang." panggil Nera.
"Hm."
"Aku sayang abang." ujar Nera lalu memeluk Neron dari samping.
"Abang tau." jawab Neron tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar televisi.
"Abang sayang sama aku gak?" tanya Nera.
Neron sekilas mengecup kening Nera. "Abang juga sayang Nera."
"Jangan pernah pergi ninggalin aku ya, hanya abang yang selalu ada buat aku saat ini." ujar Nera sendu.
Neron yang mendengar itu mengepalkan tangan nya dan usapan di rambut Nera terhenti.
Dia harus bisa mengontrol amarah nya di depan Nera. Hati Neron bergemuruh dan terasa sesak setiap mendengar ucapan itu keluar dari mulut Nera, dia benci kedua orang tuanya yang selalu mementingkan pekerjaan daripada kedua anaknya.
Neron pernah memergoki Nera yang sedang menatap sendu keluarga orang lain yang begitu harmonis. Dia tau Nera ingin bisa seperti itu, Neron pun sama, namun apa daya kedua orang tuanya yang selalu mementingkan pekerjaan.
Nera sadar atas perubahan dari sikap Neron, dia mendongakkan kepalanya. "Abang jangan pernah benci Ayah sama Bunda." ujar Nera, karena dia tau pasti Neron akan membenci orang tuanya.
Selalu saja begitu, pikir Neron.
Neron menghela nafas nya. "Abang usahain."
"Tidur gih, udah malem." lanjut Neron. Nera mengangguk, lalu mengecup pipi Neron sebelum pergi menuju kamarnya.
Neron sedikit terkekeh dengan tingkah adik satu-satunya itu. Lalu Neron membaringkan tubuhnya di sofa dan mengutak ngatik ponsel nya, lalu dia menelpon seseorang.
"Ada apa?" tanya sang penelpon.
Bibir Neron sedikit tersenyum setelah mendengar suaranya. "Nggak, lagi pengen nelpon aja. Ganggu ya?"
"Nggak ko, gue lagi tiduran."
"Udah mau tidur?" tanya Neron.
"Iya sih tadinya, tapi lo nelpon ya gue angkat takut nya ada apa-apa."
Neron terkekeh pelan. "Sorry deh."
"Santai aja, lo ada di mana?"
"Di rumah."
"Gue kirain lo balik lagi ke markas."
Neron memejamkan matanya. "Nggak, kasian adek gue di rumah sendirian."
"Bokap, nyokap kemana?"
Neron membuka matanya lalu menghela nafas. "Sibuk kerja."
"Oh gitu ya. Kapan-kapan kenalin gue ke adek lo dong." pintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalita
Teen Fiction[Hiatus sementara] Ini kisah tentang Kalita Delmara, cewek yang selalu bermimpi aneh dalam tidur nya. Mimpi dimana dia yang di datangi oleh seorang cowok. Di dalam mimpi, cowok itu selalu membuat Kalita nyaman berada di pelukanya, aneh nya setelah d...