4. Chlaros

232 27 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di lain tempat, di malam yang dingin, di sebuah markas yang di huni oleh para pelajar SMA, sebut saja mereka geng Chlaros.

Memang bukan geng besar, hanya perkumpulan pelajar dari SMA Trijaya yang berlatar belakang dari mereka mempunyai beban hidup dan permasalahannya masing-masing.

Bisa di sebut mereka melampiaskan beban itu dengan cara bertarung, mereka bisa merasakan arti sebuah kekeluargaan saat berada di markas Chlaros, mereka menganggap Chlaros seperti keluarga kedua.

Chlaros dalam bahasa Yunani memiliki arti ikan lele, aneh memang. Namun Chlaros juga memiliki arti lain yaitu kuat dan lincah.

Jangan remehkan mereka dalam hal tawuran, geng Chlaros tak kenal dengan yang namanya kekalahan, mereka selalu menang dalam hal apa pun.

Senggol dikit bacok, satu tetes darah keluar satu nyawa jadi korban, itulah visi yang tertanam dalam Chlaros, mereka sangat melindungi satu sama lain.

Chlaros beranggotakan 50 orang siswa SMA Trijaya, mulai dari kelas X, XI, dan XII. Sekarang mereka tengah berkumpul di markas karena ada yang mengajak mereka tawuran.

"Asem banget muka lo, Napa?" tanya Roman, cowok yang berkulit hitam manis pada Oris, cowok yang mempunyai lesung pipit.

"Di tolak gue sama Fania." ujar Oris lesu.

"Anjir lo di tolak Fania, kasian amat, padahal udah deket banget sampe pernah nginepkan dia di apartemen lo!?" heboh Roman tak percaya.

"Wah parah anjirr, modelan macam Oris aja di tolak cewek apa lagi gue." celetuk Jaris yang menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Kirain akan menetap, ternyata sebatas mantap-mantap." Celetuk Vero, cowok yang sedang asik memakan cemilan.

"Kirain bakal seatap, ternyata cuma menginap." lanjut Diro, cowok yang mempunyai wajah keturunan khas Meksiko.

"Kirain akan bersatu, ternyata sebatas halu." sambung Giri sambil memainkan ponselnya.

"Anjirr mantep, gue suka lo lo pada haha." Tawa Roman menggelegar di dalam markas sambil mengacungkan kedua jempolnya, semua yang ada di dalam markas ikut tertawa menyaksikan nasib Oris.

"Bangsat lo pada, tertawa di atas penderitaan gue." dengus Oris.

Neron menggelengkan kepalanya dan terkekeh pelan menyaksikan tingkah mereka yang membully Oris.

"Sekarang jadi kan tawuran di jalan merpati." ujar Oris mengalihkan pembicaraan.

"Dih ngalihin pembicaraan lo. Pasti jadi lah, mereka gak ada kapoknya sama kita." kata Roman mulai serius.

KalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang