Setiap kedua benda pusaka itu berbenturan, keluar hawa panas menjalar di sekitar tempat tersebut.Orang orang yang semula cukup dekat dengan pertarungan keduanya, secara perlahan mulai menjauh.
Mereka tidak tahan dengan hawa panas yang keluar dari kedua pusaka tersebut.
" mpu siapa yang telah membuatkan keris sakti Singo ludoyo itu ?, tombakku tidak sanggup untuk mematahkannya "
Arka seta sudah tidak ingat lagi, berapa kali hantaman tombaknya telah dia lepaskan untuk mengalahkan Singo ludoyo, tapi lawannya tersebut masih bisa bertahan hingga saat ini.
" ayo Singo ludoyo, kita lanjutkan pertarungan ini, aku ingin lihat seberapa hebatnya keris kamu itu "
Sesumbar Arka seta cuma Singo ludoyo tanggapi dengan senyuman sinis, baginya tombak sambar petir milik Arka seta cuma sekedar nama yang di besar besarkan.
" tombakmu itu tidak ada apa apanya dengan kerisku ini, cuma besar nama tapi tak punya kesaktian "
Ucapan yang sudah cukup untuk memanaskan telinga Arka seta.
" mati kau kali ini...."
Dengan penuh amarah, untuk kesekian kalinya Arka seta kembali menyerang Singo ludoyo.
Tapi ada yang lain saat ini yang dilakukan oleh Singo ludoyo, jika sebelumnya dia menangkis tiap serangan Arka seta dengan kerisnya, kini dia melompat ke belakang menghindari serangannya.
Saat tubuh Singo ludoyo melayang ke udara, semua yang melihat pertarungan ini merasa heran dengan apa yang dia perbuat.
harusnya keris yang dia genggam dia arahkan pada Arka seta, tapi dia arahkan ke bawah.Pada saat kedua kakinya menginjak tanah, keris itu langsung dia tancapkan ke tanah.
Arka seta kembali mengarahkan tombaknya kearah Singo ludoyo, yang saat ini masih menancapkan kerisnya di tanah.
" apa yang Singo ludoyo lakukan ?, kenapa sepertinya dia tidak ingin menghindar dari serangan ku ? "
Semua merasa penasaran dengan apa yang Singo ludoyo lakukan, dan menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Saat ujung tombak Arka seta tinggal beberapa langkah menyentuh tubuh Singo ludoyo, terjadi hal yang sangat mengejutkan.
Arka seta merasakan ada angin yang terasa panas mendorong tubuhnya dengan kuat.
Dia terpelanting ke belakang dan jatuh ke tanah dengan cukup keras, hingga tombak yang ada dalam genggaman bisa terlepas.
" ajian apa yang dikeluarkan oleh Singo ludoyo ini, aku tidak kuasa menahannya ? "
" ayo bangkit Arka seta, kita lanjutkan pertarungan kembali "
Arka seta merasa sekujur tubuhnya terasa hancur, dan beberapa bagian tubuhnya mulai terasa sakit, tapi dia mencoba untuk bangkit kembali.
Walau tubuhnya terasa sakit, tapi dia tidak menunjukkan kesakitan dirinya di hadapan sang lawan.
" aku harus bisa bangkit kembali untuk melanjutkan pertarungan "
Sekilas Arka seta melihat wajah wajah gelisah dari orang orang yang bersamanya.
" bangun Arka seta, kita lanjutkan pertarungan "
Tantang Singo ludoyo dengan suara lantang.
Arka seta mengerahkan seluruh tenaganya untuk bisa bangkit kembali, namun tiba tiba keluar darah dari hidung dan mulutnya.
" sekarang ucapkan selamat tinggal pada teman temanmu itu Arka seta "
Melihat keris yang kini terhunus di tangan Singo ludoyo, tentu hal ini langsung memantik reaksi teman teman Arka seta.
Dalam sekejap mata, tubuh Singo ludoyo sudah melesat kearah Arka seta yang sudah tidak berdaya.
" mati kau orang Madaraka..."
Belum sampai ujung tajam keris Singo ludoyo menyentuh tubuh Arka seta, sebuah tendangan yang cukup keras menghantam rusuk sebelah kanan dirinya.
Tubuh Singo ludoyo langsung terhempas ke tanah, tapi dengan cepat dia langsung bangkit kembali.
" siapa kau ..'
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Api
Historical FictionBerlatar belakang pada masa akan terjadinya peperangan antara kerajaan Kediri dan kerajaan Jenggala. Masing masing kerajaan tersebut mencari dukungan kepada para akuwu dan Adipati di sekitaran wilayah mereka