8. Pertemuan

223 22 7
                                    

Tawuran antara geng Chlaros dan geng Erebos telah selesai, kalian pasti tau siapa pemenangnya, Chlaros lah pastinya.

Sedari tadi Kalita tak mau melepaskan pelukannya pada Neron dan tak hentinya menangis, anak-anak Chlaros pun jadi bingung terutama Neron.

"Gimana ini?" tanya Neron pada mereka.

"Bawa aja ke markas, suruh tenangin diri dulu. Kasian dari tadi nangis mulu." ujar Roman dan yang lain pun mengangguk setuju.

"E-em, sorry lo bisa lepasin dulu gak pelukannya?" tanya Neron.

Kalita menggeleng dan malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Terus ntar lo naik ke motor gue nya gimana kalo gak di lepas pelukannya, susahkan." ujar Neron dan Kalita menggeleng lagi.

Anak-anak Chlaros semakin bingung. "Bos, lo naik taksi aja deh, ntar motor lo di bawa sama Jaris kan dia gak bawa motor." celetuk Vero.

Neron mengangguk menyetujuinya dan dia mengambil kunci motornya di dalam saku celana, lalu melemparkannya ke arah Jaris. "Oke, bawa motor gue." Jaris manangkap kuncinya dan mengangguk.

"Ya udah kita duluan, awas lho Neron jangan di apa-apain tuh anak orang." ujar Oris.

Neron memutarkan bola matanya malas. "Bacot."

Mereka pun melajukan motornya meninggalkan Neron dan Kalita berdua. Neron mengutak ngatik ponselnya untuk memesan taksi online.

"Bisa di lepas dulu nggak pelukan lo?" tanya Neron karena dia sedikit sulit bergerak.

"Gak." cicit Kalita pelan.

Neron menghela nafas nya kasar, tak lama taksi online yang dia pesan pun datang.

Neron ingin melangkah namun langkah nya terasa sulit karena dia sedang di peluk oleh Kalita dari depan, lantas tak ada cara lain dia mengangkat Kalita dan menggendong nya dari depan seperti koala.

Dengan posisi ini Kalita semakin nyaman, lalu dia menaruh kepalanya di ceruk leher Neron dan kedua kakinya melingkar di pinggang Neron.

Neron merasakan hembusan nafas hangat menerpa kulit lehernya, dia hanya pasrah saja, mau gimana lagi. Lalu Neron masuk ke dalam taksi.

"Lo duduk di kursi sebelah ya." pinta Neron, Kalita lagi-lagi menggeleng. Karena saat Neron duduk di kursi otomatis Kalita ikut duduk di pangkuannya.

Neron memejamkan matanya sebentar, dia harus sabar menghadapi cewek yang ada di pangkuannya sekarang ini.

"Mas pacar nya kenapa?" tanya sang sopir taksi.

Neron bingung harus menjawab bagaimana, dia tidak terlalu berpengalaman dalam urusan berpacaran.

"Gak papa, jalan aja Pak." ujar Neron. Sopir taksi itu mengangguk, lalu melajukan mobilnya.

Beberapa menit setelah perjalanan, mereka pun akhirnya sampai di depan markas Chlaros.

"Makasih Pak." ujar Neron saat telah menuruni taksi nya.

Kalita masih dalam gendongan Neron, sedari tadi tidak ada pergerak sedikit pun. Neron merasakan hembusan nafas yang teratur dari Kalita.

"Mungkin tidur." guman Neron, lalu dia melangkah memasuki markas.

Anak-anak Chlaros cengo saat melihat Neron memasuki markas dengan keadaan yang sedang menggendong Kalita dari depan. Seketika semuanya menjadi rusuh saat Neron berjalan mendekat.

"Bos, di apain tuh sampe tidur di gendongan begitu." celetuk Diro.

"Neron menang banyak." ujar Oris.

KalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang