7. Ralat Tragedi Pulang Sekolah

28 5 1
                                    

Jam pelajaran sudah hampir habis. Beberapa guru sudah kembali ke kantor. Ada juga guru killer yang setia mengajar, bahkan memberi kuis rutinan sebelum pulang sekolah. Walaupun ada beberapa kelas yang masih pelajaran, tetap saja semua murid berkemas-kemas secara diam-diam. Toh tinggal beberapa menit lagi bel akan berbunyi.

KRINNNGGG

bel pulang akhirnya berbunyi. Semua siswa berbondong-bondong pamit kepada guru. Diantara mereka ada yang langsung pulang, ada yang lanjut kegiatan ekstra, ada juga yang masih di sekolah tanpa tujuan yang jelas (mau pulang tapi males, di sekolah juga nggak tau mau ngapain).

Karena bingung, Hyunjin berserta delapan temannya menuju lapangan sepak bola milik sekolah yang letaknya tepat di samping gedung sekolah.

Rupanya di sana sudah ada banyak anak, termasuk anak-anak Dreamies sedang bermain sepak bola. Hyunjin dan lainnya pun ikut bergabung. Belum lama mereka bermain, tiba-tiba terdengar suara riuh knalpot di area parkiran. Fokus mereka teralihkan, mereka pun memberhentikan permainan sejenak.

"Mana yang namanya si sialan Minho, Hyunjin, Felix, Jeno, Lucas, Lia....ahhhh nggak usah gue sebutin Lo semua sialan."

Di lorong terdengar suara teriakan yang menyebutkan beberapa orang. Bukan hanya di lorong, tetapi gerombolan itu juga berpencar ke setiap sudut sekolah, termasuk kelas, kamar mandi, kantin, dan tempat-tempat lainnya. Dirasa tak menemukan yang mereka cari, mereka kembali berkumpul dan terus berjalan. Banyak anak SMA Cakra Buana yang mengikuti mereka dari belakang, takut kalau-kalau gerombolan itu membuat kekacauan, kalau iya setidaknya mereka bisa mengantisipasinya.

Langkahnya membawa mereka ke lapangan. Bertemulah dengan Minho dan yang lainnya. Seketika Minho dan pemimpin gerombolan itu langsung berhadapan. Mereka yang ada di lapangan seketika menjadi diam seribu bahasa dan di selimuti ketegangan.

"Oh jadi Lo yang tadi teriak-teriak nggak jelas?" Sindir Minho. Seketika orang-orang di sana menelan ludah.

"Gara-gara Lo Lo Lo semua, kita jadi dicap jelek sama guru, dapet hukuman, dan citra kita udah nggak baik lagi di sekolah."

"Heh Hongjoong ketua geng abal-abal, kan elo sama si Alexa ratu kampret durhaka itu yang mulai duluan! Kok Lo nyalahin kita?" Alexa meresa terpanggil. Ia hampir saja memukul Changbin kalau saja tidak dicegah oleh temannya. Seketika Jeongin membekap mulut Changbin yang lemesnya minta ampun.

"Lo jangan ngompor-ngomporin!" Bisik Jisung.

"Udah tau Hongjoong sensian. Gimana kalau tiba-tiba mereka nyerang? Bahaya kan!" Tambah Woojin juga bisik-bisik. Changbin malah menye-menye.

"Ommgggggg...!" Tiba-tiba datang lima cewek memecah keheningan. Teriak Yeji heboh, firasatnya mengatakan sesuatu akan terjadi, seperti di jalanan hari itu. "Maju Ho! Jangan takut!" Teriak Yeji lagi sambil meninju-ninju udara.

"Ayo Minho semangat!" Tambah Chaeryeong mengompori.

"Bang Changbin semangat!"

"Kok Changbin sih, Yun? Kan yang di depan Minho." Sahut Lia bingung. Yuna menggaruk kepalanya karena keceplosan.

"Heh Lo mau kemana? Bahaya nder! Di sini aja!" Chaeryeong mencegah Ryujin yang tiba-tiba ingin ke tengah lapangan. Tanpa rasa berdosa Ryujin memanyunkan bibirnya sambil menganggukkan kepalanya sok menuruti.

"Gue nggak terima, Lo semua harus dihabisin!" Tiba-tiba Hongjoong dan teman-temannya berlari ke Minho dan yang lainnya.

"Aiisshh nyusahin aja. Ayo semua maju...!!" Sahut Felix dari belakang lalu ia ikut maju.

"Ehhh jangan ke sana!""

"Stop..! Stop..!" Satu kali dua kali mereka tidak memperhatikan dan masih terus bergerak maju.

Euphoria Persekolahan | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang