1. Semuanya Berawal

81 9 3
                                    

Hari ini hari pertama Ryujin masuk ke sekolah barunya. Ia baru saja pindah dari Surabaya ke Jakarta. Dengan segenap jiwa raganya ia menyiapkan semuanya penuh semangat. Setalah menghabiskan rotinya, Ryujin berpamitan pada mamanya. Papanya saat ini masih sibuk mengurusi kepindahan mereka.

"Ma, aku berangkat dulu!"

"Loh nggak mau dianter mama aja? Ini kan hari pertama kamu sekolah di sini."

"Hari pertama masuk sekolah juga hari biasa, Ma. Bukan hari luar biasa yang harus diistimewakan." Jawab Ryujin datar.

"Dari dulu kamu nggak berubah sayang. Yaudah kalau gitu hati-hati ya!" Ryujin menyalimi dan mencium tangan ibunya. Sang ibu pun membalas dengan memberi ciuman pada kedua pipi mulus anak kesayangannya itu.

Ryujin mulai menyusuri jalanan sepi komplek rumaha dengan bmxnya. Ryujin sebenarnya kurang tahu letak sekolah barunya itu. Yang ia tahu sekolahnya itu melewati jalan utama kota. Setelahnya ia serahkan pada google maps.

Ryujin mengayuh sepedanya dengan kalang kabut.

TTIIIIIIINNNNN

Tiba-tiba ada dua mobil sport open roof lewat di samping kanan dan kiri Ryujin sambil membunyikan klaksonnya panjang. Ryujin kaget, ia kehilangan kendali. Alhasil Setangannya menjadi berkelok-kelok dan....

BRRUUOOOKK

Ryujin tersengkur ke tanah dan mengenai dua pesepeda lainnya. Kedua mobil itu berhenti agak jauh dari mereka dan tertawa puas. Ryujin tak peduli dengan dua orang yang ditabraknya. Ia langsung berdiri dan membanting sepedanya, ia menatap ngamuk orang-orang yang ada di mobil tersebut. Dengan tidak berdosanya, dua mobil itu pergi setelah puas tertawa.

💚💚💚

"Aduh gimana nih? Kita belum nemu orang yang cocok buat main sama kita." Seungmin.

"Jangan sampek dipilihin sama guru."

Bangchan dan Seungmin terus saja mengomel. Entah siapa yang mereka cari, Hyunjin dan Minho bahkan tak peduli.

Di mobil open roof lainnya ada Jisung, Changbin, Jeongin, Felix, dan Woojin yang sedang ngelucon sampai mereka nggak fokus menyetir. Membuat pengedara lain mengetini mereka. Namun mereka tak menghiraukannya.

Jisung memegang kemudi sambil mengeluarkan bahan lelucon. Mereka bahkan terus tertawa tak peduli keadaan sekitar. Woojin dari tadi sibuk menggoyang-goyangkan pundak Jisung dari kursi belakang. Mereka benar-benar tak sadar diri dengan kebut-lebutan di jalan sambil tertawa-tawa tak jelas.

Mereka biasa berangkat bareng. Kebetulan saja, rumah Woojin, Jisung, Changbin, Felix, dan Jeongin searah. Jadi sekalian saja.

"Jisung awas trotoar!" Woojin berteriak saat mobil yang dikendarai semakin menepi.

Jisung sadar dan mengganti arah padangnya ke depan. Dengan gesit Jisung mengerem mobilnya. Hampir saja mereka menabrak trotoar.

"Lo pada apaan sih, kok nggak ada yang ngingetin gue?" Jisung malah marah-marah.

"Budeg!" Woojin mencibir. Jisung dan yang lainnya hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Euphoria Persekolahan | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang