10. Mimpi Terakhir

238 17 11
                                    

Bulu mata lentik itu mengerjapkan mata nya berulang kali, dengan perlahan terbuka lah manik mata kecoklataan yang begitu indah.

"Ini dimana?" gumam Kalita.

Sorot mata nya menjelajahi ke setiap sudut ruangan ini.

"Ini kamar, tapi ko bukan kamar gue ya?" monolognya.

Terdengar derap langkah kaki semakin dekat ke arah pintu, Kalita menatap was-was pintu tersebut.

Ceklek

Terbuka lah pintu tersebut menampilkan sosok cowok yang selalu di rindukannya.

Cowok itu berjalan mendekat, Kalita langsung saja melompat dari kasur ke dalam gendongan cowok itu.

Cowok itu terkekeh, lantas menangkap Kalita yang sekarang sudah berada di gendongannya.

"Kenapa hm?" tanya cowok itu sambil mengusap rambut Kalita.

"Kangen." rengek Kalita.

Cowok itu mendudukan kembali Kalita ke kasur lalu dia berjongkok di hadapannya.

Cowok itu mencubit pipi Kalita. "Gemes deh."

"Ihh, sakit tau." ujar Kalita menepis tangan cowok itu.

"hehe, sorry." ujar cowok itu mengusap pipi Kalita.

Kalita memainkan rambut cowok itu, dia menyugarkan rambut yang menutupi dahi cowok itu ke belakang, seketika tangannya terhenti saat melihat bekas luka jahitan yang tertutup rambut sebelumnya.

Dengan perlahan tangan Kalita menyentuh nya. "ini kenapa?"

Cowok itu mengangkat wajah nya dan menatap manik mata Kalita yang terlihat khawatir.

"Bekas luka." jawab cowok itu apa adanya.

"Berantem ya?" tanya Kalita dan cowok itu mengangguk.

Kalita menghembuskan nafasnya pelan. "Lain kali jangan berantem lagi, kasian badan kamu jadi luka begini."

"Siap tuan puteri." ujar cowok itu memberi hormat pada Kalita, dan Kalita terkekeh melihatnya.

"Kal aku mau pamit." ujar cowok itu menundukan kepalanya.

"Pamit? Maksudnya?" tanya Kalita bingung.

"Aku gak akan pernah datang lagi ke mimpi kamu, mungkin ini yang terakhir kalinya." ujar cowok itu menggenggam erat tangan Kalita.

"Hah, ini mimpi?" kekeh Kalita seolah tidak percaya.

"Kalo ini mimpi, bisakah aku tidak usah bangun saja untuk selamanya?" pinta Kalita.

Cowok itu langsung mendongak menatap wajah Kalita. "Kenapa?"

"Karena aku tidak mau berpisah dengan mu."

"Kalita, niat aku pamit untuk pergi dari mimpi kamu itu ada alasannya."

"Apa?!"

"Karena kita pernah bertemu di dunia nyata."

Kalita terkejut. "Hah! Kapan?!"

"Kamu tak perlu tau kapan kita bertemu, yang harus kamu ingat aku selalu ada di sekitar mu."

"Kalo mau tau aku, besok setelah pulang sekolah datang ke taman komplek dekat rumah mu." pinta cowok itu.

"Kamu akan kesana?" tanya Kalita dengan mata berbinar.

"Mungkin, kamu cari saja sendiri, aku hanya ngasih kamu clue, semoga berhasil."

Cowok itu mengecup dahi Kalita begitu lama dan Kalita pun memejamkan matanya, tak lama cowok itu menjauhkan bibirnya dari dahi Kalita.

KalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang